Haechan sudah berada di salah satu basement apartement di daerah seoul, tak jauh dari tempat dormnya berada. Hari ini rencananya ia ingin menjelaskan pada gadisnyaa mengenai banyak hal, termasuk pernikahan mereka. Haechan tersenyum ketika membayangkan ekspresi gadis itu yang cantik, dan juga lucu. Apa ia tengah jatuh cinta sekarang. Mungkin, memang benar. Dengan membayangkan gadis itu aja buatnya terkekeh kecil.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fikirannya kembali melayang saat kemarin, sebelum Jeno benar-benar pergi Haechan menahannya.
"Jeno -ya, cakkaman.."
"eoh? wae?" tanya Jeno kembali menoleh.
Haechan menatapnya dengan cengiran khasnya. Yang membuat bingung Jeno.
"kau kenapa sih, hah?"
"Bolehkah aku meminta nomor Lee Chaeryeong?" tanyanya malu-malu.
Jeno yang tadi mengernyit tak mengerti sekarang ia tertawa geli.
"Yak! Kenapa kau tertawa, hah? Memangnya ada yang lucu?" Sengut namja itu kesal.
"eoh, isseo. Kau!" Ujarnya yang masih terus tetawa.
"Kenapa tak minta sendiri sih? Payah sekali namja ini. Hahahha... Tadi sajaa sok-sok bijak dan dewasa. Meminta nomor calon istri saja tidak berani. Hahaa"
"Yaaa! Aku berani!!"
"Buktinya kau minta padaku, babo! Hhahaha"
"Yak Lee Jeno, berikan saja padaku. Kemarin saat bertemu aku lupa memintanya langsung. Ini mendesak, bodoh! Kau pun tau untuk apa!"
Jeno mendengus. "Cih, kau yang meminta kau yang galak. Aku akan mengirimkan kontaknya padamu nanti." Ujarnya kesal.
"Ck, kenapa nanti kalau bisa sekarang. Aku mau sekarang!"
Jeno memutar bola matanya jengah. "Aku tidak bawa ponsel. Sudahlah aku sudah ditunggu mananger hyung." Gumamnya berlalu.
"Yaak! Jangan sampai lupa, Arrasseo! Aku akan mengingatkanmu nanti. Yaaa, Lee Jeno!" Teriaknya kesal. Namun tak dihiraukan Lee Jeno.
Tapi, yang dikatakan Lee Jeno benar bahwa ia memberika kontak Chaeryeong saat selesai mereka latihan. Yang membuatnya tak bisa tidak tersenyum tadi malam.
