PROLOG

14 6 2
                                    

Seorang lelaki dengan seragam putih abu abunya memasuki sebuah kamar bercat putih tersebut, dengan langkah yg sangat pelan dia menelusuri setiap sisi kamar. Mengingat masa masa indah nan manis yg ia alami bersama sahabat kecilnya.

Mencoba kembali mencari sebuah kehangatan diantara dinginnya malam.

Dia mendudukan dirinya ditepi ranjang, matanya tak sengaja menatap beberapa lembar kecil kertas yang sudah tak nampak seperti sebuah buku lagi, diambilnya kertas tersebut yang terletak persis diatas meja disamping kasur tersebut.

Mencoba kembali menyusun setiap halaman demi halaman agar tampak rapi seperti layaknya sebuah buku. Matanya menyirit tak kala melihat nama dirinya yang menjadi sebuah judul dari buku tersebut,

Setelah dilihat lihat itu sebuah diary kecil Nadya.

Karna penasaran lelaki tersebut membaca lembaran pertama dari kertas yg telah tersusun rapi olehnya, sungguh membaca diary seseorang bukanlah kebiasaannya.

DIARY NADYA.

GANTA01

Dia Gananta Priadi Darta, atauu gua biasa panggil Ganta. Ganta itu kadang suka jadi sofboy atau baseball mungkin tapi serius Ganta adalah sahabat paling paling baik yg gua punya.
Kita sahabatan dari belum jadi, bayangin belum jadi aja kita udah sahabatan, hahaha ga gitu.
Orang tua kita yg membuat gua dan ganta selalu bersama.
Tiga kata yg dari dulu pengen gua ungkapin buat Ganta 'aku suka ganta'. Ini gua yg gila apa gimana, tapi serius Ganta orang pertama yg paling ngerti tentang gua, ganta juga mau dengerin seluruh keluh kesah gua.
Tapi sekarang gua sadar Ganta hanyalah sebuah persinggahan di antara hujan Ganta hanya melindungi sesaat sampai hujan tersebut selesai menumpahkan kesedihannya.
Iya walaupun ganta tidak dapat di genggam selamanya, tapi gua pernah merasakan nyamannya persinggahan yg Ganta berikan.

Nadya Almira Mahda
12-3-2018

• • • •

Tess..

Setetes air mata jatuh dari seorang Gananta Priadi Darta. Sungguh dia menangis sekarang?, rasa menyesal itu kembali datang. Ingin rasanya memutar kembali waktu tersebut, berharap seorang Nadya kembali ke dalam hidupnya.

"Nadyaa," lirihnya, menatap lembaran lembaran lain yg ternyata semua berisi tentang dirinya.

Kamar tersebut kini sepi, tidak ada gelak tawa berisik yang memenuhi seisi kamar. Tidak ada Nadya yang mengganggu Ganta saat sedang bermain ponselnya, dan Gananta kini tidak dapat mengganggu Nadya yang sedang sibuk merapihkan kamarnya.

Sungguh Gananta benar benar menyesal sekarang.

Only a friend, Gananta.Where stories live. Discover now