Chapter 30

3.1K 387 29
                                    

Seperti sebelumnya, udara terasa begitu dingin dengan angin yang berhembus cukup kencang dari area pegunungan, menggerakkan ranting tanpa daun di sana dan sesekali terjatuh ke tanah karena begitu rapuh. Iris berwarna hitam nya mengedar, mengarahkan kamera dengan kepala yang kini terus memikirkan mengenai hal baik yang harus ia potret dan menyerahkan nya dalam bentuk cerita pada bagian narasi.

Kakinya pun kini melangkah ke dalam Puri yang terlihat terbengkalai, setidaknya tak ada akar yang menempel pada dinding dengan warna Puri yang masih terlihat cukup baik, mungkin mereka melakukan perbaikan terlebih dahulu sebelum meminta tim penyiaran untuk datang hingga kakinya pun terus melangkah naik meninggalkan Taehyun yang tengah mengambil video.

"Senior? Haruskah kau masuk? Tempat ini membuat ku merinding."

Taehyun sedikit mengeluh ketika Senior tanpa rasa takut itu menaiki tangga menuju Puri dan membuka pintu nya hingga Taehyun melirik ke arah penjaga yang tampak nya tidak terlalu peduli membuat Taehyun menghela napas dan turut melangkahkan kakinya masuk, tetapi Taehyun memilih untuk mengambil posisi di atas tangga Puri yang mengarah ke halaman, mengabaikan Jungkook yang telah melangkahkan kakinya.

Ruangan itu begitu berdebu dengan beberapa patung yang kini di tutupi oleh kain putih, begitu juga dengan sofa yang duduki beberapa patung di sana. Ini seperti Museum Patung Lilin, mungkin— tetapi, tempat ini terlihat lebih menyeramkan dengan letak nya yang berada di pegunungan dan dekat dengan taman Revolt De Les Monges.

Mengingat taman itu membuat Jungkook merasa begitu dingin di seluruh tubuhnya, taman yang berada di kelilingi oleh pepohonan yang begitu rindang itu terasa cukup menyeramkan apalagi ketika senja. Namun, iris hitamnya kini mengarah pada koran yang ia gunakan serta ingatannya ketika Taehyung menceritakan mengenai penculikan semalam— Taehyung mengatakan tidak terlalu mengingat nya, dan hanya mengingat sebagian besar.

Bahkan, mengenai pemukulan pun Kim Taehyung tidak mengingat nya walaupun hasil pemeriksaan mengatakan hal itu. Kaki nya kini melangkah, menyusuri anak tangga ke lantai atas, tempat di mana Kim Taehyung di sekap membuat Jungkook terdiam dengan pandangan yang melirik ketika mendengar suara pintu yang tertutup karena angin.

Hal itu membuat nya menghela napas dan kembali melangkah hingga ia menemukan dua lorong yang berbeda dengan lukisan besar serta beberapa patung kecil yang berjajar di sana hingga Jungkook pun menghela napas dan menjauhi patung kecil yang mungkin hidup jika di dalam cerita bergenre horror membuat Jungkook bergidik ngeri dan menemukan ujung lorong yang memperlihatkan kaca dengan pemandangan hamparan pepohonan yang begitu indah membuat nya tersenyum tipis.

"Rumah ini sangat bagus jika terawat." Gumam Jungkook yang kini tertawa kecil dan mengeluarkan ponselnya. Ia akan mengirimkan pesan pada Taehyung beserta foto pemandangannya, ia akan mengingatkan pria itu untuk makan siang dan berharap pria itu akan menurut tanpa alasan yang begitu panjang seperti kereta api cepat milik Korea. Namun, Jungkook tak mendapatkan balasan membuat nya terdiam.

"Aku akan marah jika aku minta menjemput dan kau tidak datang." Ucap Jungkook dengan tubuh nya yang kini merengut karena udara begitu dingin membuat pandangannya kembali mengedar dan menemukan kamar yang di maksud di dalam koran. Kamar di mana Kim Taehyung di sekap hingga Jungkook pun menghela napas dan mendorong pintu itu pelan.

Tak ada apapun di dalam nya, hanya ada bekas tali, kursi serta ranjang yang cukup besar membuat Jungkook terdiam sebelum ia melangkahkan kakinya masuk dan menatap kosong. Ia mampu membayangkan bagaimana Kim Taehyung kecil di ikat menggunakan tali dan menjerit meminta pertolongan di dalam ruang gelap hingga Jungkook berjanji untuk tidak mematikan lampu sebelum Kim Taehyung tidur.

Pria itu selalu mengalah membuat Jungkook kembali menghela napas dan melangkahkan kakinya, melihat sebuah silet kecil yang berkarat di atas lantai membuat keningnya berkerut, bahkan iris nya kini kembali melirik ke arah lantai di mana tali masih ada hingga Jungkook pun terdiam dengan kening berkerut. Untuk apa tali itu dan tak mungkin sisa dari penculikan tidak diamankan.

The Most Beautiful ApologizeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang