Unveiling: Hinata Shoyo

852 95 9
                                    

Argh!

Teriakan demi teriakan terjadi di seluruh isi kapal. Satu persatu kerusuhan terjadi. Mayat yang bertebaran, mendadak bangkit.

mereka bukan Zombie melainkan Undead.

"Sial! Kenapa disaat seperti ini kita malah terpisah-pisah!" Gerutu pria bersurai jeruk mungil yang sedang bersembunyi di kabin kapal tersebut.

"Apanya yang The Merchant Royal! Ini hanyalah kapal tiruan dengan penelitian ilegal!" Hinata terus berjongkok untuk menghilang dari pandangan para Zombie berakal itu.

Hinata berjalan tetap dalam keadaan jongkok. Ia berusaha mencari dimana teman-temannya berada. Saat ia menemukan sebuah pintu kecil menuju dek ia segera membukanya tanpa pikir panjang dan...

"Aaa...!"

H-2 Peristiwa The Merchant Royal

Seorang pria bersurai jeruk berjalan santai setelah pulang studinya sore ini.

~yami wo haratte yami wo haratte
yoru no tobari ga oritara aizu da--

Ponsel pria bernama Hinata itu berbunyi dengan nada dering dari anime favoritnya.

"Moshi-Moshi?" Hinata mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang meneleponnya.

Tak ada suara hanya suara-suara tak jelas.

"Moshi-Moshi?"

Kresek kresek...
*Maafkan soundnya yang kresek:')

"...et non morieris--" seketika telepon itu mati.

Saat itu tak jelas apa yang orang diseberang telepon katakan. Suaranya yang serak dan pelan menambah kesan misterius dari penelpon tersebut.

Hinata terlihat bingung, ia tak tau apa yang orang itu katakan yang ia dengar hanya lah kata...

"et non morieris" gumam Hinata. "Apa itu?" Ia memiringkan kepalanya karena tak mengerti. Ia hanya mengangkat bahunya santai tak peduli.

Ia tetap berjalan santai tanpa berpikir bahwa telpon itu akan menjadi awal teror hidupnya.

Brak!

"Apa yang kau keluhkan seperti seorang lansia Teito?" Hinata mendudukkan dirinya dengan santai diatas sofa single yang terletak di samping adik kesayangannya itu.

"Kak kapan kau pulang?" Tanya Teito tanpa menoleh.

"Kau terlalu tuli" jawab Hinata. Teito terlihat tak peduli, entah apa yang terjadi dengan adik kesayangannya itu hari ini ia terlihat seperti si rubah sipit tak ingin hidup dari Inarizaki.

"Hachu!" Seorang pria sipit yang tengah memutar bola bersiap servis tiba-tiba bersin.

"Suna kau sakit?" Tanya salah seorang rekannya. Ia menggeleng "mungkin ada yang menghujat ku" Suna kembali bersiap.

Kembali kepada adik kakak keluarga Hinata.

"Argh! Kenapa tak ada satupun televisi ini yang menyiarkan para noona ku?!" Teito berdiri karena kesal.

Hinata heran, sejak kapan adeknya jadi fanboy?

"Argh... Padahal sebentar lagi PandaPink akan debut! Noona Roosa..." Teito merengek.

"Ponsel mu kemana? Kenapa tak melalui ponsel saja?" Tanya sang kakak yang tak mengerti.

"Rusak. Terendam saat aku merebus mie instan" ia bersungut kembali.

"Wow Impresif!" Sang kakak kagum pada sang adik yang merebus mie menggunakan ponsel.

"Apanya yang Impresif kak?!" Teito melempar bantal sofa pada Hinata.

"Au adikku sangat impresif memasak mie dengan tambahan toping I-Font" Hinata tergelak meninggalkan adiknya menuju kamar. Sedangkan Teito jangan ditanya betapa kesalnya ia.

Tak lama kedua orang tua mereka pulang. Terdengar lah Teito yang merengek minta ponselnya untuk diperbaiki.

Awalnya saat Teito menjadi keluarga ini, ia sangat canggung. Tapi setelah beradaptasi Teito adalah pria keras kepala yang Tsundere nya tak tertahankan. Melebihi kakaknya.

Oke tinggal kan sang Outoto yang memprihatinkan. Kembali pada sang jeruk Sunshine.

Ia menghempaskan dirinya karena kelelahan. Beberapa menit kemudian ia memejamkan matanya dan tertidur.

---

Di dalam sebuah kamar seorang pria berambut jeruk tengah tertidur lelap tapi tiba-tiba, wajahnya memucat dan dipenuhi keringat. Berkali-kali ia menggeleng dan mulutnya berkomat-kamit seakan mengatakan sesuatu.

"...ngan--"

"Ti... Ngan--"

"Ti--"

"Jangan! Jangan!"

"TIDAK!" pria itu terbangun dengan keringat di sekujur tubuh nya. Matanya berkaca-kaca. Ia kebingungan. Ia tak tau dan tak ingat tapi yang jelas ia baru saja mimpi buruk.

"Nii?" Panggil Teito berdiri diambang pintu yang telah terbuka.

"Emm?" Hinata menoleh.

"Kau mimpi buruk?" Tanya Teito.

"Kurasa begitu" Hinata tersenyum. Teito masuk dan menutup pintu, ia berbaring di sebelah Hinata.

"Aku akan menemanimu" ia memejamkan matanya. Hinata tersenyum lembut dan mengelus rambut Teito.

"Arigatou" bisik Hinata dan kembali tidur.

---

"Et Non Morieris"

Bisik seorang pria misterius dalam kegelapan lalu lenyap tanpa peringatan.

---

Fin

TBC.

Next:
Unveiling: Hinata Teito

°
°
°

Tiket lanjut : 20 Vote

Tiket lanjut : 20 Vote

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Monster: The walking corpse of The Merchant RoyalWhere stories live. Discover now