Keramaiaan mengisi setiap sudut ruang Zonko's Joke Shop. Carina menghitung kembali sisa uangnya jika ia membeli Gobstones baru. Fred dan George, mereka tidak begitu mempedulikan sisa uang mereka, selama bahan lelucon masih dibutuhkan, mereka akan membelinya. Angelina dan Katie hanya melihat-lihat namun sempat tergoda untuk membeli ramuan cinta yang entah apakah akan berhasil atau tidak.
"Beli saja, Ri" bisik Fred.
"Lihat warna-warna mereka. Cantik, bukan?" Tambah George dan Carina semakin tergoda. Ia menggelengkan kepalanya dan berjalan menjauh dari lemari. "Ayolah! Aku tidak boleh tergoda oleh kalian!" Gerutunya. Ia berjalan keluar toko dan mencoba menghirup udara. Udara dingin menusuk hidungnya, ia mengdekapkan dirinya lebih erat.Sembari berjalan mondar-mandir di depan toko, ia berfikir, apakah ia perlu membeli Gobstones baru untuk dimainkan? Tapi jika uangnya habis, ia tidak bisa menukar dengan uang muggle untuk berjalan-jalan di musim panas nanti. Tapi, gobstones tersebut memiliki warna yang cantik serta percikan air yang lebih tinggi. Tapi, ia tidak begitu butuh, ia kan bukan anggota Klub Gobstones.
Lalu datang sosok yang ia hindari, Prajul Patil lengkap dengan mantel biru velvetnya menghampirinya. "Apa yang kau lakukan disini, Black?" Tanyanya sedikit dingin. Carina cukup terkejut akan kehadirannya, "Oh! Hi, Prajul. Aku sedang berfikir" jawabnya jujur masih memikirkan Gobstones tersebut. Prajul melihat hidungnya memerah karena udara dingin, tanpa peduli ia menarik Carina menuju Three Broomsticks. Oh, tidak.. pikir Carina.
"Hey! Lepaskan! Berhenti memaksaku berkencan, Patil!" Paksa Carina mencoba melepaskan cengkraman tangan Prajul. Parvati yang baru saja keluar dari Honeydukes melihat perilaku kakaknya kepada Carina.
"Rajul! Apa yang kau lakukan? Lepaskan dia!" Bisiknya sembari berjalan disebelah Prajul dan melihat ibah ke arah Carina. Prajul hanya tersenyum, "Lihat hidungnya, Parvati. Dia kedinginan dan dia tidak menyadari itu" Parvati lalu melihat hidung Carina yang merah kebiruan, dia cukup terkejut apa yang kakaknya katakan benar. Ia dengan berat hati melepas Carina kepada Prajul.
"Tenang, Rina. Prajul hanya akan mengajakmu minun sesuatu yang hangat. Jangan terlalu memberontak, jangan permalukan dirimu. Kumohon" ucapnya dengan resah lalu meninggalkan Carina kebingungan. Carina melihat Parvati pergi ke arah Zonko, satu-satunya harapan yang bisa menolongnya lolos dari Prajul. Ia memegang hidungnya dan benar, dingin, ia juga sedikit merasa pusing.
Begitu masuk ke dalam Inn, Carina merasa sedikit hangat. Ia cukup bersyukur Prajul tidak menariknya ke Madam Puddifoot's Tea Shop, atau tidak semua orang akan mengira mereka berkencan. Ugh! Carina sedikit geli membayangkannya, tapi jika Cedric mengajakknya setelah quidditch selesai ia akan sangat senang. Tapi, apakah Cedric mungkin mengajaknya?
Madam Rosmerta datang menghampiri mereka yang baru saja duduk, "Well, apa yang bisa ku berikan kepada kalian?" Tawarnya dengan senyum. Prajul memberi senyum kembali kepadanya, "Bisakah kau buatkan kami dua cangkri teh hangat? Tentu dengan dua kubus gula" jawabnya. Madam Rosmerta mengangguk, "Tentu, dear. Pasti kau sangat kedinginan ya?" Ujarnya sembari memberi senyum kepada Carina dan pergi.
YOU ARE READING
[ 1 ] 𝐅𝐀𝐋𝐋 𝐅𝐎𝐑 𝐘𝐎𝐔 | 𝘊. 𝘋𝘪𝘨𝘨𝘰𝘳𝘺 + 𝘉. 𝘞𝘦𝘢𝘴𝘭𝘦𝘺 ✓
FanfictionCarina merupakan sosok yang periang, namun terkadang ia tidak mengetahui apa yang ia mau. Yang ia tau, ia ingin sekali menjadi curse-breaker sebagaimana Bill Weasley melakukannya. Namun, kehidupannya berubah semenjak kaburnya Sirius Black dari Azkab...