Chapter 05

4.1K 427 6
                                    


Percaya tidak jika hantu bisa mencelakakan kita jika kamu melanggar aturan yang sudah di tetapkan?

Mew dan Art dulu sepasang kekasih yang saling mencintai, hubungan mereka berjalan selama 2 tahun. Mereka begitu bahagia sampai pada akhirnya Mew jujur kepada Art bahwa dirinya bisa melihat dunia Lain dengan kata lain Mew seorang "Indigo". Mulai saat itu Art selalu meminta hal aneh kepada Mew, contohnya Meminta untuk bermain ouija, mengitari tempat mistis dan dengan sengaja membuat mini vlog di tengah pemakaman.

Sebelum itu, Mew sudah memperingatkan Art untuk tidak memasuki beberapa ruangan dan menjaga Kata dalam berbicara.

"Mew, kita rumah sakit bekas yu keknya seru deh" ajak art

"art, jangan ke sana berbahaya energi di sana sangat kuat kamu bisa celaka" tutur Mew

"Pokonya kita ke sana titik."

Mew yang memang tidak bisa menolak permintaan art akhirnya memutuskan untuk pergi ke sana, ia juga membawa adiknya, Zee.

"Phi, ini serius kita ke sana? Bahaya banyak yang tewas jika melanggar peraturan di sana" bujuk Zee, emang dasar nya sudah penakut di tambah rumor seperti ini.

"Sudah lah ikut aja"

"Art ingat, jangan masuk ke ruangan 01 dekat lobby lantai 2 mau apapun yang terjadi, dan ingat jangan ucapkan kata 'nong suai' mau di dalam hati ataupun mulut" tegas Mew

Art hanya mengangguk jenuh, baginya larangan adalah perintah, toh hanya makhluk seperti itu mana bisa menyakitinya lagi pula ia sudah membawa kitab suci jadi tidak apa apa bukan?

"Mew aku ke arah sana yaa dahh", Mew yang sedang mengobrol dengan Zee otomatis tidak mendengar ucapan art dan Art terus berlari menuju ruang 01 dekat lobby, ia berlari menaiki tangga menuju lantai 2.

"heh kamar ini? Tidak terkunci berarti tidak di larang untuk masuk dong" remeh Art

Dengan santainya, ia membuka pintu ruangan tersebut dan di sambut dengan 10 kamar yang gelap nan pengap.

"anjir bau banget, heh siapa nama Lo?? NONG SUAI?!!!" lantang Art

"Cih, secantik apa si sampe di kasih nama Nong suai" ejek art sambil memainkan senter di tangan nya.

Suaranya menggema di sekitar ruangan, "Gak ada yang terjadi ewh tidak menantang"

Art terus menelusuri setiap ruangan dan terus menyebutkan kata Nong Suai, lagi, lagi dan lagi.

Mew yang baru menyadari bahwa art tidak ada di sampingnya langsung panik, keringatnya bercucuran.

"Zee !! Mana art?!!!" Panik Mew seraya memukul bahu Zee

"NONG SUAI NONG SUAI?!!!!" teriak Art terdengar hingga ke telinga Mew

Mew membalikan badan nya, matanya tertuju ke pada satu ruangan yang menjadi sumber ketakutan nya dari awal masuk lobby rumah sakit tersebut.

Di dalam sana ada satu roh jahat yang dapat membunuh siapapun yang berani masuk dan mengusik ketenangan nya.

Mew langsung berlari menuju ruangan tersebut, namun mungkin takdir tidak berpihak padanya pintu itu langsung tertutup rapat dengan sendirinya.

"ARTT!!!"

"ZEEE DOBRAK PINTUNYA CEPATT!!!"

Sedangkan, Art yang di dalam sana tidak mendengar apapun. Ia terus berteriak kata "Nong Suai" Tanpa tahu di belakangnya ada sosok wanita buruk rupa yang tengah ber - smrik menatap mangsa barunya.

"Apa kau mencari ku?"

Sontak tubuh nya merinding, tubuhnya seolah berhenti untuk berjalan terdiam seribu bahasa mendengar suara tersebut.

"Kau tadi lantang memanggil diriku, kini kau terdiam saja? hahahahahaa"

Tawanya menggema di seluruh ruangan, Mew yang di luar sana mendengar tawa tersebut langsung terduduk, kaki nya lemas.

"Tidak tidak ZEE CEPAT BUKA PINTUNYA"

"Phi, kacanya tidak bisa di pecahkan, pintunya tertutup rapat seperti ada energi yang kuat untuk menahannya" jelas Zee, ia juga panik

"Artttt !!!!"

Jlebb

"MEWW AKHHH !!"

tiba tiba sebuah pisau menujah tubuh art tanpa henti, darahnya mengucur dimana mana. Yang tersisa hanyalah jeritan Art yang perlahan semakin mengecil.

Hantu itu tidak kenal belas kasih, ia terus menujah tubuh art layaknya boneka.

"PHII DORONG TERUSS !!"

setelah berkali kali mendobrak akhirnya pintu tersebut terbuka, dan mereka langsung di sambut dengan hawa dingin dan bau darah segar tercium di Indra penciuman mereka berdua.

Mereka saling bertatapan dan memikirkan hal yang sama

"ARTT !!!" Teriak mereka serempak

Saat mereka ingin melangkah ke dalam, mereka di kejutkan dengan tubuh pria yang tidak berdaya berserta aliran darah yang tidak berhenti.

"A - appa yang terjadi" Mata Mew tertuju ke arah jasad Art yang bersimbah darah, kaki nya perlahan-lahan mendekat ke arah Art yang sudah tidak bernafas lagi.

Zee yang terdiam di depan meja perawat dengan sigap langsung menelpon polisi dan ambulance.

"art art bangunn !!!" Tangis Mew tidak bisa di tunda, baju, tangan nya penuh dengan darah Art.

"ARTTT jangn tinggalin aku bangunn ku mohonn"

Mew memeluk erat tubuh art yang sudah bersimbah darah, mengelus halus pipi Art, berharap ada keajaiban berpihak padanya namun ternyata tidak sama sekali.

.

.

.

.

"Tuan Suppasit, coba jelaskan bagaimana kejadian nya"

Mew terdiam dan menatap kosong ke depan, Zee dan polisi tersebut hanya saling menatap seakan memberi kode untuk menunda wawancara hingga suasana sudah tenang.

"Pak, saya telah yang membunuh art, saya tidak bisa menjaga nya tangkap aja saya" ucap asal Mew dengan tatapan yang masih kosong

Tangan nya bergetar, membayangkan Art masih di dekapan nya sekarang.

"S - saya yang bunuh pakkk, SAYAAA YANG BUNUH ART AAAA !!!!" Histeris Mew, pandangan Mew menghitam lalu tubuhnya tumbang di tempat.

"TOLONG BAWA MEW KE RUMAH SAKIT" teriak Zee kepada petugas Rumah sakit yang masih berada di sekitar tempat kejadian.

Zee langsung menceritakan semuanya kepada polisi tersebut dan membiarkan kakaknya di bawa oleh ambulance. Ia mengurus masalah ini kepada polisi.

"Haloo"

"Pa, tolong ke rumah sakit  sekarang nanti Zee ceritakan semuanya" pinta Zee

Tanpa menunggu lama, Mew akhirnya sadar dari pingsan nya. Pakaian nya sudah di ganti, tidak ada lagi darah Art yang menempel di tubuhnya. Namun, ia masih mengingat kejadian malam yang  menyeramkan itu.

"Zee, art Zee art hiks hiks"

Zee langsung memeluk Mew dengan erat, pintu kamar Mew terbuka. Max dan Tul masuk ke dalam kamar tersebut dengan wajah khawatir.

"Apa yang terjadi padanya Zee?!! Jawab papa" perintah Tul

Max hanya melihat sekitar lalu keluar dari kamar tersebut menuju Pusat informasi rumah sakit.

"pa, Art pa Mew udh bunuh dia hiks"

Tul hanya terdiam lalu menatap ke Zee, Zee menggelengkan kepalanya menandakan semua itu tidak benar.

Setelah keadaan nya tenang, akhirnya Zee menceritakan semuanya apa yang terjadi sampai membuat kakak nya seperti orang ketakutan dan kekasihnya terbunuh konyol.

[ GHOST ]

GHOST [ MEWGULF ] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang