Pulang ke Indonesia

73 3 0
                                    

Setelah dua bulan berpacaran dengan Gibran, kini tiba saatnya Kayla pulang ke Indonesia. Dia kini telah menyelesaikan kontraknya dengan perusahaan, saatnya dia menepati janji kepada Ibunya. Sebelum kepergiannya ke Quebec dia pernah berjanji bahwa setelah satu tahun dia akan menetap di Indonesia.

Beberapa kali Gibran memohon kepada Kayla untuk tetap tinggal di Quebec hanya sampai kontrak Gibran selesai dan kembali ke Indonesia bersama-sama. Namun Kayla menolak, karena dia sudah berjanji kepada Ibunya bahwa dia akan kembali dalam satu tahun. Jika harus menunggu Gibran itu artinya dia harus menunggu tiga bulan lagi. Sebenarnya dia juga merasa sedih karena harus berpisah dengan sang kekasih, namun dia harus segera kembali. Selain karena janji kepada Ibunya, tapi juga kerena dia harus menghadiri pesta pertunangan kakaknya yang akan gelar minggu depan.

Dengan berat hati Gibran mengantar kekasihnya itu ke bandara.

"Kamu hati-hati ya baby... kalau sudah mendarat langsung kabari aku! Okay?"

"Okay baby. Kamu jaga kesehatan ya, jangan lupa makan!" jawab Kayla.

"Jangan khawatir! Aku akan segera menyusulmu setelah menyelesaikan kontrakku dengan perusahaan. Selama nggak ada aku, kamu jangan lirik cowo lain ya!" kata Gibran sambil mengelus-elus kepala Kayla.

"Tergantung... kalau dia lebih tampan dan kaya darimu, mungkin aku akan meliriknya," goda Kayla sambil tersenyum nakal.

"Nooo... awas aja kamu ya!"

"Ha... ha... ha... iya, iya," saut Kayla yang kemudian memeluk Gibran.

Setelah selesai berpamitan mereka pun berpisah.

Setelah penerbangan sekitar delapan belas jam, akhirnya Kayla tiba di Jakarta. Dia sambut oleh kedua orang tua dan adik laki-lakinya yang menjemput di bandara.

"Daddy... Mommy... Kei... I miss you," ucap Kayla sambil memeluk mereka satu persatu.

"Miss you too... baby," kata Tuan Ditmar, Ayah Kayla.

"Kirain Mommy kamu lupa sama janji kamu," saut Nyonya Sarah.

"Mana mungkin aku lupa."

"Kakak oleh-oleh apa buat aku?" tanya keinan.

"Kamu ini... kita pulang aja dulu, kakak kamu pasti capek," kata Tuan Ditmar.

Mereka pun pergi meninggalkan bandara.

Sekitar satu jam kemudian mereka sudah tiba di rumah. Kayla langsung pergi ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian. Setelah selesai mandi, Ibunya menghampirinya ke kamar.

"Kay... makan malam dulu! Kamu pasti lapar kan?" kata Nyonya Sarah.

"Iya Mom," jawab Kayla sambil berjalan mengikuti Ibunya ke meja makan.

Mereka semua sudah duduk kursi, di atas meja sudah tersaji bermacam-macam makanan untuk menyambut Kayla.

"Wah... banyak banget makanannya?" tanya Kayla.

"Iya dong... Mommy sengaja minta mba Ijah masak makanan kesukaan kamu."

"Makasih Mom... kalau gitu aku akan habiskan semua."

"Perut kakak akan meledak kalau memakan semuanya ha... ha... ha," kata Keinan dengan nada meledek.

Kayla balas meledek adiknya dengan menjulurkan lidahnya.

"Sudah! Ayo makan!" kata Tuan Ditmar.

Mereka pun menyantap makan malam yang sudah di sediakan.

"Oh iya kakak kemana Mom? Kenapa aku tak melihatnya dari tadi?" tanya Kayla yang baru menyadari ketidak hadiran Kania.

"Kakak kamu di Bali."

"Lho bukankah pertunangannya akhir pekan ini? Bukankah masih ada waktu beberapa hari lagi?"

"Benar. Tapi kakak kamu, Kania ingin mempersiapkan semua acaranya sendiri. Meski sudah ada Event Organizer, tetap saja dia ingin ambil bagian. Tahu sendiri Kakak kamu itu orangnya perfeksionis banget."

"Hmm... memang ya kakak itu dari dulu nggak berubah."

"Ya sudah... kamu istirahat sana! Kamu pasti lelah."

"Iya Mom." jawab kayla.

Kayla beranjak dari kursi, menghampiri Ayahnya.

"Good night Dad," ucapnya sambil mencium pipi Ayahnya.

"Good night sweetheart," jawab Ayahnya, balas mencium pipi Kayla.

Setelah itu dia menghampiri Ibunya, melakukan hal yang sama yaitu menciium pipi Ibunya dan mengucapkan selamat malam.

"Good night baby, Have a sweet dream."

Setelah itu Kayla menghampiri Keinan.

"You too baby... good night," kata Kayla sambil mengelus rambut adiknya lalu mencium keningnya.

"Good night... love you!" jawab Keinan.

Kayla pun kembali ke kamarnya. Saat baru memasuki kamar tiba-tiba ponselnya berdering. Tertera di layar, panggilan video dari Kania.

"Hai," kata Kayla

"Hai... my baby... sorry, aku nggak bisa ikut jemput kamu ke bandara."

"Nggak apa-apa. Bagaimana persiapan pertunangan kakak?"

"Semuanya lancar, sudah hampir selesai."

"Syukurlah... aku sudah nggak sabar ketemu calon kakak ipar. Kakak sih pelit banget, cuma pengen liat fotonya aja nggak boleh."

"Kan biar surprise, kalau kamu liat fotonya dulu kan jadi nggak surprise lagi."

"Huh! meyebalkan. Bahkan semua orang di rumah ini nggak ada yang mau kasih liat."

"Tentu saja aku larang mereka ha... ha... ha. Ya sudah kamu pasti capek kan? Istirahatlah! Bye baby!"

"Iya... bye Kak."

Panggilan berakhir.

"Oh iya... aku lupa kasih kabar ke Gibran."

Kayla terlihat mengetik pesan lalu mengirimnya ke Gibran.

Kayla meletakkan ponselnya di atas meja. Lalu dia berbaring di atas ranjang dan tidur.

~ Bersambung ~







Kisah TerlarangDove le storie prendono vita. Scoprilo ora