Lost – in Memoriam to Penny Wuryantari
Kita adalah jiwa-jiwa yang saling bertautan dalam kasih sayang, ingatan dan juga kenangan, dan bila dimemori otakku bayanganmu mengabur sekalipun, dihatiku kau akan selamanya disana.
..............................
Kepada Adikku Penny,
Aku mengingatmu sebagai fans sekaligus orang pertama yang berniat untuk serius berteman denganku.
Kau adalah fans pertama yang bertanya apakah aku keberatan untuk menerimamu sebagai teman baru, menerima kiriman email-mu setiap hari, ataupun sekedar tanggapanmu secara pribadi atas ceritaku yang sangat kausuka.
Aku adalah seorang pemimpi romantis yang kaku dan tidak mudah bagiku untuk dekat dengan orang lain. Sepanjang usia yang sudah lebih dari seperempat abad, aku hanya perlu mengangkat sebelah tangan saja untuk menghitung jumlah sahabat baik yang aku miliki.
Dan kaudatang, menawarkan diri untuk mau bersahabat denganku. Mengejutkan aku dengan pikiran aneh dan rasa geli bahwa, ada seseorang yang mau repot-repot berburu akun facebook, nomor ponsel dan segala sesuatu tentang aku yang menurutku sama sekali enggak penting untuk dicari tahu.
Waktu itu aku membaca pesanmu sambil mengantri di Bank, dahiku berkerut dan aku bolak-balik membuka ponsel sambil menimbang-nimbang untuk membalas apa pada pesanmu itu.
Jika aku membalas maka tentu ada konsekuensinya.Bagi diriku yang sangat tertutup dulu, seorang sahabat adalah sumber rasa kesal yang baru. Kenapa, karena aku seseorang yang sangat malas membalas pesan ataupun membagi perhatian untuk orang lain, aku hidup dalam pikiran dan duniaku yang sempit, monoton dan kelam.
Namun, ketika aku memutuskan untuk membalas pesanmu aku berkata pada diri sendiri bahwa aku siap mengambil resikonya dan jadi berbeda, harus kuakui kalau aku tidak akan menyesali hari dimana aku memulai membuka diri dan menjadikan kau sahabat sekaligus saudari pertama di dunia asing yang baru saja aku kenal.
Adikku Penny tersayang,
Semakin aku mengenalmu, aku perlahan merasakan rasa hangat dan nyaman melingkupi hidupku. Aku dikelilingi oleh banyak teman baru yang baik dan ramah. Aku jadi lebih siap berbagi, lebih bisa bertoleransi dan hidupkupun lebih terasa ringan dan indah.
Aku belajar untuk tidak jadi seorang pengeluh permanen berkat kau. Akupun jadi punya teman untuk sekedar berbagi ide cerita ataupun membahas hal sederhana yang kusuka. Kau mencintai setiap tokoh yang aku reka lewat imajinasi dan tulisan-tulisanku. Kau membuatku merasa berharga dengan pikiran sederhanamu yang selalu memperlakukan karya-karyaku layaknya novel best seller sepanjang masa.
Adikku,
Aku tidak pernah tahu alasan mengapa kau bisa memiliki jiwa yang begitu indah dan hangat.
Mungkin itu karena Tuhan telah meletakkan setitik cahaya surya pada jiwamu ketika dia menciptakan dan memutuskan dirimu terlahir ke muka bumi. Saat Tuhan merasa cukup bagi kami untuk ikut menikmati betapa bercahayanya dirimu, Dia tentu lebih berhak untuk memanggilmu kembali pada-Nya.
Sedih? Ya, aku sangat sedih.
Kau yang cepat pergi membuatku merasakan lingkaran indah persahabatan menjadi tidak lengkap lagi. Tanpamu aku merasa bagai sebuah benda yang memiliki retak tersembunyi.
Meskipun begitu aku harus merelakanmu sayang. Tuhan tahu apa yang terbaik, dan di antara kami kaulah orangnya.
Dik,
Aku tak akan meneriakkan pada dunia betapa berharganya dirimu untukku. Karena itu bukan gayaku, kau pasti lebih tahu aku ini orang seperti apa.
Adikku Penny Wuryantari,
Meskipun waktu pertemuan diantara kita begitu singkat karena perpisahan yang begitu tidak disangka ini, aku akan menyimpan utuh seluruh kenangan tentangmu baik-baik di dalam hati dan jiwaku. Walau kita telah terpisah di sini tapi aku tahu jika hubungan di antara jiwa kita akan selalu terhubung oleh ikatan-ikatan yang hanya kita yang tahu.
Adikku sayang,
Terima kasih karena telah membuat pilihan untuk mencariku, terima kasih karena telah menjadi teman di kala galauku, dan terima kasih untuk pemujaan tulusmu pada semua karakter fiksi milikku.
Kau terlalu mengenali aku, terbukti kaulah orang pertama yang menemukan ‘bunga’ yang kujadikan rumah baru bagi jiwa yang sepi ini. Terima kasih, karena telah datang dan mencorat-coret dinding hatiku dengan warna-warni persahabatan yang indah.
Dik,
Dulu aku pernah sangat berharap suatu hari kelak kau akan jadi Pearl S. Buck nya Indonesia, lalu kau dengan rendah hati mengatakan padaku kalau hanya boleh ada satu Pearl S. Buck saja di dunia.
Waktu itu aku sedikit kecewa, tapi saat ini aku merasa kalau kau benar. Kau yang indah tidak butuh menjadi sekedar imitasi nama besar yang lain. Kau akan tetap selalu menjadi dirimu yang utuh dalam kerendahan hatimu.
Kau, seorang Penny Wuryantari yang sederhana namun akan selalu aku kenang untuk selamanya karena indah jiwa yang kau punya.
Selamat jalan adikku tersayang…selamat jalan, tidurlah dengan tenang sampai kelak kita berjumpa lagi.
Salam rindu dari kakakmu.
Alya –Naiqueen- Zultanika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta untuk Penny (Mengenang Reina Mala Kami)
Non-Fictionberisi kumpulan tulisan kenangan tentang Penny Wuryantari a.k.a. @reinamala, salah seorang penulis berbakat yang berpulang pada 14 Desember 2012 lalu. Ditulis dengan penuh cinta oleh beberapa teman dekat almarhumah sesama penulis di wattpad, sebagai...