Bangun (10)

1.1K 208 193
                                    

"Shoto bangun!"

Katsuki sudah dari tadi mencoba untuk membangunkan makhluk yang masih adem tidur di atas ranjang ini. Bagaimana bisa Shoto tidak mendengar suara Katsuki yang berusaha membangunkannya?

"Ayolah Shoto." Tubuh pria itu digoyang pelan.

"Lima menit lagi." Dan Shoto bukannya bangun tapi malah berbalik memunggungi Katsuki. Dengkuran halusnya kembali terdengar.

Katsuki pindah tempat. Lagi-lagi duduk menghadap Shoto yang tertidur dengan nyaman. Tidak ingat sudah jam berapa sekarang. Padahal mereka tadi malam tidak bergadang namun Shoto masih saja bangun terlambat.

"Ayo bangun. Nanti kau bisa telat."

Masih tidak mau menyerah. Pria berambut pirang itu coba mengangkat badan Shoto. Ternyata berat juga. 'Ini pasti keberatan dosa karena selalu menyusahkanku tiap pagi.' Batin Katsuki.

"Tunggu lima menit lagi." Shoto menjatuhkan dirinya. Mengatakan 'lima menit lagi' untuk yang keberapa kali dalam 15 menit ini. Katsuki mulai jengah.

Manusia yang satu ini kalau soal bangun pagi susahnya minta ampun. Percuma Katsuki menyetel alarm dengan volume penuh. Nyatanya suara alarm saja masih belum cukup untuk membuat Shoto terbangun. Jangankan suara alarm, sinar matahari pagi yang menembus kaca jendela juga tidak mempan untuk membangunkannya.

Tidur Shoto tidak beda jauh kayak orang mati. Katsuki yakin, jika kiamat terjadi semisalnya besok dan Shoto dalam keadaan tidur, maka ia mungkin tidak akan bangun sampai dirinya berada di alam baka.

"Sudahlah."

Katsuki mencoba cara yang terakhir. Cara yang dirasa paling jitu untuk membangunkan sang pasangan hidup.

Cup.

Mencium Shoto.

Dan benar Shoto terbangun setelahnya. Melihat wajah Katsuki yang begitu dekat dengan wajahnya. Pemandangan yang sungguh indah di pagi hari yang cerah.

"Apa yang kau lakukan Katsuki?" Shoto bertanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.

"Membangunkanmulah." Wajah itu merona malu.

Shoto tersenyum. Ditariknya tubuh Katsuki hingga terjatuh diatas tubuhnya sendiri. Memeluk pria itu dengan posesif.

"Hey Shoto!"

"Kau tau? Yang dibawah sana juga terbangun."

Suara rendah Shoto di telinga Katsuki membuatnya memberontak dalam pelukan Shoto. Ini masih pagi dan Katsuki sedang tidak ingin melayani Shoto. Banyak pekerjaan yang harus Katsuki selesaikan.

"Kau harus bertanggung jawab."

"BANGUN SIALAN!"

Duagh.

Bruk.

Brak.

Shoto memegang kepalanya yang berdenyut sakit. Sepertinya Shoto tadi merasakan tendangan pada punggung dan benda jatuh diatas kepalanya. Mata heterochrom itu mengerjap beberapa kali.

"Are? Katsuki?"

***

Dengan Nana disini.

Apa kabarnya? Semoga sehat selalu ya.

Ah maaf Nana baru update. Tetiba penyakit malas Nana keluar. Wkwk. Juga draft yang Nana simpan sempat-sempatnya hilang. Kan Nana jadi nangis.

Oke. Malah jadi curhat.

Sabtu, 19 Desember 2020.

TodoBaku Drabbles [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang