Terimakasih Sudah Mencintaiku, Sayang... - Jaehyuk

122 17 2
                                    

written by yongdamoon (twitter)


Benarkah hujan selalu membawa hal-hal yang berbau romantis dan juga melankolis?

Jawaban 'benar' atau 'tidak' sebenarnya tergantung pada cara seseorang menikmati momen saat hujan turun. Jika hujan yang turun di hari itu adalah hujan badai disertai angin kencang, maka rasanya mustahil untuk menikmati momen romantis nan melankolis seperti dalam film atau drama. Namun akan berbeda cerita jika hujan yang turun hanya sebatas gerimis atau hujan sedang seperti yang terjadi di sekitar rumah Jae-hyuk saat ini. Kesan romantis nan melankolis terasa begitu kental, sehingga Jae-hyuk tiba-tiba saja memiliki keinginan untuk menulis sebuah surat untuk kekasihnya.

Ah, sebenarnya Jae-hyuk sudah memikirkan ini sejak lama –menulis sebuah surat untuk kekasihnya sebagai hadiah di hari jadi mereka yang ke 100. Ide menulis sepucuk surat mungkin kedengaran terlalu kuno dan tak istimewa, tetapi entah mengapa, Jae-hyuk ingin memberikan sesuatu yang bisa dibaca setiap saat dan mengandung banyak nostalgia di dalamnya. Ia ingin mencurahkan seluruh isi hatinya ke dalam surat itu, meskipun tulisannya nanti tidak terlalu enak dibaca karena ia hanyalah seorang penulis amatir.

Setumpuk kertas book paper berukuran A4 yang biasa digunakan untuk kertas Novel sudah siap di meja lantai di ruang tengah rumah Jae-hyuk. Ia sengaja duduk bersila menghadap ke arah jendela di ruang tengah agar bisa menulis dengan khidmat, dan untung saja semua anggota keluarganya sedang tidak di rumah sore ini. Ia sedikit malu menunjukkan sisinya yang seperti ini, apalagi Kakak perempuannya sering meledek Jae-hyuk dengan sebutan "cowok sok romantis". Padahal mencoba romantis untuk kekasih hati malah menjadi nilai plus tersendiri. Dan, bukankah para wanita lebih suka dengan laki-laki yang romantis, ya?

Tak ingin membuang waktu lebih banyak, Jae-hyuk segera meraih beberapa lembar kertas book paper, lalu meletakkannya di atas tatakan kayu yang biasa digunakan ketika ujian nasional. Ia mulai menulis surat pengakuan untuk sang Kekasih dengan semburat senyum yang terus menghiasi sudut bibirnya.

-

-

Minggu, 18 Januari 2020

Halo sayang, ini Jae-hyuk, pacar kamu yang paling ganteng sedunia.

Jangan kaget. Jangan bingung juga. Aku tahu, kamu pasti sedang mengernyitkan dahi saat membaca surat ini sambil berpikir, "huh? Kok aneh? Tumben? Kenapa nulis surat?" Aku pun masih nggak percaya kenapa aku punya keinginan menulis surat ini buat kamu, padahal aku bisa mengatakan semuanya secara langsung. Tetapi, entah dapat motivasi dari mana, keinginan untuk menulis surat pengakuan ini makin hari jadi makin tinggi. Mungkin aku sedang mencoba jadi laki-laki yang romantis. Atau, emm, anggap saja deh, aku sedang mengajakmu bernostalgia sebelum kita merayakan hari jadi kita yang ke 100.

Jadi, aku ingin mulai surat pengakuan ini dengan sebuah kalimat:

Terimakasih sudah mencintaiku, Sayang.

Kamu mungkin akan menertawakan ini, atau mungkin akan menganggapku sedikit berlebihan, tetapi sungguh rasanya masih nggak nyata kita bisa pacaran hanya karena dijodoh-jodohkan oleh teman-teman di kelas. Yah, perasaan orang memang nggak ada yang tahu, kan? Termasuk perasaanku sama kamu waktu itu, waktu awal-awal kita jadi Mahasiswa Baru di Jurusan Sastra Prancis. Padahal sepertinya waktu awal kita kenal, aku masih punya pacar, dan kamu belum bisa move on dari cinta pertamamu. Aku bahkan sempat curhat tentang pacarku waktu itu (yang sekarang sudah jadi mantan tentu saja, kan pacarku sekarang kamu, hehe), dan anehnya kamu cukup seru untuk jadi teman curhat. Kedekatan kita pun bisa dibilang amat sangat biasa. Kita berdua saling kontak cuma pas ada tugas kelompok dari Dosen aja. Selebihnya, kamu sibuk mengikuti organisasi kampus, dan aku sibuk menikmati hidup bersama teman-temanku, hahaha.

Ku•ra•wal {}Donde viven las historias. Descúbrelo ahora