10

2.4K 377 96
                                    

Xie Lian meletakkan emas terakhir di istana Quan Yizhen. Dia menepis lengannya lalu menggendong kotak sumbangan lagi.

"Yang Mulia? Kelihatannya belakangan ini kamu sibuk sekali?"

Orang itu adalah Feng Xin.

"Ya, hari ini adalah kembalinya kawan-kawan baruku,"

===================

Canggung.

Hening.

Ya, itu ada dua kata yang sangat menggambarkan keadaan mereka berenam saat ini. Shang Qinghua memegang kuasnya dengan malas.

"Cepat ucapkan, kalian sudah siap atau belum?"

Shen Qingqiu menjitak Shang Qinghua, "Bersabarlah, apa kamu tidak lihat Wei Wuxian sedang menahan tangisnya?"

Satu-satunya yang berkaca-kaca saat ini hanya Wei Wuxian. Dia menarik-narik ujung lengannya di pangkuan Lan Wangji. Sesekali dia bahkan memainkan jari-jari ramping Lan Wangji.

"Wei Ying, jika kalian tidak segera pulang, kami khawatir kamu akan dicari-cari," ucap Xie Lian.

Wei Wuxian mengamati Xie Lian lalu melompat untuk memeluknya,

"Aku tidak mau! Aku tidak mau!"

Luo Binghe memperhatikan ekspresi rumit Lan Wangji, lalu bertanya pada Shang Qinghua, "Apa tidak ada cara untuk kami kembali bertemu lagi?"

Shang Qinghua menopang dagunya dengan dua tangan, dia melirik MobeiJun lalu kembali berdalih, "Karena dari yang kita tahu Liu Mingyan memanfaatkan sebuah kecelakaan pengedaran buku, maka aku takut tidak bisa kembali lagi,"

Liu Mingyan menggigit bibirnya dan tidak kuasa melihat Wei Wuxian. Liu Mingyan sudah membaca seluruh cerita Lan Wangji dan Wei Wuxian, maka melihatnya menangis karena tidak mau ada perpisahan jadi terasa pahit.

"Wei Ying, kita harus pulang," ucap Lan Wangji. Dia menopang tubuh Wei Wuxian dan membawanya kembali ke pelukannya.

Wei Wuxian mengelap-elap pipi dan hidungnya yang berlendir. Setelah pandangannya berputar ke mereka semua ia lalu mengangguk pelan.

Shen Qingqiu mengangguk pada Shang Qinghua.

===================

"Gege, sepagi ini kamu sedang apa?" Tanya Hua Cheng sambil meregangkan badannya. Ia baru bangun tidur dan melihat Xie Lian mengotak-atik sesuatu.

Xie Lian menunjukkan sebuah tempat dupa. Bentuknya hanya bulat dengan tiga kaki. Tidak ada yang istimewa.

Hua Cheng memakai bajunya lalu berjalan ke Xie Lian, "apa itu?"

"Entahlah. Aku menemukannya di tumpukan sampah bawah gunung,"

Mengelus kening, Hua Cheng pening.

"Gege, sudah aku katakan. Kamu tidak perlu menjadi pengepul sampah lagi. Apa pun yang kamu mau akan aku berikan,"

Xie Lian melambaikan tangannya, "Bukannya aku tidak menghargai pemberian San Lang. Namun aku mendapat hal-hal baru. Contohnya kotak dupa ini. Jika aku tidak mengumpulkan sampah, apa aku akan tahu jika di dunia ada kotak dupa semacam ini?"

"Baiklah, gege sudah sangat pintar bersilat lidah,"

Xie Lian tertawa kecil lalu dagunya diangkat dan dicium Hua Cheng. E-ming yang saat itu sudah membuka matanya bergetar hebat sampai-sampai Ruoye menamparnya. Pedang itu kembali meringkuk lalu dielus-elus oleh ujung kain Ruoye.

===============

Shen Qingqiu menghela napas bosan. Luo Binghe sudah sibuk bekerja lagi dan dia kini ditinggal seorang diri. Sebenarnya tidak masalah, namun hanya kekosongan yang menghampirinya.

MXTX Time TravelerWhere stories live. Discover now