Yura, anak perempuan dari konglomerat yang kurang bahagia. Karena sang ibu kerap kawin cerai, ia jadi gunjingan orang sekitar hingga mempengaruhi kesehatan fisik dan psikisnya. Keluar-masuk rumah sakit jadi rutinitas_ membuatnya frustasi hingga ingin mengakhiri hidup. Saat itulah dia bertemu seorang anak yang memberinya semangat. Teman pertama yang membuatnya berpikir positif tentang rumah sakit. Mengajarinya menghargai kehidupan. Keduanya saling berjanji akan bertemu pada hari dan waktu yang telah ditentukan. Pertemanan keduanya berlangsung tak lama, sebab terjadi sesuatu_ mengharuskan si anak lelaki pergi dengan meninggalkan sepucuk surat. Dalam surat si anak janji keduanya akan kembali bertemu ketika menginjak usia keduapuluh ditempat yang sama. Sayang, seiring berjalannya waktu, janji tak pernah terealisasi dan rupanya membekas di hati Yura. Anak itu memutuskan tak berkencan dengan siapapun_ menanti teman tanpa nama. Akankah suatu saat nanti Yura dipertemukan dengan si pria yang pastinya sudah dewasa. Andai keduanya bertemu kembali, akankah mereka saling mengingat satu sama lain atau karena beberapa faktor, keduanya saling melupakan?