•|| 34. Berdamai ||•

122 7 2
                                    

Votee yakkk ^^
Happy reading all🐝✨
°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°•°

Gadis itu tersenyum tipis kala menatap dirinya dipantulan cermin. Sweater oversized berwarna broken white berpadu dengan jeans biru langit serta sneakers dan sling bag yang senada dengan sweaternya membuat outfit gadis itu terlihat goals dibadannya yang ramping.

Tujuh hari yang lalu ia berhasil melarikan diri dari bangunan penyiksaan itu. Namun sialnya, ia tidak bisa membawa gadis itu ikut keluar bersamanya.

Itu memang terdengar egois, tapi salahkah ia jika ia juga ingin menyelamatkan dirinya sendiri? Toh dia juga sudah berusaha menyelamatkan gadis itu namun dia sendiri yang mengumpankan dirinya.

Tapi, dalam tujuh hari itu pula ia menyesali segala tindakannya. Ia benar-benar tertekan. Ia ingin mengakui segalanya, dan ingin hidup dengan tenang tanpa harus dihantui rasa bersalah.

Dan kemarin, ia mendapatkan sebuah pesan dari sahabatnya bahwa gadis itu, Nazila, baru saja keluar dari rumah sakit setelah dirawat selama beberapa hari.

Tentu saja ia merasa senang karena Nazila selamat dari perempuan iblis yang penuh dendam itu.

Tadi malam, ia membulatkan tekad untuk menemui Nazila dan meminta maaf atas segala perbuatannya selama ini.

Mengakui semua kesalahannya dan apapun balasan yang akan ia dapatkan,

Giska siap.

❖❖❖

Giska membawa Nazila berbelok ketika sudah berada dilantai dua. Sial! Anak buah Felycia masih bisa mengikuti langkahnya.

Tanpa ia sadari, didepan mereka sudah ada dua anak buah Felycia yang menghadang langkah mereka. Hingga tanpa kesadaran yang cukup, mereka berdua jatuh tersungkur saat menabrak orang itu.

Namun itu hanya berlaku buat Giska karena Nazila sudah diraih orang berbaju hitam itu. Melihat mereka lengah, Giska merayap kebawah meja yang berdekatan dengannya.

Ia bersembunyi disana dengan tubuh yang bergetar. Ia juga takut! Jangan kalian pikir ia tidak takut! Siapa coba yang tidak takut jika berada disituasi seperti ini.

Samar-samar ia mendengar orang-orang jahat itu berbicara,

"Cewe yang satunya mana?"

"Gatau, udalah kan yang dicari bos cuman yang ini."

Giska terdiam. Ia gagal menyelamatkan gadis itu.

❖❖❖

"Buka mulutnya lagi ayoo, satu suapan terakhir nih," bujuk Leon seraya menyuapkan sesendok bubur kemulut Nazila.

Nazila menutup mulutnya rapat lalu ia menggeleng, "Aku uda kenyang."

"Ini yang terakhir," bujuk Leon lagi.

"Yonn aku beneran uda kenyang."

"Sekalii iniii ajaaa," pinta Leon dengan puppy eyes.

Runtuh sudah pertahanan Nazila. Gadis itu membuka mulutnya dan dengan gesit Leon memasukan suapan terakhir bubur itu.

"Pinter banged sihh," puji Leon seraya mengacak rambut Nazila.

Semburan merah di pipi Nazila semakin menjadi kala diperlakukan Leon seperti itu. Setelah ia keluar dari rumah sakit, Leon lah yang selalu menemaninya. Bahkan cowok itu bersedia disampingnya selama dua puluh empat jam.

INSECURITIES ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang