BAB 1 - TENTANG NOVEL PINK

368 111 192
                                    

Bahkan, apa novel terkenal akan selalu keren?
.

Sore hari, mendung, dan snack Chitato varian party pack. Perfect. Aku mendesah, menelusupkan kakiku ke dalam bungkusan selimut bulu warna tikus, dan bersedia dengan buku harian pink-ku. Suara Claire Rosinkarnz yang tengah menyanyikan "Backyard Boy" membuatku makin terjebak dalam kenyamanan yang hampir mendekati malas di kamar ini. Sepertinya sore ini akan jadi waktu bersantai hari Jumat-ku yang terkeren. Hari santai sebelum weekend yang pasti juga santai. Dengan sekepul ambisi untuk menulis-nulis di buku harianku dan sekecup suasana tenang yang sangat candu. Pokoknya, aku tidak mau hengkang dari tempat tidur ini. Titik.

Min, 3 Okt 2021.

Yes, aku akan menulis sekarang, di buku Diary. Please jangan bilang ini kuno, walaupun aku sedikit mengakuinya, tapi cobalah percaya kalau menulis di buku diary itu ... antik. Aesthetic. Setiap menyentuhnya, aku selalu merasa kalau masa-masa kanak-kanakku tidak pernah pergi. Masa ketika mengoleksi kertas binder bergambar masih menjadi obsesi, gelang manik-manik cetar menjadi simbol persahabatan, dan saat seseorang yang baju Barbie-nya paling glamor akan menjadi pemimpin geng. Kericuhan cewek-cewek zaman dahulu. Walau aku masih kecil, tapi atmosfer permainan dan hectic-nya gosip anak 2000-an serasa tidak akan pernah luntur dari nostalgiaku. Ah, aku jadi teringat Burn Book-nya geng Plastic di "Mean Girls". Little bit dramatic. Ha ha.

cuaca :

Mendung. Keren banget! Langitnya jadi abu-abu semua. Beruntung deh sore ini jadi nggak boring. Sedikit angin juga kerasa sejuk banget. Pokoknya cuaca hari ini bikin gue betah di kasur lama-lama, deh! Bodoamat makin nambah predikat beban keluarga.

Maafkan aku, Ma.

Aku menggigit bibirku setengah menyeringai. Untung saja aku sudah mencuci baju-baju bagianku pagi tadi. Aih, tapi masih ada makhluk itu dan kesablengannya. Aku mengerling malas. Semoga saja dia tidak berbuat ulah lagi dengan menumpuk semua pakaian kotornya tanpa berniat untuk mencuci sendiri. Berharap tidak ada salahnya. Aku menghela. Pokoknya, sore ini harus lepas dari semua beban hidup.

My heart is on wings ...

Oh, udah mau reff.

"I'm living in dreams!" teriakku membalas lirik.

And at the top of our lungs we sing

Da da da da da da

Da da da da da da

"Everything is perfect!"

Jemariku kembali menulis.

mood :

Sempurna buat mengkhayal.

Sekarang aku benar-benar tersenyum lebar.

"Backyard boy you make me nerv---"

"ALIIN!"

Aku tersedak liurku sendiri. Tahi kuda. Itu dia makhluk sablengnya. Suara cempreng yang tahu-tahu bergema dari balik pintuku. Perasaanku mulai tidak enak.

"APA!?" balasku teriak.

Tidak ada jawaban. Kutunggu sampai tiga detik.

The Pink DiaryWhere stories live. Discover now