[24] Aku mau itu...

440K 32K 1.6K
                                    

Semakin hari semakin banyak cowok yang mendekati Bella, padahal Bella sudah bersikap biasa aja. Di kampus pun dia gak neko-neko, dandanannya sederhana, tapi kenapa mereka masih banyak yang menyukainya.

Tanpa Bella sadari. Cewek sederhana seperti dialah idaman cowok. Cantik tanpa make up menor, ramah, sering tersenyum, pakaian sederhana tapi tetap anggun. Dan yang paling penting Bella itu seperti memancarkan inner beauty yang bisa membuat siapapun nyaman dan jatuh hati padanya.

Tapi bukan itu yang Bella inginkan. Dia tidak ingin jadi sorotan.

"Ayo dong Bel kasih nomor lo."

"Sorry, gue gak bisa."

Misalnya seperti hari ini, ada seorang cowok yang kekeh minta nomor Bella, padahal Bella sudah berulang kali menolak.

"Bella," cowok itu mencengkeram tangan Bella membuat Bella memekik tertahan.

Beberapa mahasiswa ingin menolong, tapi mereka juga tidak ingin berurusan dengan cowok yang bernama Dito itu. Jadi sekarang mereka pura-pura gak liat dan langsung pergi gitu aja.

Dito adalah mahasiswa yang terkenal suka membuat onar, dia tidak dikeluarkan dari kampus karena ayahnya adalah salah satu orang penting di kampus Liberty.

Dito itu seenaknya, mengklaim apapun yang ia sukai sebagai miliknya. Sekarang dia menyukai Bella dan dia ingin Bella menjadi miliknya.

"Lepasin gue," Bella menarik-narik tangannya.

"Ikut gue."

Dito menyeret Bella menjauh. Bella baru ingin menendang Dito tapi seseorang menahan tangan Dito.

"Gak usah ikut campur."

"Gue gak akan ikut campur kalau lo gak nyakitin cewek," Kevin menarik Bella ke belakangnya.

"Gue gak nyakitin dia, gue cuma mau ngajak dia pergi."

"Tapi Bella gak mau."

"Ck, bukan urusan lo," Dito ingin meraih tangan Bella, namun sebelum Dito berhasil menyentuh Bella, Kevin memiting tangannya.

"Arrrggg," Dito memekik kesakitan.

"Dengar, gue bisa patahin tangan lo kalau lo berani nyentuh Bella."

"Lepasin gue bangsat."

"Gue bakal lepasin lo kalau lo jauh-jauh dari Bella."

"Iya. Gue gak akan ganggu dia."

"Gue pegang omongan lo, kalau gue tau lo masih ganggu dia, gue gak akan ngampuni lo."

Kevin mendorong Dito menjauh sampai terhuyung, setelah itu dia langsung lari, namun sebelum pergi dia membuat gerakan menggores di leher. Lalu tertawa seperti orang gila.

Kevin membawa Bella ke parkiran.

"Lain kali kalau ada apa-apa teriak aja minta tolong, jangan diem kayak gitu.."

"Mereka gak akan bisa nolong gue."

"Kenapa?"

"Dito itu anak rektor. Mereka gak akan berani melawan Dito. Ya gue harus siap-siap aja kalau dia ganggu gue."

"Lo punya nomor gue. Lo bisa hubungi gue kapanpun lo mau. Gue akan selalu ada buat lo."

"Terima kasih, tapi gue bisa jaga diri sendiri. Gue gak selemah yang lo pikir."

"Hm, gue antar pulang. Di mana rumah lo?"

"Gak usah gue bisa pulang sendiri."

"Terlalu bahaya Bella."

Ketua BEM and His Secret WifeWhere stories live. Discover now