14🌙

299 59 2
                                    

Apa yang paling penting di dunia ini?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa yang paling penting di dunia ini?

Uang,

iya uang.

Tidak perlu munafik, uang memang penting untuk bertahan hidup. Dan berjuang untuk mendapatkannya bukanlah hal yang terkutuk. Apapun akan manusia lakukan untuk mendapatkan lembaran berangka itu.

Sesuai perintah dan keinginan diri, pada sore berbalut awan kelabu dan sinar matahari yang masih berusaha memburai itu Yerim sudah berada di dalam bus. Pandangannya menatap kertas yang ia genggam. Membaca ulang alamat yang tertera di sana. Di ujung bawah tertulis nama yang Yerim tebak adalah pria itu.

Lee Minhyuk, Yerim membatin.

Turun pada kilometer kesekian, ia membuka ponsel untuk memeriksa maps. Lantas tumitnya menyusuri tepi jalanan kota. Putaran menit berikutnya langkah Yerim berhenti di depan gedung pencakar langit yang tak lain adalah sebuah apartemen.

"Gila," gumamnya tanpa sadar. Dengan raut datar yang menerawang pada puncak di atas sana.

Tanpa aba ia pun memasuki gedung lantas menaiki lift untuk sampai pada nomor lantai yang tertulis di sticky note.

Melintasi koridor pada tingkat itu Yerim malah terkagum dengan pintu-pintu megah di sisi kanan dan kirinya. Tiap langkah menggema dengan birama konstan. Menenggelamkan pikiran wanita itu dalam angan yang begitu maya.

Kembali tersadar, Yerim pun fokus mencari nomor pintu tujuannya. Dan berakhirlah ia di depan portal yang terletak di ujung lorong.

Memastikan angka sekali lagi, Yerim hendak menekan tombol bel. Namun, tiba-tiba ia bimbang.

Sebenarnya kandang apa yang harus ia masuki ini?

Ia bahkan tak tahu apa yang ada di dalam. Apakah serigala berbulu domba? Apakah ular yang haus darah? Atau memang hanyalah babi yang butuh makanan sisa?

Tunggu, ia rasa tidak terjadi apapun malam itu. Jadi kenapa ia harus bersusah payah menuruti kemauan pria itu hingga detik ini?

Yerim yakin tak ada apapun selama ia masih terjaga saat itu.

Tapi. . .

bagaimana dengan saat-saat ketika ia sudah terlelap?

Yerim sedikit ragu akan hal itu.

Sekarang haruskah Yerim pulang saja?

Menjauh dari—yang ia anggap—bahaya. Lantas merelakan won yang ia damba?

Oke, pulang.

"Tidak semudah itu."

Terlambat.

Seseorang terlanjur membuka pintu dan melihat Yerim yang melangkah berniat meninggalkan tempat.

║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║
ˡᵉᵗ ᵐᵉ ⁱⁿ

Let Me In √Where stories live. Discover now