|8| Surprise in the Morning

1.6K 274 19
                                    


"Astaga, gadis ini belum juga bangun." guman wanita paruh baya melihat seseorang masih bergelut nyaman dengan selimutnya.

"Sooya, bangunlah. Kau hari ini akan olimpiade, kau ingin terlambat?" ujar wanita tersebut sembari menepuk pelan tubuh Sooya.

"Eungh.. Eomma, jam berapa ini?" tanya Sooya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Pukul setengah delapan. Cepatlah, Beomjin sudah menunggu mu."

Dengan mata yang masih setengah tertutup, Sooya melangkah ke kamar mandi. Mengguyur seluruh tubuhnya dengan air agar lebih segar. Hingga di tengah aktivitas mandinya, ia teringat surat dari Heeseung. Kemarin ia belum sempat membukanya karena fokus belajar untuk olimpiade.

Sooya menyelesaikan mandinya dengan cepat. Begitu keluar dari kamar mandi, ia langsung meraih tas kecil yang di bawanya saat fansign kemarin. Untungnya surat itu masih ada disana. Baru saja ia ingin membukanya, sebuah suara menginterupsi.

"Sooya, kau sudah siap? Cepatlah atau kita akan ketinggalan bus." tanya seseorang dibalik pintu yang membuat Sooya mengurungkan niatnya.

"Sebentar Beomjin, aku akan merapikan rambutku." sahut Sooya.

Setelah merapikan rambut, Sooya kembali memeriksa seragam dan peralatan yang ia bawa sudah lengkap atau belum. Ia meraih tasnya, tak lupa memasukkan surat dari Heeseung ke dalam tas.

Dengan waktu singkat, Sooya dan Beomjin sudah sampai di lokasi olimpiade. Hampir saja mereka ketinggalan bus tadi. Bahkan Sooya tidak sempat untuk sarapan, alhasil dia membawa sarapannya untuk bekal.

Setelah turun dari bus, Sooya melihat seseorang yang tak asing duduk sembari memainkan ponselnya, "Selamat pagi Yuri." sapa Sooya diikuti Beomjin dibelakangnya.

"Ah, kalian baru sampai? Aku sudah menunggu kalian sejak tadi." kesal Yuri.

"Maafkan kami. Pagi-pagi sekali aku sudah kerumah Sooya, tapi dia masih sibuk di alam mimpi bersama bias-nya." gerutu Beomjin yang dihadiahi pukulan kecil oleh Sooya. Yang dikatakan Beomjin memang benar. Saat di bangunkan ibunya, Sooya masih bermimpi bertemu dengan Kim Taehyung.

"Ah, sudahlah.. aku lapar. Masih ada waktu untuk sarapan." Sooya membuka kotak makan dari ibunya yang berisi tiga potong sandwich.

"Sooya, apa isi suratnya? Kau tidak lupa membukanya kan?" tanya Yuri.

"Astaga, jika kau tidak bertanya tentu saja aku lupa." ujar Sooya meletakkan sandwich-nya. Baru saja ia ingin merogoh tasnya, tangan Beomjin lebih dulu mengambil tas miliknya.

"Habiskan dulu makananmu, baru kau baca suratnya!" perintah Beomjin.

"Beomjin, jebal.. itu sangat penting untukku." gerutu Sooya seraya merebut tasnya dari tangan Beomjin.

"Tidak boleh! Kau habiskan dulu makananmu. Aku tahu kemarin malam pasti kau lupa makan karena terlalu sibuk dengan buku-bukumu. Kau mau, pingsan saat mengerjakan soal olimpiade?" ancam Beomjin disusul gelengan Sooya.

"Benar kata Beomjin, kau lanjutkan dulu makannya." kata Yuri.

Akhirnya Sooya mau menuruti kedua sahabatnya dan mengunyah sandwich-nya dengan tergesa-gesa.

"Ya! Pelan-pelan saja makannya. Isi suratnya tidak akan menghilang." ujar Yuri.

"Aku sudah tidak sabar, Yuri. Kau bacakan saja suratnya, aku mendengarkan sambil makan." perintah Sooya disusul hembusan nafas kasar oleh Yuri. Mau tak mau dia harus membacakan surat itu.

"Untuk Na Sooya. Hai Sooya, terimakasih sudah datang dan mendukung kami. Semoga kamu menikmatinya ya. Semangat untuk olimpiademu. Jangan terlalu keras dalam belajar dan tidur larut malam, nanti kau akan sakit." belum sempat Yuri melanjutkan ucapannya, Sooya sudah memotong.

LIMERENCE [Lee Heeseung]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang