2. « Kaki Cacat Milik Arga °

5.6K 874 81
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

Arga Dan Gesang tengah duduk berdua meniknati sebungkus kue pukis yang Arga bawa pemberian ibu-ibu pagi tadi di angkot.

"Eh btw kaki lo kenapa ga? Kalo ga mau jawab gapapa maafin gua ye kalo ga sopan" ucap Gesang pada Arga sambil memperhatikan sebuah tongkat yang tersender di tengah-tengah antara mereka.

"Gapapa jad-"

"Eh si Anjing sekolah sini, keterina lo" Sesosok gadis datang begitu saja lalu memukup belakang kepala Gesang dengan cepat dan duduk di samping pria itu.

"Si anjing si anjing pala lo peang" hardik Gesang pada gadis yang tengah duduk di sampingnya itu.

"Arga nih gua mau balikin pena lo" ucap Venus sambil merogoh semua kantongnya.

"Eh Asu ilang nyet, bentar ga bentar tolong" Venus panik sendiri ketika pena yang ia pinjam dari Arga telah raib dari kantongnya.

"Makanya jan kebiasan minjem bego" ucap Gesang meledek teman satu SMP nya dengan sengit.

"Gapapa, aku masih punya beberapa di tas" balas Arga pada Venus untuk mengabaikan pena miliknya yang dihilangkan oleh gadis bernama Venus itu.

"Makasih Ga besok kapan kapan gua ganti kalo punya duit oke" ucap Venus sambil mencomot satu kue pukis milik Arga dan membawanya pergi.

"Oasu punya temen kok kek dajjal" ucap Gesang pada Venus yang pergi begitu saja setelah mengambil satu kue tanpa izin dari pemiliknya.

Bel berbunyi tiba-tiba membuat Gesang dan Arga harus berpisah karna keduanya yang di tempatkan di kelas berbeda, Grsang yang masuk di kelas Ips dan Arga yang berhasil masuk di kelas Ipa.

Dengan sedikit tertatih Arga mulai memasuki pintu kelasnya yang terbuka lebar.

Brak

Arga tersungkur ketika sekelompok pria sekelasnya baru saja menghalangi jalan Arga dengan tiba-tiba membuat nya tersandung dan jatuh di hadapan teman sekelasnya.

Mereka Agam, Roni, dan Taro. dengan begitu bahagianya mereka setelah mengusik Arga. Dalam diam Arga segera berdiri menggunakan tongkatnya untuk duduk di kursinya kembali.

Srett

Agam menarik paksa alat bantu milik Arga dan membuangnya keliar kelas melalui Jendela kelas.

"Maaf anak ipa tidak menerima manusia cacat" ucap nya setelah membuang tongkat milik Arga keluar jendela. Dengan sedikit senyum yang terbit dari bibirnya Arga mulai keluar dari kelas dengan bantuan dinding untuk membantu nya berjalan untuk mengambil kembali tongkat yang baru saja dibuang oleh teman sekelasnya.

"Bunda, kaki Arga udah capek" Arga mendesis ketika kakinya mulai merasakan kram yang hebat meski tongkatnya kini telah kembali di tangan nya membuat Arga duduk sebentasebuah kursi. Tangan kanannya memukul paha kirinya berulang kali meski tak ada rasa yang bisa Arga rasakan sedikit pun.

Arga segera kembali berjalan untuk bisa sampai di kelasnya kembali, takut jika gurunya akan datang dan menghukum dirinya yang telat.

"Pak, Arga telat tuh pak hukum dong masa ga adil" Agam berucap ketika Arga baru saja memasuki kelas. Sorakan setuju segera memenuhi isi kelas di pimpin oleh Agam yang menatap sinis Arga.

"Arga kamu bersihin toilet sekarang" sang Guru meminta Arga untuk keluar dari kelas, tanpa menolak Arga lalu kembali berjalan melewati lorong yang tadi ia lewati. Dengan perlahan ia mulai meletakkan tongkatnya dan menggantinya dengan sebuah tongkat pel dan terus menggosok semua lantai yang kotor itu dengan perlahan.

"Ganggu banget si" seseorang mengumpat ketika baru saja mendapati Arga di depan bilik toilet. Pria itu lalu berjalan diatas lantai yang baru saja Arga bersihkan membuatnya kotir kembali dan mengharuskan Arga membersihkan kembali semua lantai dari awal.

......

Arga kembali ke rumah dengan lelah, setelah hampir sebagian waktu belajarnya harus ia habiskan membersihkan toilet yang tak kunjung bersih karna banyaknya orang yang berlalu lalang.

"Cuci baju sekarang, pakaian kotor udah numpuk di belakang" ucap Rinjani pada Arga yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Bruk

"Bunda Saka pulang" Sang adik yang baru saja pulang menabrak bahu Arga membuat Arga terdorong beberapa langkah ke depan.

Cup

Sebuah kecupan mendarat di pipi Rinjani dari putra bungsunya, Rinjani lalu memeluk putra ketiganya dan mengusap peluh keringat yang membasahi dahi nya.

"Sana makan, kamu pasti capek habis sekolah" ucap Rinjani pada Saka yang tertidur di paha Rinjani.

'Tukar tambah kaki dimana si?'

Batinnya menjerit menatap nanar interaksi antara Rinjani dengan adiknya yang nampak serasi. Arga lalu masuk ke dalam kamar nya untuk mengganti pakaiannya menjadi kaos oblong serta celana pendek yang terlihat usang dan segera mencuci pakaian keluarganya di belakang rumah. Sebuah mesin cuci yang nampak mahal di lewati begitu saja oleh Arga. Rinjani melarang Arga untuk mencuci pakaian menggunakan mesin dan meminta Arga untuk mencuci dengan tangannya langsung.

Arga mulai menyalakan kran untuk mengisi tempat pakaian kotor dan mulai memasukkan deterjen bubuk ke dalamnya. Sembari menunggu air nya cukup Arga lalu menyiapkan jemuran yang akan ia gunakan untuk menjemur semua pakaian keluarganya dan mengangkat semua pakaian yang telah kering untuk di bawa ke ruang cucian untuk di strika olehnya nanti.

Arga mulai mencuci semua pakaian kotor dengan baik, dan mengerjakan semuanya dengan sempurna agar Rinjani tak menghukumnya nanti.

"Nih kak, cuci sekalian" Saka melempar sepasang sepatu yang penuh dengan lumpur pada kakaknya.

"Iya nanti kakak cuci" balas Arga pada sang adik.

Arga menghembuskan nafasnya secara perlahan ketika pekerjaan rumahnya kembali menumpuk.

"Hei kaki, kenapa kamu harua cacat si?" tanya Arga pada kakinya yang lumpuh.

Coba aja waktu itu gada niatan baik...

[ √  ] MELLIFLUOUS ¦ Ft NA JAEMINWhere stories live. Discover now