Apa yang ada dalam bayanganmu tentang mahkluk tak kasat mata? Mahkluk menyeramkan dan jahat yang menghuni tempat-tempat angker? Oh, aku yakin kau akan berubah pikiran setelah tahu apa yang kuhadapi setiap hari. Pertama, kuperkenalkan kalian dengan Kujaku. Jangan tanya dia mahkluk apa karena aku tidak tahu dan dia juga tidak pernah mau membahasnya. Percayalah, segala jenis kejahilan yang pernah kalian alami atau lakukan, belum ada apa-apanya bila dibanding dengan kelakuannya. Pernahkah kalian tergopoh-gopoh berangkat ke sekolah karena mengira sudah terlambat padahal saat itu masih malam hari? Aku pernah. Dan itu ulah Kujaku. Saking inginnya menjahiliku, dia membuat waktu pagi dan siang jadi terbalik. Bagaimana dia bisa? Bagaimana itu mungkin? Oh, ayolah. Mahkluk sejenisnya bisa melakukan banyak hal di luar logika kita. Bahkan dia pernah melemparkanku ke sekolah dunia lain dan percayalah itu tidak menyenangkan. Kuharap kalian tidak perlu datang ke sana kecuali, yah ... kalau kalian mempunyai cadangan nyawa yang cukup. Kedua, kuperkenalkan dengan ... ng, si Tak Bernama. Jangan mengerutkan dahi atau melirikku penuh tanya karena aku memang tidak tahu namanya. Si Tak Bernama lebih sering diam dan aku lebih suka kalau dia begitu. Karena bila dia berbicara, maka sering kali aku nyaris celaka. Yah, coba bayangkan saja bagaimana perasaanmu bila ada yang terus berbisik menyuruhmu untuk mati, mati dan mati. Kurasa si Tak Bernama akan berhasil bila dia menuliskan buku berjudul: 1001 Cara Sukses Untuk Mati. Tapi dia tidak selalu seperti itu, kok. Ada kalanya dia membela dan melindungku dari mahkluk lain. Mungkin prinsipnya adalah yang boleh menggangguku hanya dia, yang lain tidak boleh. Entahlah. Sekali lagi kukatakan, aku tidak tahu. Si Jahil dan si Pengganggu. Bisakah kalian bayangkan bagaimana hari-hariku? Tapi semua itu tidak ada apa-apanya sampai aku bertemu dengan Sang Gelap. Hanya satu kata baginya: mengerikan. Kuharap, kalian tidak bertemu dengannya.