Miracle in December
Story by : foxtink
Pairing : Mark Lee & Renjun Huang
Rate : T
Genre : Romance, lil bit angst
Hi, Renjun, ketika kamu membaca surat ini mungkin aku sudah pergi. Tapi aku tidak peduli, aku tetap akan menyatakan sesuatu padamu
Matanya menatap baris pertama dengan air mata yang sudah bergerumul, siap jatuh kapan saja.
Aku melewati banyak hari menyenangkan bersama dengan dirimu.
Pertemuan pertama kita, di perpustakaan kota. Kita berdua mahasiswa asing yang terjebak dalam sebuah bangunan besar dan sulit untuk keluar karena listrik padam. Kita masih berkomunikasi dengan bahasa Inggris saat itu.
2 jam kita terjebak hanya dengan bantuan senter ponsel yang tidak bertahan lama.
Bukan keadaan kita yang ingin aku ceritakan. Tapi, aku yang terpana akan dirimu. Tangan kita yang saling bertaut dan juga mantra-mantra penenang dari mu.
Sekelebat kisah mampir kedalam pikirannya. Menerawang pada kejadian 5 tahun lalu.
Ia ingat bagaimana raut cemas seseorang yang tidak pernah dikenal sebelumnya. Ia ingat bagaimana tangan mereka terus menggenggam dan akan semakin kencang ketika mendengar suara bising ditengah kegelapan.
Matanya terus membaca dengan tetesan air mata yang entah kapan mulai terjatuh.
Hingga di baris akhir, kalimat yang paling dibencinya.
Aku janji akan menemui dirimu kembali. Malam natal, 24 Desember dibawah pohon natal terbesar di Seoul
Pohon natal terbesar di Seoul, tepatnya di depan perpustakaan kota.
Sudah berkali-kali dirinya menunggu di sana. Dan tidak menemukan sosok yang ditunggu.
Sekarang pun sama. Dirinya sudah menunggu berjam-jam lamanya ditengah hawa dingin. Salju terus turun sejak satu jam yang lalu. Tangannya mengepal di dalam saku, meremas kertas peninggalan terakhir seorang Mark Lee.
Huh! Tanpa aba-aba pria bermarga Lee pergi begitu saja.
Tangisnya semakin keras seiring dengan angin yang semakin kencang.
Dirinya terjatuh, duduk dengan pasrah.
“Mark, tahun ini adalah tahun terakhir diriku di Seoul. Dan aku tidak yakin jika tahun berikutnya aku bisa menunggu dirimu lagi, maka dari itu aku menyerah. Dimana pun dirimu berada saat ini, semoga kau bahagia selalu. Selamat tinggal Mark dan Merry Christmas.”
Dengan lemah dirinya bangkit dan berjalan gontai meninggalkan pohon natal yang berkelap-kelip indah. Berbanding terbalik dengan dirinya.
“Merry Christmas, Renjun.”
Renjun seketika berbalik setelah mendengar suara yang cukup keras untuk bisa didengar olehnya.
Betapa terkejut dirinya melihat sosok yang sangat ia rindukan.
Mereka berdua berlari menghampiri satu sama lain.
“Mark!”
Mark menangkap tubuh Renjun dan memeluknya erat.
Menumpahkan rasa rindu yang sangat menggebu dengan pelukan yang seolah tidak ada hari esok.
Renjun yang melepaskan pelukan mereka terlebih dulu. Matanya menatap nyalang kepada sosok dihadapannya.
“Mark, apa kau bahagia? Kau tahu, aku tidak bahagia. Kau pergi tanpa peringatan, kau pergi tanpa bisa aku hubungi kembali, dan kau tega membiarkan diriku menunggu berjam-jam hingga malam semakin dingin.”
Mark kembali mendekap Renjun dengan erat. Rasa bersalah menyergap relung hatinya.
“Kau jangan pergi lagi.” Lirih Renjun.
“Tidak, aku tidak akan pergi.”
bagaimana bisa aku mengatakan yang sebenarnya?
✨✨✨
YOU ARE READING
My Only Wish ✨ Christmas Event
Fanfiction"Santa, can you hear me? Please make my wish come true." Oneshoot/Ficlet/Drabble of Markren from Markren's citizens. Dedicated to all Markren shipper BxB or GS Note: Event ini berkolaborasi dengan base @markrenfess di Twitter