ATHALISS [F.A]
Possessive, Comedy ++, TeenFict, Romance 16+
ฅ^•ﻌ•^ฅ━━━━━━━━━━━━━╮
https://my.w.tt/jbxeizPcQcb
https://my.w.tt/jbxeizPcQcb
━━━━━━━━━━━━━。.゚+ ⟵╯
。:゚(T R A I L E R)゚:。
"Enak aja mau kabur, kamu. Seenggaknya kasih aku konspensasi karena...
Hkk..! Aku tertawa. Menertawakan nasibku yang sangat menggelikan! Hah! Rasanya aku ingin mati saja-ah, aku ralat! Mana mungkin aku harus mati dengan begitu mudahnya. Setidaknya sampai melihat mereka menderita, aku akan tenang meninggalkan dunia ini.
Tiba-tiba rasa panas yang menggebu terasa membakar ku. Tsk! Aku sedih, aku marah, aku kecewa! Kenapa ini terjadi padaku!? Kenapa diawal aku merasa akan menemukan kebahagiaan, selalu berakhir mengecewakan!?
Aku mengerjab, merasakan sesuatu yang basah menimpa pipiku. Aku segera merabanya. Ck, aku menangis? Bodoh! Untuk apa aku menangisi mereka!?
Tapi itu tetap terasa menyesakkan. Harga diriku tercoreng! Kenapa dengan mudahnya aku percaya!? Harusnya sejak dia 'tidak ada', aku tidak perlu kembali menaruh harapan pada seseorang lagi!
Semuanya Brengsek! Gak ada yang bisa dipercaya!
"AAAARRRGGHHHHH!!"
"PACAR, TEMEN, SETAAANNNN!! Sekali dapet, dapetnya yang bangke!"
"Hkk..!"
Ya, Aku mabuk! Setidaknya aku bisa meluapkan segala emosi yang bersarang dihati. Hiks.. bangsad! Kenapa dengan mudahnya aku terlena dengan segala kepalsuannya!?
Anjay, Lebay!
Aku mengusap sesuatu yang basah dari pipinya. Aku tanpa sadar bergumam, "Apa ini? Eh, gue nangis?"
"Ya kali gue nangisin dia hiks..! Huwaaa.. gak papa dong nangis, harga diri gw diinjak, masa gak nangis hkk..!"
Eh, kok makin deres sih?! Aku sudah berusaha untuk tidak menangis tapi kenapa tidak mau berhenti hiks..! Ato jangan-jangan gegara mereka saluran air mataku bolong!?
"AAAARRG-!!"
"HUWAAAAAAAAAAA!!"
Hah?
"Eh, maaf mbak, ganggu acaranya. Tapi bisa gak, mbak jangan teriak? Anak saya kaget dengernya. Cup cup cup.."
Seorang pria setengah paru baya berusaha menenangkan anak gadis kecilnya yang ia gendong.
Apa? Apa katanya?
Seketika aku mengedarkan pandangan keseluruh arah. Dan Damn! Aku menjadi pusat perhatian dengan berbagai tatapan.
"Ah-hehe.. heh.." aku berusaha menunjukkan senyuman, tapi itu sulit! Hingga cengiran bodoh yang terlihat!
Aaaa Mama, anak mu ini memalukan hiks!
Segera aku sedikit membungkukkan badan, "Maaf, Pak. Maaf..!"
Lalu berjalan sedikit berlari aku menjauh dari tempat itu dengan kesadaran yang mulai terkumpul. Sableng hikd!
306, 306.. Kuhafalkan nomor apartemen ku itu sembari berjalan. Dan yap, itu sudah didepan mata! Senyumku terbit.
Segera aku membuka pintu dengan nomor 309 itu dengan kata sandi yang hanya aku dan dia yang tau. Tapi..
Kata Sandi Salah.
Kata Sandi Salah.
Ck!
Kata Sandi Salah.
Kata Sandi Salah.
Kata Sandi Salah.
Cukup! Kesabaran ku habis!
Sembari menggedorkan pintu itu dengan sekuat tenaga,
BRAK!! BRAK! BRAK!!
"WOYY! NGAPA NI PINTU!? DIEM-DIEM BAEE! Perasaan gak pernah gw ubah ni sandi.."
Ck! Kucoba lagi, tapi tetep saja Kata Sandi Salah!
"BANGSAD-"
Klik!
Tiba-tiba pintu nomor 309 itu terbuka sendiri dan menampakkan seseorang sebelum aku mengumpat lebih lanjut. Berusaha menjernihkan penglihatan, aku mengerjab. Nyatanya efek alkohol yang aku minum tidak hilang begitu saja.
Walau pun hanya siluet seorang lelaki yang aku lihat, aku menyalak, "Ngapain lo di apart gue!? Mana sembarangan ngubah sandi gue lagi!!"
Namun, lelaki didepannya hanya menampilkan ekspresi datar! Yassalaamm...
"Minggir gue mo masuk! Lu keluar!"
Dengan kasar aku sedikit mendorong tubuh jangkung itu hingga memberiku jalan masuk. Dan anehnya tidak ada perlawanan dari si bangsad ini!
Tapi baru 7 langkah, aku menyadari sesuatu! Kali ini aku mengucek mataku untuk melihat ruangan yang ada di sekitar yang agak 'asing'.
Rasanya jantungku dengan mulus terjun ke lambung setelah mengingat dimana aku berada. Mamaa.. tolonglah anak mu yang ceroboh ini huwaaa..!
Dia salah masuk apartemen! Mana tempat nya si ma-
Aargh! Segera aku menutup kepalaku dengan tudung hoddie dan berharap lelaki tadi tidak melihat wajahku!
Aku berbalik, "Maaf, Kak. Salah masuk apartemen. Misi ya, kak."
Berjalan sembari menunduk, aku melewati lelaki itu dan menatap senang pintu apartemen nomor 306 miliknya yang pas berhadapan dengan apartemen milik lelaki ini. Tapi..
BRAK!!
Sebelum aku sampai di pintu, pintu 309 itu menutup dengan kencangnya. Dan tangan lelaki itu masih menempel pada pintu seakan sedang mengurungku.
"Enak aja mau kabur, kamu. Seenggaknya kasih aku konspensasi karena kamu udah ganggu waktu istirahat aku."
Suara serak basah yang 'familier' terdengar jelas di samping kepalaku. Aaaakh! Kenapa aku merasa terintimidasi dengan keberadaan lelaki itu yang berada tepat di belakang ku!?
Mama, Ayah tolonggg akuuuuuuu hikd!
。:゚(Ꮳ Ꮮ Ꮜ Ꭼ)゚:。
"Dia bukan teman, bukan lawan."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.