𝟎𝟐.ㅡ 𝐛. 𝐢 𝐠𝐨𝐭 𝐲𝐨𝐮, 𝐥𝐨𝐬𝐞𝐫!

394 57 50
                                    


mau up kemarin tp kelupaan:( lagian, emang ada yang nungguin ya?

disclaimer, banyak konten kekerasan!

1

2

3

𝟎𝟐.ㅡ 𝐛. 𝐢 𝐠𝐨𝐭 𝐲𝐨𝐮, 𝐥𝐨𝐬𝐞𝐫!

Saat Jaeden dan Halton tengah duduk diruang makan, ada seseorang yang mendekatinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Saat Jaeden dan Halton tengah duduk diruang makan, ada seseorang yang mendekatinya. Sangat tampan dan terlihat muda, sepertinya Jaeden dan Halton seumuran dengannya.

"Kalian berdua sukarelawan dari Manchester, ya?" tanya seseorang yang kini duduk didepan mereka. Tangannya terulur begitu saja didepan Jaeden dan Halton, "Ayo saling tau, sepertinya umur kita tidaklah terpaut terlalu jauh satu sama lain, aku Felix."

Jaeden menerima ulurannya, "Namaku Jaeden, dan ini Halton, temanku."

Halton tersenyum ramah, "Accent Inggrismu sedikit berbeda, sepertinya kau itu...Australian?" tebaknya.

Felix terkekeh, "Apakah accent Australia-ku sangat terlihat?"

"Tentu, sangat terlihat."

"Sebenarnya tujuanku menghampiri kalian adalah untuk meminta bantuan, can you help me?"

Jaeden mengangguk, "Sure, what can i do for you?"

"Aku dan beberapa sukarelawan akan membereskan ruang tekstil di pabrik setelah makan siang. Kami butuh dua orang lagi, sekalian aku akan memperkenalkan kalian kepada Tuan Javier, pemilik asli pabriknya."

"Kedengarannya bagus." Halton menyambungi.

"Kukira Distrik disini mengalami krisis ekonomi yang sangat parah. Ternyata jauh lebih baik dari yang kupikirkan." Tukas Halton sambil meminum segelas air putih. Matanya tak henti-henti memandang luas semua yang berada di pemukiman para relawan ini.

"Dulunya begitu, distrik ini kering kerontang. Tak ada kehidupan, bahkan yang hidup pun ingin mati karena tak dapat menahan rasa lapar yang berkepanjangan. Tapi kemudian Tuan Javier datang, ia mendonasikan sebagian kekayaannya untuk membangun pabrik-pabrik kebutuhan pokok, sebagian besar digunakan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang disini, sebagian lagi ia jual keluar negeri."

"Aku tidak tau ternyata sosok pemilik pabrik itu adalah orang yang sangat berpengaruh."

Felix mengangguk, "Ya, memang. Tanpa dia, kita tidak hidup. Makanya aku ingin sekali mengenalkan kalian dengannya."

Jaeden meneguk air mineral didepannya, sejatinya ia terpukau dengan semua yang ada disini. Orang-orang yang ramah hingga kehidupan yang sangat layak. Distrik ini kembali hidup setelah beberapa tahun silam menjadi distrik yang 'mati'.

THE SALVATORE : JenoWhere stories live. Discover now