"iya Ar nggak papa, aku tau kok Syila lebih butuh kamu dari pada aku." Hembusan nafas lega itu terdengar jelas dari Ares. Ia tahu Selina pasti akan memaafkannya meskipun dia sudah menunggu lebih dari 2 jam. Ares sempat curiga sebenarnya terbuat dari apa hati sahabatnya ini, seumur hidup ini Ares belum pernah menemukan gadis sesabar dan sebaik Selina. "Lo tau kan gue ke sini buat ngomong kita nggak jadi pergi? Lo nggak marah? " tanya Ares membuat Selina menggeleng spontan. "Nggak kok, aku nggak marah. " ucap nya dengan senyum tulus yang terbingkai di bibir kecilnya. Heran? Iya, belum ada yang bisa menjelaskan keheranannya. Siapa yang bisa mendeskripsikan seluas apa sabarnya Selina untuk Ares. Next aja ya guys cuss langsung ke prolog.