2. Room

762 125 19
                                    

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha beradaptasi dengan sinar mentari pagi yang masuk kekamarku. Hari ini, hari Minggu. Jadi, sekolah libur.

Tak masalah bagi keluargaku jika aku bangun siang, hanya hari libur sih hehe, aku berdiri, melihat jam dinding yang tergantung didinding sebentar.

Pukul 7 lewat 5. Cukup pagi, padahal semalam aku tidur pukul 1 malam. Karna apa? Tentu karna tugas dadakan yang diberi guruku plus, aku menonton drakor.

Aku mengambil handuk biruku, masuk kedalam kamar mandi dan mengunci pintu. Jujur saja, aku malas mandi. Jadi, mungkin aku akan menggosok gigi saja lalu mencuci muka. Untuk mandi, jam 9 saja.

Aku mengambil sikat gigi unguku, meletakan odol mint diatasnya. Baru saja aku memasukkannya kedalam mulut, suara teriakan membuat aku tersedak odol. Sialan.

"SEOHAA!! KAU DIMANA?"

Dia teman kakakku, teman dekat kakakku. Namanya Choi Yeonjun, jadi dia lebih tua setahun dariku.

Untuk masalah dekat, itu memang benar. Kami sangat dekat, bahkan beberapa rumor sekolah mengatakan bahwa aku memiliki hubungan lebih dengan kak Yeonjun. Padahal, tidak.

Aku langsung mengambil seogok air dari wastefel, memasukannya kedalam mulut lalu berkumur. Oh, ayolah. Ini benar benar dingin.

Aku mencuci muka, sembari menetralisir rasa kaget dijantung dan hati. Disana, terselip rasa ingin menabok kak Yeonjun.

"SEOHA!"

Bisakah, dia diam sebentar? Apa perlu aku menjahit mulutnya yang seperti bebek itu^^?

"Apa?" Aku emosi, membuka pintu dengan keras dan mendapati kak Yeonjun dan--- aish, kenapa harus ada satu anak ayam datang sih?

Tentu bukan anak ayam asli, tapi dia teman sekelasku, Taehyun. Bukan hanya teman sekelas, kita sahabat.

Sahabat kakakku, juga sahabatku. Sahabatku, adalah sahabat kakakku. Mengerti?

"Oh, kau disana. Aku menganggu?" Kak Yeonjun mendekat, lalu mengacak ngacak rambutku.

Aku memutar bola mataku malas "Ya, kau sangat sangat menganggu. Tolong lah, bermainlah dahulu dengan kak Soobin. Aku baru bangun dan kalian merecoki ku!"

Taehyun terkekeh "Kalian? Hanya kak Yeonjun, kan?"

"Iya. Itu maksudku"

Kak Yeonjun terlihat menggedikan bahu tak peduli, lalu keluar dari kamarku. Taehyun, dia tetap dikamarku. Hm, tak apa. Dia tak akan melakukan sesuatu yang 'aneh' kok.

Aku mengambil handphoneku yang masih tercharger dengan rapi, lalu menghidupkannya. Banyak sekali pesan masuk, tapi--salah satu nomor yang tak dikenal kemarin masih memberiku pesan.

Sebenarnya, dia siapa?

62-9986-71572
|Selamat pagi, semoga harimu menyenangkan
05.53 AM

Kau siapa?|
07.13

Hm, belum dijawab ya? Lagipula, pagi sekali dia memberiku pesan. Pukul 5:53? Wah, seperti chat sebelumnya! Bedanya, ini pagi yang kemarin sore.

"Siapa?" Taehyun mendekat kearahku, cepat cepat aku menyembunyikannya dibelakang tubuhku.

"B-bukan siapa siapa" Aku mengelak, kepala ku geleng gelengan.

Taehyun berdecih, "Siapa? Sini pinjam" Ia kembali mendekat, berusaha merebut handphoneku yang ada dibelakang tubuhku.

Aku terus terusan mundur, sampai mentok ditembok. Shit.

"Ayo sini, aku hanya ingin melihat" Ia memaksa sekali sih? Taehyun masih saja mendekat, tangan kanannya ia tumpukan didinding sebelah kiriku, tangan kirinya berada didinding kananku.

Oh tidak, ini posisi yang ambigu kau tahu? Sebenarnya, mau saja aku lari melalui sela sela tangan Taehyun dibawah, tapi---pandanganku terkunci pada wajah sempurna Taehyun.

"Kemarikan" Suaranya menjadi lebih berat, menyeramkan. Seperti, ia akan menerkamku. Kau tahu?

Aku masih menggeleng dengan angkuh, "Tidak ya tidak hyun!"

Ia mendekati wajahnya, dekat. Sekarang, kita sangat dekat. Deru nafasnya bisa kurasakan. Bibirnya hanya berjarak sekitar 2cm dari bibirku.

Aku menelan salivaku kuat, lalu--

Ia mengambil handphone yang kusembunyikan tadi dibelakang tubuhku. Aish, sialan!

"Hey, kau ini. Kepo sekali" Aku mencibir kesal, lalu duduk ditepi ranjang dengan wajah yang memerah. Malu karna posisi tadi, dan marah karna ia mengambil handphoneku.

Ia terkekeh "Ini" Ia kembalikan handphoneku sebelum ia membuka dan membaca chatku.

"Tak kau baca?" Aku mengerjap bingung. Dia terlihat menggeleng "Tidak. Aku sudah puas"

Aku menaikan satu alisku, "Puas apa?" Dia tersenyum tipis. Sangat tipis, hingga aku saja tak bisa melihatnya.

"Puas melihat wajahmu dari dekat."

"KANG TAEHYUN!!"

Chat.Where stories live. Discover now