10;

498 122 51
                                    



<<WayV>>

<<WayV>>

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


Langit sudah mulai gelap, tergantikan dengan cahaya yang bersinar dari gedung-gedung yang berdiri dengan tinggi dan kokoh. Di tambah lampu jalan dan kendaraan yang membuat jalanan di kota yang padat tidak terlalu gelap.

Dejun sedang duduk di sebuah rooftop cafe, yang lebih tepatnya smoking area. Menyesap batang nikotin yang diselipkan diantara kedua jarinya dan mengepulkan asap yang keluarkan dari mulutnya.

Kemudian menyesap irish coffee yang telah di pesannya. Dirinya berdecak kesal saat Kun belum juga datang padahal pria itu yang mengajaknya untuk bertemu.

"Ck, lama sekali"

Bahkan dirinya sudah menghabiskan 3 Batang nikotin tetapi Kun belum juga datang. Melirik kearah jam tangan hitam yang dipakainya. Menghitung mundur walau jarum yang tipis dan panjang bergerak sesuai jalurnya.

"7—

—6

—5

—4

—3

—2

—1"

"Ahh... Lelahnya, si botak itu tak membiarkan ku pulang lebih awal"

Tepat, sesuai hitungan nya. Sekarang Kun sudah duduk di hadapan nya. Keadaan di smoking area sangat sepi, hanya ada mereka berdua. Dimalam hari seperti ini orang-orang memilih duduk di dalam cafe daripada di atap seperti ini. Apalagi area ini berada dilantai 3.

"Jadi,Ada hal penting apa sampai menganggu waktu libur ku, tuan Qian Kun?"

Tanya Dejun sedikit menyindir, atau memang.

"Kau harus lihat ini". Kun melirik kekanan dan ke kiri lalu ke pintu dan memastikan bahwa tidak ada orang yang akan menguping. Kun mengeluarkan sebuah kertas foto yang berada didalam saku seragamnya, kemudian menunjukkan kertas tebal tersebut kearah Dejun.

"Apa ini?" Dejun mengernyit saat tidak melihat apa-apa disana. Hanya sebuah gambar abstrak. Kun menepuk jidatnya berulang kali, dia lupa saat dia melihat gambar ini dengan jelas karena di soroti dengan sinar matahari, dan sekarang sudah malam.

"Akh.. Aku lupa, gambar ini hanya bisa dilihat saat matahari menyorotinya"

"Memang kenapa sama foto itu? "

"Aku menemukan nya saat tidak sengaja menabrak seseorang yang berpakaian serba hitam. Aku jadi sedikit curiga kalau orang itu dalang dibalik kasus orang hilang dan pembunuhan"

Dejun menatap Kun, "kau yakin?". Kun mengangguk. "Seberapa yakin?"

"Saat menabraknya aku sedikit mencium bau yang tidak asing. Seperti —anyir darah? "

Keduanya terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing sampai sebuah panggilan masuk ke ponsel milik Kun. Yang punya menarik tombol hijau lalu menempelkan benda pipih tersebut ke telinga kirinya.

Kun menghela napas, lalu memijit pagkal hidungnya sebelum menatap Dejun dan mematikan panggilnya.

"Ada sebuah kecelakaan di tol, aku harus pergi kesana" ujarnya.

"Bukan nya jam kerja mu sudah selesai?"

"Polisi yang lain sedang menangani pembunuhan disebuah rumah"

"Aku ikut"

Keduanya menuruni tangga dan langsung masuk kedalam mobil masing-masing. Dejun membuntuti dari belakang. Ini sudah malam, tapi kenapa jalanan masih ramai.

Saat sampai di lokasi kejadian Kun dan Dejun menunjukkan kartu identitas nya yang selalu di simpan di dalam dompet. Keduanya masuk kedalam garis polisi dan bergabung bersama polisi yang lainnya.

Guyuran hujan turun dengan deras tanpa tanda apapun, tetapi mereka masih mengamankan kendaraan dan membawa korban ke tempat yang teduh.

Para polisi itu tidak peduli dirinya kehujanan dan basah.Tiga mobil ambulans sudah datang dan segera mengevakuasi korban. Kun mendekat kesalah satu rekannya.

"Bagaimana?"

"Mesin mobil baik-baik saja. Kemungkinan sopirnya mengantuk dan menabrak pembatas jalan " Kun mengangguk.

Sementara Dejun yang menatap ke sekeliling karena firasatnya seperti ada yang memperhatikan mereka. Keadaan tol sangat gelap, kecuali pada jalannya yang di terangi cahaya lampu.

Melepas mantelnya untuk melindungi dirinya dari air hujan. Mengambil ponselnya lalu menyalakan blitz dan menerangi sekitar. Tetapi tidak ada apa-apa disana. Mengendikkan bahunya, berpikir bahwa tadi hanya perasaan nya saja.

🔄⏳

Ten mengambil kamera miliknya, berjalan keluar dan membidik apapun sebuah pohon Mawar yang tumbuh di perkarangan rumahnya. Tak lama hasil foto tersebut mulai muncul, menampilkan sebuah rumah yang terlihat jelas. Dirinya tersenyum sebelum gambar di foto tersebut berubah menjadi abstrak.

Berjalan kembali kedalam rumah dan memakai pakaian musim dingin dengan warna hitam seluruhnya. Berjalan masuk kedalam gang yang sudah seperti labirin ditambah sedikit kumuh dan gelap padahal matahari sedang bersinar terang.

Berjalan keluar dari gang tersebut dan dirinya sudah berada di kota, jalan pintas. Gang tersebut adalah jalan pintas dari pinggiran kota menuju kota yang padat dan macet.

Mengambil foto tersebut dan mengarahkan menuju sinar matahari, kembali gambar bangunan itu terlihat jelas. Mulai berjalan tanpa memasukkan foto itu kembali. Dirinya menabrak seseorang dan sengaja menjatuhkan foto tersebut lalu bergegas pergi.

Saat orang itu hendak kembali memanggil nya, Ten sudah terlebih dahulu bersembunyi di dalam gang, lalu tersenyum saat orang yang di tabraknya mengambil foto tersebut dan membawanya.

RoenJun0411

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

RoenJun0411

Btw, aku pengen tau kalian nemu book ini dari mana? Dari jalur apa gitu?

Silahkan berteori lagi, aku suka baca komenan kalian kalau udah berteori, bawaannya itu loh, greget sendiri 👀

Jangan lupa vote&komen
25vote, next!

Turn Back Time || WayVМесто, где живут истории. Откройте их для себя