18

3.2K 685 32
                                    

Sudah terhitung seminggu lamanya setelah byunggon di nyatakan bersalah, ia terkena tidak pidana kekerasan dan perencanaan pembunuhan pada dua belas orang sekali gus, dengan hukuman penjara seumur hidup.

Hari hari terus berlalu, begitu juga dengan sebelas hantu tampan itu, waktu mereka tidak lama lagi, hanya tersisa 20 hari lagi. Mereka harus mulai mencoba menjauhi junghwan, agar saat mereka pergi, junghwan tak akan terlalu terpukul.

Tapi akan kah mereka bisa?

"Emm" asahi menggaruk tengkuknya canggung.

Semua orang menatap asahi, tumben tumben asahi mau buka suara saat berkumpul seperi ini.

"Kenapa sa?" tanya jaehyuk.

"Gue, mau liat ibu Keluar bentar ya" ucap asahi lalu berdiri dari duduknya.

Mashiho dan jaehyuk serentak berdiri, mereka saling menatap heran.

"Mas mau pergi juga?" tanya jaehyuk.

"Ohh..." ucap mashiho mengangkat jari telunjuknya.

"Gue ga pernah ngasih tau ya, makam ibu asahi sama ayah gue sebrangan. Jadi tiap ziarah kita slalu bareng." ucap mashiho tersenyum manis.

Junghwan menatap percakapan canggung itu sembari mengigit sebuah sendok.

Junghwan jadi heran, kenapa mereka tiba tiba jadi canggung seperti itu.

"Pamit kak, kita mau pergi." ucap jaehyuk lalu menghilang sekejab, bersama asahi dan mashiho.

Junghwan meletakkan sendoknya, meneguk segelas air, lalu ingin bergegas pergi juga.

"Kak. Pulang sekolah junghwan ada part time di kedai ayam"

Melihat reaksi para sodaranya yang tidak suka dengan ucapannya, membuat junghwan menggaruk tengkuk pasrah.

"Ga lama kok kak." rengek junghwan "pulangnya jam 8-9 nan lah."

"Yaudah pergi" ucap hyunsuk.

Junghwan langsung tersenyum cerah.

"Ati-ati tapi."

"Siaap bos."

***

Asahi perlahan meneteskan air matanya, ahh asahi benar benar tidak suka ziarah kemakam ibunya, ia selalu berakhir menangis, padahal asahi sangat benci menangis.

Tapi asahi tak mungkin tidak mengunjungi makam ibunya, selagi ada waktu asahi akan selalu datang.

Bukan membenci ibunya, tapi kenapa asahi selalu berakhir menangis di makam ibunya.

Jaehyuk mengusap pelan punggung asahi, jaehyuk tidak pernah tau apa yang membuat asahi sangat rapuh seperti ini, jaehyuk tak pernah tau apa yang membuat asahi berakhir di panti asuhan?

Hamada asahi itu adalah orang yang sangat tertutup.

Jaehyuk menatap lurus kedepan, sekitar lima makam dari makam ibu asahi, mashiho tengah tertunduk lesu menatap makam ayahnya.

Mungkin yang mashiho rasakan sekarang sama dengan asahi.

Jaehyuk jadi iri, mereka punya orang tua yang mereka sayangi, tapi tidak dengannya, seumur hidup ia membenci orang tuanya sendiri. Durhaka memang, tapi jaehyuk benar benar tidak peduli pada mereka.

Bagi jaehyuk ia tidak akan pernah merindukan ayah atau ibunya, mereka sudah cukup menjadi biang masalah dalam hidup jaehyuk, mereka sudah cukup menjadi titik kesakitan bagi jaehyuk.

Our little brother [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang