10. MIMPI BURUK.

465 138 9
                                    

"Tersenyum lah selagi kamu masih bisa melakukannya...." Casandra Alexsander.

10. MIMPI BURUK.

"Lo ngapain!"

Caramel yang sedang membungkukkan tubuhnya ketakutan, seketika dirinya langsung menegakkan tubuhnya. Kini raut wajahnya terlihat begitu pucat pasi. Ditambah lagi dengan kedua mata gadis itu yang bengkak.

Leander menatap datar kearah gadis yang ada disampingnya ini. Dirinya juga terkejut melihat gadis itu yang terlihat begitu menyedihkan, namun dirinya tidak menampakkan raut terkejutnya.

Caramel yang ditatap seperti itu, rasanya dirinya ingin pingsan saja. Pasalnya tatapan lelaki itu terlihat begitu mengerikan.

Itu mata nggak takut lepas ya!, batin Caramel.

"To...tolong antarkan aku pulang!" ucap Caramel lirih.

Leander tak menjawab ucapan gadis itu. Ia pun langsung saja menancap gas mobilnya. Caramel segera mengubah posisinya menjadi nyaman. Jujur saja, dirinya masih ketakutan dengan kejadian tadi.

Seharusnya tadi dirinya tidak menolak tawaran dari kak Azka. Pasti dirinya tidak akan ketakutan seperti ini.

Sungguh menyebalkan!

Tak berselang lama, mobil yang ia tumpangi telah berhenti didepan gang tempat biasanya ia menunggu angkutan.

Caramel segera turun dari mobil Leander dengan diam. Entah kenapa dirinya menjadi malas jika harus berurusan dengan makhluk satu itu.

Leander hanya menatap datar punggung gadis itu. Setepah itu dirinya pun kembali melajukan mobilnya.

****

"Habis dari mana aja lo!"

Baru saja Leander sampai di warung bu Sabar -tempat favorit para anggota Antranos berkumpul, dirinya sudah disuguhi dengan pemandangan yang tak enak.

Dengan tatapan yang begitu tajam, Leander menatap lelaki yang kini tebgah berdiri sambil berkacak pinggang.

Ingin rasanya Leander menyantet lelaki yang ada dihadapannya ini. Apa dia tidak melihat jika wajahnya sudah babak belur seperti ini. Sialan, emang!

Nathan yang baru ngeh dengan wajah Leader, dirinya langsung terkejut bukan main. "Lo abis main apaan?!"

Sungguh, pertanyaan yang tak berfaidah bagi Leander. Lelaki itu tak menjawab pertanyaan konyol dari setan satu itu.

Zio yang tadinya hanya menyimak, seketika lelaki itu mendongakkan kepalanya. Alis kirinya terngkat ketika melihat wajah Leander yang tak semulus tadi.

Ada apa dengan lelaki itu?

"Siapa?" tanya Zio dengan singkat.

Tak ada jawaban dari Leander, hanya suara helaan nafas berat yang menjadi jawaban Zio. Dilihat Leander begitu kelelahan. Dan Zio memaklumi itu. Dirinya pun memilih membiarkan Leander untuk beristirahat.

Namun saat Leander ingin menutup kedua matanya, tiba-tiba suara melengking dari seseorang mengganggu istirahatnya.

"Woy, nyet! Muka lo kenapa dah?" tanya Vino dengan suara yang begitu nyaring.

Bahkan semua anak Antranos menoleh kearahnya. Bukannya malu menjadi bahan tontonan, lelaki itu malah terlihat biasa aja. Dasar muka tembok!

Leander mendengus sebal. Kedua matanya menatap tajam kearah Vino. Sedangkan yang ditatap hanya menampilkan cengiran.

Love with Brandal [ON GOING]Место, где живут истории. Откройте их для себя