39

3.3K 655 85
                                    

Angin siang itu cukup ribut, so junghwan masih setia duduk termenung memandang seluruh makam sodaranya.

Ia menghela nafas panjang, kali ini tak ada lagi suara yang akan menyemangatinya seperti waktu itu, mereka semua benar benar pergi sekarang.

Junghwan tak ingin egois lagi, perlahan ia mulai merelakan semuanya, menerima bahwa 11 sodaranya sudah tenang di atas sana.

Ia sudah sangat berterima kasih pada mereka yang telah hadir dalam hidup junghwan, menjadi kakak yang sangat baik, membuatnya terus bersemangat untuk hidup, memberi warna pada hidupnya, junghwan benar benar berterima kasih atas segalanya.

Junghwan tidak akan pernah menemukan orang orang seperti mereka lagi.

Lagi, ia menghela nafas lagi, sudah terhitung 2 Minggu semenjak kepergian semua orang, sungguh junghwan hidup dalam kesedihan, bayangan mereka terus terlihat di matanya, terkadang mereka tersenyum pada Junghwan, terkadang mereka berlari lari di dalam rumah, bahkan mereka bertengkar, seakan mereka nyata, namun saat junghwan memanggilnya mereka menghilang.

Junghwan menghela nafas untuk ke sekian kalinya, berat untuk meninggalkan makam ini, ia ingin tetap berlama lama disana, namun ia harus tetap melanjutkan hidup bukan.

Ponselnya berbunyi, ia langsung mengangkat kala panggilan itu dari Chanwoo.

"Iya kak."

"Kakak buat makanan kesukaan kamu, kamu pulang ya."

"Iya, tapi agak lama aku pulangnya gapapa kan?"

"Emang kamu lagi dimana?"

"Lagi di makam."

"Kamu boleh ke makam, tapi jangan sampai kamu jatuh dalam kesedihan, mereka juga ga mau liat kamu sedih kaya gitu, mereka bahagia kalau kamu juga bahagia."

Junghwan langsung termenung memandang seluruh makam sodaranya, chanwoo benar jatuh dalam kesedihan itu tidak baik, sama layaknya ucapan Yedam waktu itu.

"Iya" ujarnya sebelum akhirnya memutuskan telpon.

Junghwan menaikkan senyumnya "Hai kakak semua, junghwan harus tetap melanjutkan hidup kan, masih ada kak chanwoo sebagai tempat keluh kesah gue, masih ada kak ryujin yang selalu datang ke panti masakin mie buat gue, gue ga boleh sia siain waktu yang berharga itu kan!, Kalian yang tenang ya di sana, junghwan bahagia kalau kalian juga bahagia."

Ia mengepal tangannya, bibir bagian bawahnya perlahan mulai bergemetar, otaknya kembali memutarkan memori memori tentang kebahagian yang di lalui dengan seluruh sodara sodaranya, matanya mulai berkaca-kaca, nyatanya ia tidak bisa pura pura bahagia, mengenang masa lalu saja langsung membuat nya menangis.

Junghwan terisak penuh kesedihan, ia tak menyangka jika kebahagiaan yang di laluinya bersama 11 sodaranya tidak bisa bertahan lama. Sosok 11 orang yang junghwan kagumi itu sudah tiada. Air mata itu tetap saja mengalir, ia menangis untuk kesekian kalinya.

Siang itu junghwan menangis terisak Isak di temani angin ribut dan ryujin yang memperhatikannya dari jauh.

***

Sehelai daun jatuh ke ujung sepatu junghwan, ia baru saja pulang dari apartemen chanwoo, kakinya terus melangkah memasuki pekarangan panti.

Junghwan senang sekarang tidak ada lagi beban di otaknya, ia lega semua insiden yang terjadi bulan lalu sudah berakhir, namun suasananya tak seindah dulu lagi, panti itu sangat sepi, tak ada teriakan orang orang dari dalam lagi, tak ada suara tawa yang menggelar di dalamnya lagi.

Our little brother [✓]Where stories live. Discover now