[ 12 ] Siapa sangka ?

514 119 57
                                    


[ REVISI ]

🍁🍁🍁

Andaikan sebuah ketenaran dan kekayaan bersifat abadi, mungkin kah, Hejun akan melakukan hal yang lebih gila lagi ? Entahlah, Pria tua itu sekarang tengah meremas semua kertas-kertas yang menunjukkan bahwa perusahaannya tengah bermasalah.

“Katakan padaku, siapa yang mengambil alih kerja samaku dengan tuan Jung In.”

“Tuan  Kim Taehyung,” Jawab sang sekretaris dengan menunduk.

Dengan sekejap satu gebrakan di meja membuat sang sekretaris terkesiap.

BRAK!

“Bagaimana bisa bocah itu bermain jauh dariku!!” Kesal Hejun.

Ia tidak terima perusahaannya di tolak kerja sama dengan perusahan nomor satu di Korea selatan.

“Hubungi anak itu untuk menghadapi sekarang juga !” Perintah Hejun.

Selanjutnya tinggal keheningan yang mengisi kekosongan ruangan. Sampai sebuah notifikasi pesan muncul di ponsel Hejun.

From : Unknown Number

Bagaimana? Bukankah kejutanku luar biasa Pria tua . Aku harap setelah ini kau tidak meremehkanku. Karena kartu AS ada padaku.

Setelah membaca pesan itu, Hejun di buat emosi sampai-sampai ponselnya ia banting ke lantai. Kerutan di wajahnya semakin terlihat jelas saat otot-otot wajahnya gelisah.

“Sialan, sebenarnya dia ingin apa,” batin Hejun frustrasi


🍁🍁🍁


“Jimin-ah, bisakah kau membantuku sebentar.” Pinta seorang wanita yang tak lain adalah rekan kerjanya sendiri.

Pria yang diminta itu segera berdiri dari duduknya, dan mencoba mendekati rekan kerjanya.

“Ah, bagaimana Soohyun-sii ?”

“Bisakah kau temani aku membawa berkas ini ke ruang Presdir.”

Jimin sedikit kebingungan, karena untuk apa Soohyun meminta antar padanya.

“Memangnya ada apa sampai kau memintaku menemanimu ke sana.”

“Kau tidak dengar ya, sekarang tuan Presdir sedang marah besar,” bisik Soohyun pelan kepada Jimin.

“B-benarkah? Apa ada sesuatu yang terjadi.”

“Aku tidak yakin dengan yang ini, tapi aku rasa ini masalah perusahaan. Mungkin perusahaan ini sedang terancam.”

Mendengar itu membuat Jimin membulatkan matanya sempurna.

“Lalu dengan kaitannya aku menemani mu apa ?,” Tanya Jimin.

“Aish, aku tahu kau menantunya. Dan aku yakin dia tidak akan marah di hadapanmu. Makanya aku perlu bantuan mu.”

Setelah dijelaskan Jimin mengangguk dan setuju. Segera ia membawa tongkatnya dan menemani Soohyun bertemu dengan Ayah mertuanya sekaligus atasannya.

Di sepanjang jalan Soohyun nampak sering membuka jalan obrolan santai dengan Jimin.

“Jimin-sii, apa kalian berdua menikah dengan paksaan ?,” Tanya Soohyun penasaran.

Sedangkan Jimin nampak mengembuskan napasnya pelan, ia tahu kalau rekan kerjanya yang satu ini selalu saja menanyakan banyak hal tentangnya dan Yura.

Entah untuk apa.

Yang jelas Jimin tak suka.

“Aku rasa itu bukan salah satu urusan pentingmu Nona,” jawab Jimin, seraya terus berjalan beriringan dengan tongkatnya.

Serendipity P.J.M [ TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now