-Tasya's Lil Family-

1.4K 89 0
                                    

Dhika P.O.V

Saat sudah sampai di stasiun Depok Baru, aku segera keluar kereta dan mengedarkan pandangan ku mencari Ka Clay. Aku melihat Tasya berlari menghampiri ku. Dia menangis dan meraba pipi ku. Aku menggenggam tangannya dan mencium telapak tangannya.

Dia menangis dan memeluk ku. "By! Kamu ga apa-apa kan? Ada yang luka ga? Atau barang kamu ada yang hilang ga? Ya allah pipi kamu sampai lebam. Nanti Tasya obatin okay. Kamu pasti tadi baku hantam ya sama buronan itu. Sayang, kenapa kamu ga pikirin keselamatan kamu sih? Nanti kalo kamu kenapa-napa gimana?" Tanya Tasya seraya menangis.

Aku memeluknya dan menenangkan dia. "Hey, aku gapapa okay. Ini lebam biasa. Kamu liatkan aku ga apa-apa sayang. Kamu ada sama aku. Kamu obat aku." Kata ku menenangkannya. "Jangan gini lagi okay." Kata Tasya yang ku jawab anggukan.

Kami segera pulang ke rumah Tasya dan aku menemui Ka Clay. "Gila lo bikin adek gw kaget pas tau kalo di kereta lo ada buronan." Kata Ka Clay. "Ya abisnya gimana ya kak. Ini juga dadakan. Tadi aja tau nya gara-gara pekerja di kereta panik." Kata ku seraya duduk di sofa.

Tasya datang seraya membawa semangkuk air hangat dan sapu tangan. Dia segera mengompres pipi ku yang lebam. Aku sedikit meringis.

"Dhik? Itu perut ga sakit? Ungu gitu." Kata Ka Tila yang membuat Tasya tersentak. Tasya langsung membuka sedikit kemeja ku dan terlihatlah beberapa titik di perut ku terlihat kebiruan. Tasya segera mengompreskan sapu tangan di titik biru di perut ku.

Setelah selesai, dia ke dapur dan kembali dengan membawakan jus alpukat. "Nih, kesukaan kamu kan. Minum dulu, aku masakin makanan. Kamu butuh makanan biar kondisi kamu membaik." Kata Tasya.

Aku menarik tangannya sehingga dia jatuh di sebelah ku. "Jangan marah okay. Aku ngelakuin ini demi keselamatan penumpang. Jangan marah ya sayang!" Kata ku yang membuat Tasya menghela nafas dan menganggukan kepalanya. "Senyumnya mana?" Kata ku yang membuat Tasya tersenyum. Aku mencium pipi nya dan membuat pipinya merah.

Dia segera berdiri dan menuju ke dapur. "Gimana Dhik? Bisa ga nih nanti lo ngalahin gw main ps?" Tanya Ka Clay yang ku jawab anggukan. "Bisa dong kak. Btw ada berita nih. Dhika udah wisuda tadi siang." Kata ku. "What?! Gila ga bilang-bilang!" Kata Ka Clay. "Sttt! Suara jangan kayak toa. Nanti gw mau ngasih tau Tasya. Tapi nanti pas makan malam." Kata ku. "Okay deh. Yaudah sekarang kita main ps kuy! Ga sabar nih gw ngalahin lo." Kata Ka Clay. "Hayu!" Kata ku.

SKIP

"Dhika, kamu jangan terlalu keras sama diri kamu sendiri. Bunda ga mau kamu kenapa-napa." Kata bunda di telfon. "Iya, bunda. Siap!" Kata ku seraya tersenyum. "Yaudah. Mana Tasya? Bunda kangen sama dia." Kata bunda.

"Dia lagi masak makan malam, bun. Masa bunda kangen sama Tasya sih bukan sama anaknya." Kata ku. "Kamu mah tiap hari juga bunda ketemu. Kan Tasya mah seminggu sekali bahkan bisa-bisa sebulan sekali." Kata bunda. "Iya deh. Yaudah nanti vidio call aja ya bun. Sekarang mah Tasya nya lagi ribet ngurus makanan. Besok kan juga ketemu, bun." Kata ku. "Iya ya. Yaudah besok aja deh. Bunda ga sabar mau masak bareng." Kata bunda. "Yaudah. Assalamualaikum!" Kata ku. "Wa'alaikumsalam!" Kata Bunda lalu mematikan sambungan telfon.

Tok!! Tok!!

Aku membuka pintu dan melihat mama. "Eh ada mama! Assalamualaikum, ma!" Kata ku. "Wa'alaikumsalam. Lho kamu disini, Dhika? Tasya mana?" Tanya mama. "Ada tuh ma. Di dalam." Kata ku. "Hari ini mama mau nginep disini lho. Tapi ga jadi karna Ka Lia dinas ke jakarta." Kata mama yang ku jawab anggukan.

"Nanti biar Dhika anter mama ya ke rumah Ka Lia." Kata ku. "Enggak usah, Dhika. Nanti biar sama Ka Clay aja. Mama kesini mau bilang ke Tasya kalo mama ga nginep." Kata mama. "Okay ma nanti Dhika bilangin ke dia. Mama udah makan?" Tanya ku. "Udah kok tadi. Mama buru-buru ini. Yaudah mama pergi ya. Assalamualaikum!" Kata mama. Aku menyalimi tangan mama.

Aku menghampiri Tasya dan memeluknya. "Mama tadi kesini sayang. Katanya dia ga bisa nginep hari ini. Dia buru-buru." Kata ku seraya memeluk Tasya. "Yaudah aku mau masak dulu. Kamu lanjut gih main sama kakak." Kata Tasya.

Aku mencium keningnya lalu kembali ke ruang tengah untuk bermain sama Ka Clay. "Ayo kak. Kali ini gw pasti menang lagi." Kata ku. "Alah. Palingan juga nanti K.O." kata Ka Clay. "Nyampe enggak nanti gw tidur sama Tasya ya." Kata ku. "Eleh apa-apaan lo. Belom sah!" Kata Ka Clay. "Elah gw nanti molor di bawah. Tasya diatas ranjang." Kata ku. "Okay deal." Kata Ka Clay.

Kami kembali bermain sampai akhirnya aku menang. "Yes! Gw menang!! I'm the winner." Kata ku girang. "Huft! Awas ya lo apa-apain adek gw. Gw jedotin kepala lo ke lantai dasar bak mandi." Kata Ka Clay. "Siap pa!" Kata ku seraya tersenyum.

"Ka Tila masih nidurin si Alfa ka?" Tanya ku. "Hooh. Maklumlah masih beberapa bulan. Wajar kalo bini gw masih gemes sama dia. Nanti kalo udah bar-bar kayak Tasya mah dia pusing pasti." Kata Ka Clay yang membuat ku tertawa. "Yeh sundel. Ini gw jujur weh! Tasya tuh bar-bar makanya semoga aja nanti anak kalian ga bar-bar." Kata Ka Clay yang ku jawab anggukan.

"Makanan datang!!!" Kata Tasya. Aku dan Ka Clay segera menuju ke meja makan. Begitu juga dengan Ka Tila. "Alfa udah tidur kak?" Tanya Tasya. "Udah. Semoga aja deh dia tidur nya agak lama. Pegel badan hehehehe." Kata Ka Tila. Kami makan bersama dengan hikmad.

Alfanda Marvelous Mone Ie atau yang dipanggil Alfa adalah bayi 3 bulan yang merupakan keponakan ke 6 Tasya. Lucu banget. Pipinya gembul. Bikin gemes.

Saat kami sedang makan, terdengar suara tangisan. Ternyata Alfa bangun. "Huft. Badan, Stay Strong ya!" Kata Ka Tila. "Udah kakak makan aja. Biar Tasya yang gendong Alfa." Kata Tasya. Dia berdiri dan masuk ke kamar Ka Clay.

"Lo ga mau nyusul si Tasya?" Tanya Ka Clay. "Kalo boleh mah kak." Kata ku seraya terkekeh. "Boleh lah. Gih sana! Biar Tasya ga terlalu susah ngurus Alfa." Kata Ka Tila. Aku tersenyum dan segera berjalan menghampiri Tasya.

"Keponakan kakak Tasya kenapa nangis hmm??? Kenapa emang? Tuh liat tuh bulannya bagus kan. Apalagi ada rembulan di depan kakak. Yang gembul banget macam ladoo makanan India." Kata Tasya seraya menggendong Alfa.

"Dan dihadapan aku, ada bidadari yang bahkan kecantikannya melebihi rembulan. Sifat keibuannya bagaikan rembulan yang membuatnya bersinar diantara banyaknya bintang." Kata ku seraya memeluk Tasya.

"By, kok kamu disini? Kenapa ga makan?" Tanya Tasya. "Gimana aku bisa makan kalo kamu sendiri ga makan. Tunggu disini nanti aku balik lagi." Kata ku seraya keluar kamar.

Aku mengambil piring Tasya dan masuk ke kamar. "Kalo kamu ga makan, nanti kamu sakit. Kasian Alfa kalo tante nya sakit nanti dia ga ada yang jaga." Kata ku seraya menyuapi Tasya.

Aku tersenyum melihat Tasya yang sangat sayang ke Alfa. "Sayang, aku punya kabar buat kamu." kata ku seraya tersenyum. "Apa hmm?" tanya Tasya. "Aku udah wisuda tadi siang!!" kata ku seraya tersenyum.

"What?! Ish jahat ga bilang!!" Kata Tasya. Aku segera memeluknya dan mencium keningnya. "Congrats sayang. Sukses selalu, semoga bisa masuk akmil. Love you always!" Kata Tasya seraya mencium pipi ku.

"Ekhem. Udah belum nih mesra-mesraannya? Kasian si Alfa jadi nyamuk." kata Ka Clay didepan pintu kamar. "Ganggu ish!" kata Tasya. "Udah nanti kalian juga sekamar." kata Ka Clay.

"Hah?" Ucap Tasya kaget. "Hooh. Kakak kalah tadi main gamesnya. Dah lah kalian ga boleh ngapa-ngapain tapinya. Awas kalo kalian begini begitu. Kakak tendang ke Dubai nanti." kata Ka Clay.

******
Hiyaaaaa makanya guys jangan taruhan yah nanti kayak mereka🙄🙄🤣

Don't forget to give me vote and comment guys.

Love You All❤

Persit Untuk KaptenWhere stories live. Discover now