moving her

4.2K 185 62
                                    

Original story by HUNjustforHAN
.
.
.
Seulgi masuk dalam pernikahan ini akibat ambisius tinggi ibunya. Ketika dia puas menduduki posisi kedua dalam ajang putri kecantikan, maka ibunya tidak pernah puas dengan itu. Sebagai hasilnya, Seulgi harus menikah dengan seseorang yang masuk dalam kriteria sang ibu meskipun itu bukan kriterianya.

Adalah Park Jimin, CEO salah satu stasiun TV terbesar Korea Selatan yang menjadi calon tunggal yang harus Seulgi nikahi. Pria itu bahkan pernah berpikir untuk tidak menikah seumur hidupnya. Apalagi dengan Seulgi, wanita yang terlalu serius dengan sikap sok dewasanya yang menyebalkan.

Jimin benci tipe wanita seperti itu. Yang Jimin butuhkan adalah wanita manja yang akan melompat kegirangan hanya karena Jimin berhasil membukakan tutup kaleng soda untuknya. Seulgi sepertinya tidak punya sifat tersebut. Dari matanya Jimin bahkan dapat melihat bahwa Seulgi adalah tipe wanita yang lebih memilih memanjat meja dapur demi meraih gelas di lemari atas daripada meminta pertolongan pada orang sekitar.

Jimin benci wanita yang sok mandiri.

Tapi menolak semua ini terlalu rumit. Urusan kantor sudah menyita waktunya cukup banyak dan menolak hanya akan menjalin persilatan lidah antara dia dan ibunya selama berjam-jam. Jimin butuh istirahat. Jadi dengan santainya, Jimin mengatakan 'iya' terhadap pernikahan yang di luar prediksi.

Lalu pernikahan pun terjadi di pertemuan kedua mereka. Senyuman hanya sebatas basa basi di atas altar dan pipi Seulgi adalah yang Jimin pilih untuk meletakkan ciuman pernikahan mereka dengan terpaksa.

"Pernikahan ini, kenapa kau terima?"

Itu adalah pembicaraan pertama mereka yang dimulai Jimin, di atas ranjang dingin dengan tubuh saling membelakangi. Ranjang pengantin mendengus pada interaksi mereka yang terlalu pasif.

Malam pertama yang beraroma perpisahan.

"Kenapa tidak kau saja yang menolaknya?" tanya Seulgi balik.

"Berdebat dengan ibu adalah hal paling memuakkan di dunia. Menikahimu adalah pilihan terakhir dan satu-satunya yang kumiliki."

"Kita sama. Ibu kita juga sama, takdir kita juga sama. Lucu memikirkan bahwa hal-hal menyebalkan ini yang membuat kita berjodoh."

Mereka terdiam sejenak. Mengantuk, tapi terlalu kesal untuk tidur.

"Ada beberapa hal yang harus kau tau tentang aku."

"Apa?" tanya Seulgi terkesan bosan.

"Aku punya banyak pekerjaan, begitu pula dengan wanita. Salah satu diantara itu ataupun keduanya akan membuatku sering pulang larut."

Oh, ini adalah malam pertama yang sempurna. Suaminya sedang mengatakan bahwa dia punya banyak peliharaan di luar rumah. Seulgi menghela napas.

"Kalau begitu jadwal makan malam dihapuskan."

Jawaban Seulgi membuat dahi Jimin berkerut. Dia semakin tidak menyukai wanita ini. Wanita sok tegar yang memuakkan.

"Untuk sarapan pagi, kau bisa bakarkan roti dengan selai kacang."

"Akan kubuatkan besok."

"Ditambah satu cangkir kopi."

"Berapa sendok gulanya?"

"Dua sendok teh."

"Aku mengerti."

Ya Tuhan, Jimin merasa sedang bicara pada alarm serbaguna.

"Apa yang akan kau lakukan selama aku bekerja?"

"Aku punya beberapa kontrak yang harus kuselesaikan sebelum akhir tahun. Tapi tenang saja, pekerjaan rumah tetap bisa kuhandle."

𝙎𝙀𝙐𝙇𝙈𝙄𝙉 𝙎𝙃𝙊𝙍𝙏 𝙎𝙏𝙊𝙍𝙔 [𝙈]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang