25. Kotak kaca

549 65 0
                                    

Setelah perhah-an yang cukup melatih pendengaran akhirnya mereka sampai di toko aquarium yang sedari awal menjadi tujuan kedua manusia itu.

Aghata mendogakan kepalanya ke atas menatap papan nama diatas gawang pintu masuk yang bertuliskan "Aquarium Xin" seperti nama pemilik toko yang tidak lain dan tidak bukan yaitu Koko Xin. Kata Alvin.

"Ikan Lo cewe apa cowo?" tanya Aghata sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling toko.

"Cewe" ujar Alvin singkat.

"GILA LO SEATAP SAMA CEWE?!!" teriak Aghata. Sebenernya kalau kalian mau bilang Aghata dongo juga enggak apa-apa, author enggak marah kok. DONGO!

"Suara Lo! Kan cuma ikan!" kata Alvin dengan tatapan setajam pisau, untung saja disana sedang tidak terlalu ramai, bisa dibayangkan bagaimana tatapan orang-orang disekitar mereka ketika mendengar kalimat yang terlontar dari mulut Aghata.

"Sorry-"

"Ayo" ajak Alvin memotong permintaan maaf gadis yang tangannya kini diseret paksa olehnya.

"Siang, Ko" sapa Alvin kepada pria yang kira-kira umurnya sekitar 40 tahunan dengan kacamata bulat yang menutupi mata sipit itu.

"Siang, oh nak Alvin" jawab Xin terlihat akrab dengan laki-laki yang membawa Aghata.

Jangan tanya kenapa tidak ada haiya haiya dikalimat Xin seperti orang China pada umumnya. Dia memang China, tapi dia lahir di Indonesia.

"Mau cari apa?" tanyanya ramah.

"Aquarium yang-" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, perkataan Alvin dipotong oleh Xin yang baru saja melihat Aghata.

"Wah cantiknya, ini pacar mu?" tanya Xin tiba-tiba sehingga membuat Aghata hampir tersedak.

"Oh ini Aghata, temen saya. Aghata ini Ko Xin, temen papa ku" ucap Alvin memperkenalkan mereka.

Aghata menyapa pria tua itu sekilas dengan senyuman biasa miliknya,

"Jadi mau yang mana?" tanya Xin lagi.

Mereka berdua, Aghata dan Alvin mengedarkan pandangannya mencari sebuah aquarium yang tampak menarik perhatian indera penglihatan mereka berdua.

Keduanya menjatuhkan pilihan pada satu kotak kaca yang sama, aquarium yang tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil.

"Itu aja" ujar mereka bebarengan.

"Sebentar ya" ucap Xin sambil melangkah menuju aquarium yang tadi ditunjuk kemudian mengambilnya.

"Ini, ada lagi?" kata pria itu sambil menyodorkan benda kotak itu ke depan Alvin.

"Engg-" lagi-lagi kalimatnya dipotong orang lain.

"Lo enggak kasian sama ikan Lo? Yakali Aquarium cuma berisi ikan Lo seorang diri" ucap Aghata menyerobot tanpa aba-aba.

"Terus?" tanya Alvin singkat, sekarang dia benar-benar jengah untuk sekedar berucap sedikit panjang, nanti dipotong lagi.

"Beliin hiasan kek, batu atau terowongan atau apa lah" kata Aghata cepat bak angin puting beliung.

"Oke. Hiasan Aquarium, Ko" ucapnya kepada Aghata lalu beralih kepada pemilik toko.

"Kesini" jawab Xin sambil melenggang menuju tempat hiasan-hiasan aquarium yang tampak cantik.

"Pilih-pilih dulu aja, nanti bawa ke kasir. Aquariumnya saya bawa ke kasir buat dibungkus" ujar pria itu.

Mereka berdua mengangguk sebagai tanda bahwa mereka menyetujuinya.

Setelah memilih beberapa hiasan seperti batu warna-warni, terowongan kecil dan tanaman dari plastik untuk diletakan didalam aquarium, mereka berjalan menuju kasir untuk membayar itu semua.

"Ini saja?" tanya kasir disana, bukan Xin si pemilik toko pastinya karena toko ini cukup besar untuk dikelola seorang diri.

"Iya itu aja, sama aquarium tadi" jawab Alvin kepada perempuan muda penjaga mesin kasir.

"Jumlahnya Rp 679.000" ucap mbak-mbak kasir itu.

Alvin dan Aghata sempat melongo sebentar mendengar harga yang kasir ucapkan, cuma aquarium dan beberapa hiasan habis sampai enam ratus ribu lebih?!

Tapi Alvin bukanlah orang yang tidak punya, tanpa cingcong Alvin mengeluarkan dompetnya dari saku kemudian mengambil uang seratus ribuan berjumlah 7 lembar.

"Ini barang nya dan ini kembaliannya. Terimakasih" ucap kasir toko ramah.

"Makasih"

Setelah mengucapkan itu mereka berdua keluar dari toko dan pergi membelah jalanan ibu kota yang ramai. Tanpa percakapan apapun.

Abis.
.
.
.
Tapi boong! Tunggu up nya lagi ya!!!

AGHATA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang