"Santa, can you hear me?
Please make my wish come true."
Oneshoot/Ficlet/Drabble of Markren from Markren's citizens.
Dedicated to all Markren shipper
BxB or GS
Note: Event ini berkolaborasi dengan base @markrenfess di Twitter
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Natal tahun ini bakal jadi spesial bagi keluarga kecil Lee. Sebab tahun-tahun sebelumnya, Mark Lee si kepala keluarga beserta sang istri –Renjun, dan putra semata wayang mereka –Chenle, selalu menghabiskan waktu libur natal bersama keluarga besar di Korea.
Namun, untuk tahun ini mereka harus bepuas diri merayakan natal bertiga di Vancouver karena musibah pandemi yang belum jua membaik.
Sebetulnya mereka bisa saja terbang ke Korea, tapi Mark tak mau ambil resiko lebih besar mengingat sang istri yang sedang mengandung anak kedua dan Chenle yang baru sembuh dari flu. Lagipula, Mark juga ingin sekali-kali merasakan bagaimana rasanya perayaan natal hanya bersama keluarga kecil kesayangannya di tanah perantauan.
Maka untuk natal kali ini, Mark dan Renjun telah mempersiapkan perayaan natal yang sederhana untuk dirayakan bersama Chenle. Rumah sudah dihias dengan pernak-pernik natal sejak jauh-jauh hari, kelap-kelip lampu semakin meramaikan suasana rumah. Mark dan Chenle sedang sibuk menggantung kaus kaki santa di atas perapian, sedangkan Renjun setia berkutat dengan urusan dapur, mempersiapkan hidangan spesial untuk makan malam natal ketiganya.
“Dad, santa itu benar-benar ada?” Chenle bertanya setelah ia selesai menggantung kaus kaki terakhirnya, mata bundarnya menatap Mark penuh tanya
Mark tersenyum, “Tentu saja, kalau tidak untuk apa kita menggantung kaus kaki disini? Dan memasang pohon natal?” Ucap Mark sambil menunjuk pohon natal berukuran cukup besar yang berada di sudut ruang tengah
“Tapi, kata uncle Jeno, Santa itu tidak ada. Itu hanya tipuan anak-anak agar mau bersikap baik saat natal. Dan kado-kado di bawah pohon bukan dari Santa.”
Wajah Mark berubah kecut, ingatkan ia untuk memasang post-it di kepalanya agar tidak lagi meninggalkan Chenle bersama adiknya, Lee Jeno.
“Uncle Jeno mengatakan itu karena saat masih kecil dia anak yang sangat nakal, dia tidak mendapatkan kado dari Santa karena Santa tidak suka anak nakal, itu sebabnya dia tidak lagi mempercayai Santa.” Jelas Mark dengan senyuman tulus
Mark sebenarnya berbohong. Dibanding Jeno, Mark jauh lebih nakal saat kecil. Jeno itu sangat realistis bahkan sejak berusia 7 tahun, tapi Mark tidak mau kerealistisan Jeno diturunkan pada anaknya. Mark ingin sang putra masih memiliki imajinasi selayaknya anak kecil pada umumnya.
