Lavanya sejujurnya tak percaya akan kehidupan kedua, namun jika Tuhan sudah berkehendak maka hal itu tidak akan sulit untuk terjadi. Sama seperti dirinya, Lavanya begitu ingat rasa sakit dan panas saat peluru itu bersarang di dadanya. Terlalu nyata pula bila hanya di sebut sebagai bunga tidur, namun kini ia terbangun lagi, tepat tiga tahun sebelum kematiannya.