𝟎𝟏. 𝐟𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐭𝐚𝐬𝐤 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐧

478 81 67
                                    

Jeno duduk dengan sedikit lunglai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jeno duduk dengan sedikit lunglai. Kedua kakinya ia silangkan diatas meja. Postur proposionalnya kini terlihat lusuh, mata yang sama sekali tidak fokus memandang itu teduh menatap hampa hampir hilang kendali.

Jeno menyesap rokoknya diselingi dengan tegukan wine yang selalu tersedia diatas meja diruangannya. Memorinya masih memutar kejadian beberapa jam yang lalu, saat satu peluru melesat menuju arahnya tetapi bersyukur hari ini belum waktunya ia mati.

Semua pikiran kalutnya berakhir, mata tajamnya beralih membidik sebuah Pager¹ kepunyaannya yang menyala menandakan ada sebuah pesan suara yang masuk.

93-230400

Dial nomor Pager menunjukkan ID khusus pasukan rahasia negara. Ya, itu pasti dari instansinya.Badan Intelegen Negara.

ID Pager dari instansinya memang direkap khusus. Jika digit pertama ID Pager yang tertulis adalah '93', sudah pasti itu milik pasukan khusus. Hal itu memang sengaja diciptakan agar anggota spionase yang menerimanya dapat mengerti kalau itu adalah pesan suara yang sangat penting dan sangat rahasia dari sebuah negara.

Jeno bergegas meraih alat komunikasinya. Cekatan ia mengetikkan ID Pager kedalam telepon kabelnya, kemudian duduk diatas meja sambil mendengarkan pesan suara dari atasannya,

"Jevian Oxley, semua penyelidikanmu sudah saya terima. Saya mengizinkan tim-mu untuk melakukan penyelidikan lanjutan dan tindak eksekusi, kinerjamu tidak pernah mengecewakanku, Oxley. Datanglah dengan Harry dihari Senin. Akan diadakan rapat rahasia untuk misi besar di London. Jangan mengecewakanku, Oxley. Diharap kau tau kalau ini adalah perintah dari pimpinanmu, Tyleer Lee. Jadi datanglah tepat waktu."

Jeno menutup gagang teleponnya. Ia memijat pelipisnya. Pikirannya memang tidak pernah diizinkan untuk tenang.

Pria yang sedang kalut itu kini melepas jaket kulitnya kasar. Ia segera menuang wine segelas penuh dan meneguknya dalam sekali tembak. Bukan hanya sekali, dengan gilanya ia melakukan itu berkali-kali.

Jeno meraih tepian lemari untuk bertengger, kepalanya mulai berputar. Tentu saja karena minuman antah-berantah itu.

"PERSETAN!" Jeno melempar gelasnya ke dinding.

THE SALVATORE : JenoWhere stories live. Discover now