19

3.1K 694 53
                                    


"Junghwan, lo dapet duit dari mana?" tanya hyunsuk sembari terpelongo.

Bagai mana tidak, meja panjang ruang tamu mereka diisi penuh dengan berbagai makanan, seperti pizza, ayam goreng, mie instan dan berbagai minuman tersusun rapi di atasnya.

Junghwan berjalan ke arah hyunsuk, ia tersenyum cerah dan mengisaratkan pada hyunsuk agar duduk.

"Semua udah kumpulkan?" tanya junghwan menatap semua.

Semua mengangguk, iya mereka sudah cukup, ruang tamu itu sudah di penuhi dua belas anak.

"Hayuk hajar!"

Semua bersorak, mereka mulai menyerbu maknan yang mereka suka.

"Wan, lo dapet duit dari mana?" tanya hyunsuk masih heran dengan semua ini.

Junghwan yang tengah sibuk mengunyah, menelan cepat makanannya.

"Pak chanwoo yang kasih, katanya uang ganti rugi dari pengadilan. Gitu." jawabnya amat polos.

"Oohhh, kok ga simpen aja uangnya, lo kan butuh buat jajan, beli ini beli itu, ngapain beli makanan banyak gini, buat kita lagi, kita ini udah mati wan ga perlu makan-"

Junghwan cepat memasukkan paha ayam ke mulut hyunsuk, di saat bahagia seperti ini junghwan tak ingin mendengar kesedihan.

"Bagi junghwan, kalian tetap hidup." ucap junghwan tersenyum lebar pada hyunsuk.

Setelah itu ia berdiri, mengangkat satu paha ayam ke udara.

"Ini semua perayaan atas kemenangan kita, kakak-kakak semua yang banyak ya makannya."

Semua tertawa melihat junghwan, tawa itu sudah lama tidak mereka lihat. Tawa yang sudah cukup lama ia pendam.

Hyunsuk tiba tiba menangis, adik kecilnya itu sangat pintar, ahhh... Rencana untuk menjauhi junghwan jadi hancur, bagai mana cara agar ia bisa menjauhi junghwan sedangkan adiknya itu sangat menyayanginya.

Jihoon yang tengah tersenyum lebar tak sengaja mengalihkan pandangannya pada hyunsuk, ia terkejut melihat hyunsuk yang menangis sembari terus menunduk kebawah, sekotak ayam di depannya pun tak ia hiraukan sama sekali.

Jihoon sedikit terkekeh, ia tau kakaknya itu bukan menangis karna sedih, ia menangis karna bahagia. Itu yang selalu terjadi jika sang kakak terlalu bahagia.

"KAK HYUNSUK NANGIIS!" teriak jihoon, membuat semua orang menatap asal suara.

Hyunsuk yang di teriaki pun menatap jihoon heran dengan mata yang penuh air.

"SORAKIN... HUUUU CENGEENG!" teriak jihoon lagi pada hyunsuk.

Ahhh... Sekarang semua mengerti maksut jihoon, sekarang adalah waktunya untuk menggoda hyunsuk yang tengah menangis terharu.

"HUUU... KAK HYUNSUK CENGEEENG..."

Semua bersorak kepada hyunsuk, hyunsuk makin menangis, terkadang ia tersenyum lalu menangis lagi.

Malam itu, rumah sederhana itu di penuhi tawa bahagia dari setiap anak, mereka bahagia, mereka seakan mendapatkan berkat dari tuhan, seakan dunia benar bensr memihak mereka.

Semenjak byunggon di tahan, tak ada lagi wajah murung junghwan, tak ada lagi pertengkaran antara mereka satu sama lain, mereka seakan menjalani hidup yang normal, tanpa mereka tau, waktu terus berjalan, siap tak siap mereka akan tetap pergi.

"Junghwan lo kenapa?" tanya inhong.

Ia mematung di depan pintu menatap junghwan yang tengah tertawa sendiri.

Junghwan langsung bungkam, ia mengutuk diri sendiri, kenapa ia tak mengecilkan suara tadi dan sekarang inhong datang kemari.

"Gue kira lo kenapa, teriak teriak nama kak hyunsuk, gue khawatir dan lari kesini." ucap inhong menghampiri junghwan.

Our little brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang