Prolog

13 2 0
                                    

BRAAKK
Pukulan meja sangat keras sehingga mengundang perhatian semua murid dikelas.

"Lu ada apa dateng-dateng ngebrak meja kayak gitu?" tanya seorang gadis cantik berkepang dua, yang biasa dipanggil Cindy oleh teman-temannya.

"Itu.. Pak Samri manggil lu Cin. Aduh capek gue lari-lari" jawab Vika sahabat Cindy sambil mengatur nafasnya yang terengah-engah. Karena ia berlarian dengan terburu-buru agar tidak telat masuk ke dalam kelas.

Cindy yang sedang duduk langsung membangunkan tubuhnya dari kursi, kemudian berjalan keluar kelas untuk menemui Pak Samri di ruang guru.

Tok... tok.. tok...
Setelah mengetuk pintu, Cindy langsung membuka pintu ruang guru dan melenggang masuk.

"Permisi pak, tadi bapak cari saya ada apa ya?"

"Kamu Cindy ya? Ini saya mau tanya. Kapan kamu mau mengumpulkan tugas ekonomi Cindy?, ini sudah telat 2 hari dari deadline" tanya Pak Samri sambil membenarkan kaca matanya yang sedari tadi merosot di hidungnya yang pesek.

Cindy mengangkat alisnya, setau Cindy ia tidak masuk lintas minat ekonomi. Kemudian Cindy pun bergumam "hmm kebiasaan".

Pak Samri yang sadar dan mendengar Cindy berbicara langsung melirik ke arah Cindy dengan tajam. "Kebiasaan apa Cindy?"

Cindy yang tau dirinya dilihat seperti itu oleh Pak Samri hanya bisa cengengesan lalu berkata "Aduh bapak... bapak ku yang tampan nan rupawan. Nama saya itu Cindy Gabriella Anastasya dari kelas X IPA 2. Bapak itu salah manggil nama, seharusnya yang bapak panggil itu Nathalia Cindi Mirella dari kelas X IPS 2".

"Bapak tau bapak itu ganteng ya ga usah dipuji puji atuh neng geulis, lagian siapa suruh nama kalian sama"

"Beda bapak. Nama belakang saya make y, kalau satunya lagi make i" tolak Cindy kepada Pak Samri. Walaupun kesal, ya mau bagaimana lagi untuk sekarang lawannya adalah gurunya. Mana mungkin Cindy bisa kasar, bisa bisa reputasinya sebagai murid teladan akan jelek.

"Sudah sudah bapak pusing ini, sekarang kamu kembali ke kelas. 5 menit lagi sudah masuk jam pelajaran".

"Oke bapak".

Setelah beradu argumen yang singkat terhadap gurunya itu, Cindy kembali ke dalam kelas lalu mengikuti pelajaran. 2 jam kemudian bel sekolah berbunyi, yang menandakan waktu istirahat. Murid semua pun langsung berlarian ke luar kelas dan mengarah ke kantin.

Terlihat Cindy sedang merapikan bukunya dengan terburu-buru, tiba-tiba saja rambutnya ditarik. Cindy yang tau siapa orang yang telah menarik rambutnya, ia hanya bisa melirik orang itu dengan tatapan 'ngapain lo?'.

"Buru-buru mau ngapain si buntut kuda?" ucap orang itu, ya dia salah satu teman dekat Cindy dari SD. Namanya Fahmi, cowok yang sangat suka memainkan rambut Cindy. Ntah apa yang ada dipikirannya sampai sampai dia memanggil Cindy dengan sebutan buntut kuda. Mungkin karena Cindy yang selalu mengepang rambutnya saat di Sekolah.

"Mau ke perpustakaan, mau ikut?" tanya Cindy.

"No way, mending makan gua mah di kantin. Lu ga tau cacing-cacing diperut gue ini minta makan. Denger ga lu Cin? Nih cacing-cacing bilang gini Fahmi ganteng kasih aku makan dong" jawab Fahmi dengan suara yang ia buat buat agar terlihat cute.

Cindy yang mendengar itu mulai kesal, "Lama-lama gue pecat lo jadi temen gue, beneran ini mah ga boong gue".

Tanpa basa-basi Fahmi langsung tertawa terbahak-bahak dan meninggalkan Cindy yang sedang kesal. Tidak lupa kebiasaannya yang dari dulu tidak ia tinggalkan, yaitu mengambil karet yang terpasang dirambutnya Cindy.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 20, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

SingkatWhere stories live. Discover now