第二十四部:520 (我爱你) | TAMAT

60 10 64
                                    

Berita yang pernah heboh, lambat laun akan menjadi angin lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berita yang pernah heboh, lambat laun akan menjadi angin lalu. Kehidupan akan kembali berjalan seperti biasa. Begitu juga Jia Qi yang sudah menjalani aktivitas sekolah tanpa membawa ketakutan di masa lalu.

Tanpa Chen An, Chen Ming, dan Hao Wei, perempuan berstatus murid kelas dua itu sudah terbiasa menikmati kesendiriannya. Ia juga sudah bisa menerima orang-orang di sekitarnya. Yang sebelumnya tidak terlalu mengenal, kini ia bisa bersosialisasi dengan mereka.

Karena kasus yang menimpa Jia Qi sebelumnya, banyak murid yang mengenal namanya. Sebagian bersimpati, menghibur, sebagian lagi bersikap biasa saja. Jia Qi bersyukur karena masih ada yang menyayanginya. Meskipun begitu, ia tidak berhenti untuk memikirkan Hao Wei.

Jia Qi membantu ketua kelas––perempuan, berambut panjang sepinggang-mengantarkan setumpuk buku ke ruang guru. Perasaannya sedikit tidak nyaman saat belok setelah turun dari tangga. Ia berhenti sesaat sambil memperhatikan sekitar.

"Ada apa, Jia Qi?" tanya sang ketua kelas.

"Tidak ada apa-apa. Ayo." Jia Qi menenangkan perasaan, tersenyum, menghampiri ketua kelas yang sudah berjalan lebih dulu.

"Apa kamu sedang sakit, Jia Qi?" tanya ketua kelas yang cemas melihat Jia Qi tiba-tiba sedikit pendiam.

Jia Qi menggeleng. "Tidak. Baru saja aku merasa ada seseorang yang sepertinya aku kenal."

"Siapa?"

Bahu Jia Qi sedikit terangkat. "Sudahlah. Mungkin hanya perasaanku saja. Ayo."

Ketua kelas membukakan pintu ruang guru. Jia Qi masuk sambil membawa tumpukan buku tulis dengan kedua tangannya di depan dada. Lalu, ia menaruh buku-buku tersebut di meja wali kelasnya. Ketua kelas juga menaruh ke meja sebagian buku yang ada di tangannya.

Setelah selesai, mereka pamit dengan guru, lalu keluar ruangan. Ketua kelas menahan Jia Qi sebentar di depan ruang guru. Tangan kanan menyodorkan sebuah buku. "Kamu ke kelas dulun. Bawain bukuku ini. Tadi terbawa. Aku mau ke toilet," ucap ketua kelas.

"Aku temenin saja, bagaimana?" tawar Jia Qi.

Ketua kelas menggeleng. "Aku sendirian saja. Lama nanti kamu menungguku." Belum sempat Jia Qi mengikuti, ketua kelas sudah berlari kecil. Buru-buru sekali. Sepertinya sudah tidak tahan.

Jia Qi menurut, ia berjalan ke arah kelas. Baru beberapa langkah, Jia Qi melepaskan begitu saja buku digenggamannya. Matanya lurus ke depan. Memastikan bahwa yang dilihat bukan mimpi, ia mencubit pipi sendiri. Sakit.

Dirinya melihat laki-laki, yang sangat dikenalnya, berjarak agak jauh sedang berjalan mendekat. Tidak mau menunggu, Jia Qi langsung berjalan cepat. Ia menghamburkan diri, memeluk laki-laki itu. "Hao Wei," ucapnya, tengah mengalirkan air mata.

Suara rintihan sedikit keluar dari mulut Hao Wei, tetapi kemudian sudut bibirnya menyunggingkan senyuman. Ia hendak membalas pelukan Jia Qi, tetapi perempuan itu lebih dulu melonggarkan tangannya. Tubuhnya dan tubuh Jia Qi mulai berjarak. "Hao jiu bu jian," sapanya setelah Jia Qi memandang wajahnya.

Terlambat Mengerti 后来我才明白 (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang