12# "Don't You Dare, She's Mine!"

842 135 43
                                    

"Tapi, apa tidak apa-apa meminjamkan jubahmu seperti ini?" tanya Jean ketika Draco mengantarnya sampai ke pintu keluar kamar rawat inap Hospital Wings.

"Aku punya banyak jubah, tidak mungkin bagi seorang pewaris keluarga Malfoy sepertiku hanya punya satu jubah sekolah. Kau terlalu banyak bergaul dengan Weasley, ya." Draco menjawab dengan nada sombongnya. Demi janggut Salazar, Draco sama sekali tidak berniat untuk menyombongkan diri! Namun kalimat itu keluar begitu saja dari bibirnya?! Ah, bakat orang kayanya ini memang terkadang suka menyusahkannya, apalagi ketika berbicara dengan gadis Smith ini.

"Licin sekali bibirmu ini kalau sudah menjelek-jelekkan orang lain. Tidak semua orang akan selalu berada di atas, Draco." nasihat Jean. Draco mendecih, "Ya tapi butuh waktu dan usaha yang besar kalau seseorang ingin menjatuhkan keluarga Malfoy."

"Berdebat denganmu tidak akan ada habisnya. Terimakasih atas jubahmu, aku akan mengembalikannya dalam keadaan bersih." Jean memasang jubah itu dibadannya. Kebetulan, hari ini ia hanya memakai kemeja putih dan rok abu-abunya, serta dasi Gryffindor. Jadi, untuk menahan udara malam yang cukup dingin, baju seragam yang ia kenakan saat ini tidak cukup untuk membantunya.

"Tidak usah kau kembalikan. Sudah kubilang, aku punya banyak." tolak Draco mentah-mentah.

"Hei, mana bisa begitu. Intinya akan ku kembalikan saat kelas Professor Snape nanti. Okay, sampai jumpa! Cepat sembuh!" Jean tersenyum lebar lalu melambaikan tangannya. Draco menatap Jean yang semakin lama semakin menjauh, lalu laki-laki itu kembali ke ranjangnya untuk berbaring.

Tidak selalu berada di atas, ya?

🐍🐍🐍

"Jean, hey." panggil Hermione sambil berjalan ke arah kasur Jean. Jean menoleh, "Ya, Mione?"

"Kau marah kepadaku?" tanya Hermione. Jean menggeleng, "Tidak. Untuk apa aku marah kepadamu, Mione?"

Hermione menunduk, "Syukurlah. Kupikir kau marah kepadaku."

Jean tertawa kecil, "Hal itu tidak akan terjadi jika kau tidak memicu kekesalan pada diriku, Mione."

"... Jean, aku ingin meminta maaf atas nama Ron dan Harry. Kau tahu, mereka hanya cemburu karena belakangan ini mereka merasa kau direbut oleh Malfoy. Yah, perasaan semacam itu. Mereka tidak berniat menyinggungmu kemarin. Aku tahu itu sangat kelewatan, tapi tolong maafkan mereka, ya? Mereka benar-benar menyesal akan hal itu." Hermione menggenggam tangan Jean. Jean tertawa sinis, "Benarkah mereka menyesal?"

Hermione mengangguk cepat, "Tentu saja! Mereka benar-benar menyesal, jadi kumohon maafkan mereka, ya, J?"

"Kalau mereka benar-benar menyesal, mereka yang harus minta maaf sendiri kepadaku, Mione. Bukan kau, karena yang bersalah itu mereka, bukn kau." Jean melepas genggaman tangan Hermione, "Aku duluan."

Hermione menatap punggung Jean yang berlalu dengan tatapan nanar. Parvati yang melihat itu berjalan mendekatinya dengan hati-hati, "Hei, ada apa? Kalian bertengkar?"

Hermione menoleh, lalu mengangguk, namun beberapa detik kemudian menggeleng, "Tidak. Kami baik-baik saja."

Parvati menarik nafas, "Syukurlah jika kalian baik-baik saja. Namun, jika kalian memang sedang bermasalah, semoga masalah kalian cepat selesai." ucap Parvati lalu ia menepuk bahu Hermione pelan sebelum ia berjalan keluar kamar asrama.

🐍🐍🐍

"Parkinson!"

Pansy menoleh mendengar sebuah suara memanggilnya. Dahinya mengernyit ketika mendapati siapa orang yang baru saja memanggilnya.

OBSHIFTINGWhere stories live. Discover now