meet

9.9K 634 57
                                    

Tuk Tuk Tuk

Seorang pria bersurai hitam kini sedang menghentakkan jari-jemarinya secara bergantian diatas meja kantin. Pandangannya pun masih belum bisa lepas dari seorang gadis yang sudah lama mencuri perhatiannya.

"Mau sampai kapan lu liatin dia mulu." terdengar helaan nafas dari pria berkulit tan tersebut

"..."

"Kalo lu suka ya tinggal deketin trus tembak aja apa susahnya sih." kata pria yang kerap kali disamakan oleh binatang Panda

"..."

"Udah setahun kerjaan lu cuman liatin dia dari jauh doang Haruto? Sorry aja nih bro kalo minggu depan status dia berubah." ucap pria yang umurnya paling tua diantara yang lain

"Cih, tinggiin dulu tu badan baru ngomong."

"Eh kurang ajar ya lu, sini gak lu! YAK!! PARK JIHOON!!!" teriak Hyunsuk sambil mengepalkan tangannya ingin memukul Jihoon dan mereka berakhir saling kejar-kejaran.

"Ah, elah lama-lama gua pepet juga dah." kata Jeongwoo

"Lu berani deketin dia, besok tinggal nama." ucap Haruto dingin namun tegas.

Jeongwoo pun menelan ludahnya gusar dan kembali duduk di tempatnya.

Sebenernya Jeongwoo hanya bercanda tapi kali ini lawan bicaranya memang tampaknya sedang serius.

Haruto memang tidak main-main dengan kata-katanya. Pria itu pernah hampir membunuh teman sebayanya kalau saja tidak ada sahabat-sahabatnya yang menghalanginya.

Setiap pertengkaran yang melibatkan dirinya, tidak pernah ada namanya kekalahan malahan dia yang selalu mengantarkan semua lawannya ke rumah sakit karena seorang Haruto tidak mengenal kata ampun.

"Reina!!"

"Please jangan please" desis Reina

"REINA TUNGGU!!!"

"maaf"
"maaf"

Sekarang Reina sedang berlari sekencang mungkin untuk menghindari orang yang mengejarnya di belakang. Sesekali dia meminta maaf karena tidak sengaja menabrak murid lain.

Sret

Mmphh

Tiba-tiba tangannya ditarik oleh seorang pria di belakang loker dan mulut Reina di bekap oleh pria itu. Tangan kanannya di taruh diatas loker sebagai tumpuan. Kini jarak wajah mereka sangatlah dekat. Mereka hanya memandangi manik mata satu sama lain.

"AKKKHHH KEMANA SIHHH!!" seru seseorang yang dari tadi mengejar Reina. Lalu, dia pergi kearah lain

Setelah dirasa aman, pria itu pun akhirnya melepaskan melepaskan kedua tangannya dan memasukannya kedalam kedua kantong celanannya kemudian beranjak pergi

"Tunggu!"

Pria itu pun berhenti dan menengok kearah Reina

"Makasih ya."

"Nyusahin."

Satu kata yang sukses membuat Reina ingin mencabut kembali ucapan terima kasih yang baru saja ia lontarkan.

"Kenapa lu?"

"Gapapa"

"Ck, kenapa?" ucap Karina yang sekarang beranjak dari kursinya menghampiri meja Reina diikuti dengan Ning-Ning dibelakangnya. Ya, Ning-Ning adalah sahabat sekaligus asisten pribadi Karina.

"Tadi gue dikejer lagi sama Jeno, untung aja ada yang nolongin gw tap—"

"Kenapa kamu marah?" kata Ning-Ning

"Belom selesai Ning-Ning!!" ucap Karina dan Giselle bersamaan

"Iya-iya, maaf" ucap Ning-Ning sambil menunduk

"Nah, tapi pas gue bilang makasih dia malah bilang nyusahin" ucap Reina sambil menirukan gaya bicara angkuh pria yang tadi menolongnya.

"Nama?" kata Karina

"Gatau, gue gasempet liat nametagnya tapi kyknya Har?—Ho? Ah gatau gue "

"Ciri-ciri?"

"Hmm rambutnya item, suaranya kyk berat gtu trus tingginya kira-kira segini" jelas Reina sambil mengangkat tangannya keatas sebagai alat ukur tinggi pria tersebut

"Udah lah gausa dibahas males bgt gue dengernya"

"Bentar kata lu tadi Har? Hmm..? GA SALAH LAGI!!" ucap Giselle

"HARUTO!!" ucap Karina dan Giselle berbarengan yang sukses membuat semua teman kelasnya menoleh kearah mereka berdua

Giselle dan Karina? mereka hanya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan semua kembali menjadi normal

"Gausa teriak juga kali" ucap Reina

"Na, jujur aja kalo sampe itu beneran Haruto gue nangis ajalahh baru tadi pgn move on" rengek Giselle

"Lah? Kak Jihoon napa?"

"Udah ah males ngomongin dia entar aj gue ceritain di rumah lu"

"Na, 4 tahun gue satu sekolah sama Haruto dan ini baru kali ini gw denger dia nolongin orang. There must be something with you." kata Karina dengan nada serius

"Apaansih, Kar haha—siapa tau dia bukan si Haruto itu" elak Reina canggung

"Let's see" ucap Karina sambil kembali ke tempat duduknya diikuti Ning-Ning

"Na, hati-hati kalau sampai lu beneran berurusan sama Haruto semua akan terasa sulit." kini Winter yang angkat suara, dia memang tampak pendiam tapi dia yang paling mengerti Reina dan terkadang dia bisa juga gila seperti teman-temannya

"Jangan gitu ah gue jadi takut"

"Duh-duh, Sini-sini" ucap Winter sambil merentangkan tangannya dan disambut oleh Reina

"Eh apani kok icel enggak di ajak" kata Giselle yang duduk dibelakang kursi Reina dan Winter

"Udah-udah sini" dan mereka berpelukan

Sedangkan di barisan tengah samping kiri masih ada Karina yang diam sambil merenung

"Apa mungkin Haruto suka Reina? Ck, masa iya?"—gumam Karina

You - Haruto WatanabeWhere stories live. Discover now