❝ Cerewet! ❞

704 123 17
                                    

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Kini aku sudah bekerja sebagai kurator museum. Pekerjaan yang mengasikan walau aku sempat bosan harus menatap ruangan yang sama dan mengatakan hal yang sama pula setiap harinya.

Pekerjaan membuatku dan Jaehyun menjadi tidak seerat dulu. Tapi kita selalu bertukar pesan melalui ponsel, Jaehyun melanjutkan pendidikan seperti yang aku bilang dulu. Dan aku sedikit sedih tidak bisa belajar bersamanya lagi, namun aku tidak menyesal juga sudah bekerja mendahuluinya.

Dia adalah anak satu - satunya di keluarga Jung. Dia mewarisi banyak harta dari kedua orangtuanya. Jaehyun kaya namun kesepian, oleh sebab itu aku selalu menyempatkan diri berkunjung. Ini terbentuk karena rasa cinta dan rasa peduliku.

" Hallo, apakah kau didekati gadis lagi hari ini? " aku baru saja menelpon Jaehyun, ini waktunya jam makan siang. Aku bertanya demikian karena everybody wanna steal my boy.

Jaehyun tertawa pelan, " Banyak, sampai aku lupa siapa saja mereka. "

Aku mendecak, sombong sekali Jaehyun. " Sayang sekali tidak seberuntung aku. "

" Memang, aku ini pria setia. " yang dikatakan Jaehyun itu memang benar. Dia sangat setia dan menjaga perasaan orang disekitarnya. Jaehyun tidak ingin orang lain terluka, namun dia juga tidak ingin dirinya rugi. Dia pria yang sangat bijaksana, semakin tua umurnya, semakin memesona juga Jaehyun menurutku.

Dulu aku pernah memertanyakan tentang hubungan kita yang tidak memiliki alur yang jelas. Aku tidak tahu Jaehyun sesayang apa denganku, sebatas sahabat atau sudah lebih dari itu.

Dan dia menjawab bahwa dia mencintaiku. Jaehyun ingin cintanya ini tumbuh namun dalam ruang sahabat, dia takut bila memindahkannya ke ruang kekasih akan tidak cocok dan mati. Dia mengatakan bahwa ingin selalu bersamaku, dan Jaehyun juga bilang kita harus bersama tanpa memerdulikan apa status kita. Lagi pula bila kita nanti bertengkar, kemungkinan untuk saling menjauh itu sangat besar. Dan sekali lagi, Jaehyun hanya ingin bersamaku.

Aku sedih, jelasnya. Jaehyun takut salah langkah dan merusak semuanya yang sudah terangkai indah. Walau begitu aku tidak boleh egois bukan? Aku harus menghargai perasaan Jaehyun, karena pria itu juga mengerti bahwa rasa cintaku ingin hal yang lebih. Sebagai ganti kejelasan hubungan, Jaehyun selalu memerlakukanku dengan baik dan penuh perhatian.

Terkadang dia menjadi sosok sahabat yang usil dan juga bisa menjadi sosok kekasih yang penuh cinta. Otakku juga sudah terbuka, aku tidak memerlukan status hubungan untuk bahagia. Yang penting Jaehyun masih pada genggaman.

Sepulang kerja aku dikejutkan Jaehyun yang tengah menanti kepulanganku di dekat pintu apartemen. Senyumanku terbit kala sebuket bunga mawar ia sodorkan, " Welcome home sweety, " sambut pria itu lembut sebelum aku menerima buketnya sembari memeluk tubuhnya dengan erat.

" Miss you... " aku membenamkan wajah pada dadanya. Jaehyun sangat sibuk sekarang hingga aku jarang menemui dirinya.

Tapi bukankah kejadian barusan itu sebuah kejutan romantis? dia datang ke apartemenku dengan sebuket bunga mawar yang cantik dan segar. Sudah aku bilang bukan bahwa dia juga bisa menjadi sosok kekasih yang penuh cinta.

Aku mengajaknya masuk ke dalam apartemen. Bertukar cerita tentang hari ini. Jaehyun bilang dia sangat lelah dan ingin dibuatkan teh jahe madu. Aku menurutinya dan langsung pergi ke dapur.

" Jaehyun tehnya sudah siap, " ku letakan
secangkir teh panas itu di meja hadapannya.

" Terima kasih. " katanya sembari mengambil apa yang sudah aku buat untuk ditiup hingga uap - uap serta suhu panas sedikit berkurang.

Kalopsia ⚝ Jaeyong ✓Where stories live. Discover now