Chhod Diya

142 9 4
                                    

I have left that road

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

I have left that road

From where you used to pass

I have left that road

From where you used to pass

***

Aku menatap kedua telapak tanganku yang terbuka, menghitung berapa jari-jari besarku. Sepuluh, sesuai dengan tahun yang sudah aku habiskan tanpamu. Sepuluh tahun, sudah berlalu, dan untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki lagi di kota ini, tempat terakhir aku bertemu denganmu, menemuimu, dan kamu meninggalkanku...

selamanya.

Mataku kembali menatap ke luar jendela. Salju sudah turun dari semalam, kini jalanan di bawah sana berwarna putih, tertutupi oleh air langit yang berubah bentuk menjadi padatan dingin itu.

Sepuluh tahun berlalu, toko-toko yang berjejeran di sana kini banyak berubah, ada toko baru maupun toko lama yang direnovasi kembali. Perubahan jalanan ini cukup signifikan dalam waktu sepuluh tahun, namun bayanganmu masih di sana. Berjalan di tengah salju yang turun, menari-nari kecil, menengadahkan telapak tanganmu untuk mengumpulkan butiran-butiran benda dingin itu.

Bayanganmu masih di sana, tersenyum lebar. Bahkan suara renyah tawamu masih terdengar. Sangat indah.

Aku benci itu.

Aku benci bahwa setelah sepuluh tahun, aku kembali ke kota ini, berdiri di balkon lantai ketujuh apartemen ini, memandang ke jalanan di bawah dan bayanganmu masih di sana. Seperti saat pertama kali aku melihatmu, berjalan dengan riang di bawah sana, menampilkan senyuman termanis yang pernah aku lihat.

Dan,

air mataku kembali menetes.

Dan,

dadaku kembali sesak.

Rasanya masih sama, seperti baru kemarin kamu meninggalkanku, Hyeyoon-ah.

Meninggalkanku, untuk selamanya.

Aku benci itu.

***

I have broken that mirror

In which I could see your reflection

***

Aku turun satu lantai, bersandar pada pembatas di balkon lantai enam. Masih menengok jalanan penuh salju di bawah sana. Kamu tahu, Hyeyoon-ah? Beberapa orang menegurku karena cuaca yang dingin dan hanya mantel cokelat menjadi lapisan terluar pakaian yang menghangatkanku. Aku hanya tersenyum sopan dan menggeleng, batinku berteriak, bahwa diri ini lebih dari hangat, tubuhku panas, karena pertempuran batin dengan logikaku. Pikiran warasku kalah telak. Nyatanya, setelah sepuluh tahun berlalu, ragaku di sini, kembali lagi, hanya untuk memastikan bahwa diriku sudah bangkit, hatiku telah bangkit, yang mana kenyataanya tidak, Hyeyoon-ah.

gado-gadoDove le storie prendono vita. Scoprilo ora