Ch.43 (Revenge)

1K 203 235
                                    

Snape menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong. Ia tidak bisa tidur semalaman. Teriakan serta tubuh penuh darah gadisnya kembali terbayang dalam setiap pejaman matanya. Hal itu membuat kepalanya seakan ingin pecah detik itu juga.

Snape mengacak-acak rambut panjangnya kesal, lalu mulai bangkit dari tempat tidurnya. Ia menatap kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Beling beling kaca berceceran di lantai, bantalnya terlempar hingga pintu kamar, selimut serta spreinya terpisah jauh dari kasur. Tapi Snape tidak peduli banyak, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Snape menatap pantulan wajahnya melalui cermin kamar mandi. Tertera sangat jelas bila kantong matanya menghitam. Ia membilas mukanya menggunakan air yang mengalir, mungkin berendam di air panas tidak buruk.

***

Snape melangkahkan kakinya perlahan memasuki ruangan bundar milik Kepala Sekolah Hogwarts.

"Kau datang lebih awal, Severus."

Snape mendengus kecil lalu mendudukan dirinya di sofa panjang, sedangkan Dumbledore duduk di hadapannya.

"Lemon drop, Severus?"

Snape menggeleng, ia bingung. Mengapa orang tua ini selalu menawarkan permen itu sejak dahulu? Padahal sudah jelas jelas ia tidak pernah menerimanya sampai kapanpun.

"Voldemort--aku ingin kau tetap mengawasi nya. Kita tidak tahu apa rencananya sekarang, tapi kemungkinan besar dia akan mengumpulkan banyak penyihir agar mulai bersekutu dengannya."

Snape menyimak dengan baik.

"Kementrian masih tutup mata dengan kabar kembalinya Voldemort, ini bisa menjadi kabar baik baginya sekaligus kabar buruk bagi kita, Severus."

Snape terdiam mecoba berpikir.

"Sejujurnya kau melakukan tugasmu sebagai mata mata dengan baik sebelum ini. Aku tidak mengerti mengapa itu bisa terjadi, tapi Mrs. Madden benar-benar melakukan Imperius dengan baik padamu."

Rahang Snape mengeras seketika setelah mendengar nama tersebut. Rasanya ia ingin membunuh Isabeth detik itu juga.

"Mungkin cukup itu saja, aku harus menghubungi beberapa orang penyihir, meyakinkan mereka bahwa Voldemort benar-benar telah bangkit agar bersekutu dengan kita. Order of Phoenix, mungkin harus kujalankan kembali." ucap Dumbledore mulai beranjak bangun dari sofanya.

Tapi Snape sudah lebih dulu menghentikannya, "Tunggu, Albus!"

"Boleh aku meminta alamat rumah Raelyn?"

Dumbledore tersenyum kecil, tapi senyuman itu terlihat sangat aneh dalam pandangan Snape.

"Ada baiknya jika hubungan kalian terjeda untuk sesaat."

"Apa maksudmu?"

Dumbledore mendudukan dirinya kembali di sofa tadi, "Kau tidak bisa bertemu gadismu untuk sepanjang tahun ini, Severus."

Dada Snape bergemuruh, "Why?" tanya Snape agak kasar.

Dumbledore masih mempertahankan senyum bodohnya, "Miss. Dixie tidak akan kembali kesini untuk tahun kelimanya, ia akan belajar dari rumah."

Tangan Snape terkepal kencang, "Kenapa harus seperti itu, Albus!"

"Tenanglah, Anakku." balas Dumbledore hangat.

"Ini semua kulakukan untuk kebaikan kalian berdua, terutama untuk kesehatan jiwa dan raga gadismu."

Dumbledore mengambil jeda, "Dia terpuruk berat saat akhir tahun kemarin, kau tahu pasti itu karena siapa bukan?"

My HalfBlood PrinceWhere stories live. Discover now