Kakak Ipar?!

77 35 30
                                    

KAKAK IPAR?!

Di Panti Asuhan Sakura...

"Wah, ternyata Saki-San teman oniichan ya?"tanya Hanna antusias.

"Ergh, sebenarnya kami tidak bisa dibilang teman, kami hanya sebatas pernah bertemu itu saja." Sangkal Saki.

"Dia kakak iparmu."Sambung Ian tiba-tiba.

Aiko dan Hanna terlihat terkejut apalagi aku. Dengan santainya pria disampingku ini mengatakan itu didepan adiknya. Aku menoleh kesamping dengan kepala yang sedikit ditenggak keatas. Aku menunjukkan ekspresi muka bertanya, dan ia hanya menatapku, 3 detik kemudian ia memalingkan wajahnya.

Hanna tersenyum lalu menggandengku, "Akhirnya aku punya kakak ipar hehe!"seru Hanna.

Aku kebingungan, "Tunggu sepertinya disini ada kesalahpahaman, jadi Ian apa yang sebenarnya kau inginkan?sejak kapan aku setuju denganmu?"tanyaku memberondong pertanyaan.

Lelaki itu tak menjawabnya dan segera berlalu begitu saja. Hanna segera membawaku masuk. Aiko masih pada tempatnya, ia terlihat benar-benar terkejut.

"Ayo, karena kau adalah calon kakak iparku maka, aku harus menyambutmu dengan baik!biarkan aku memasak untukmu kau dan oniichan bercakap saja diruang tamu. Sora, antarkan Saki-San keruang tamu!"ucap Hanna bersemangat.

Lalu, Anak remaja yang bernama Sora itu menuntunku ke ruang tamu.

"Ayo, Saki-San kuantar!"ucap Sora.

"Terima kasih Sora."Jawabku.

"Tidak masalah Saki-San, berkat Saki-San setiap bulannya kami selalu mendapat baju, mainan, dan buku baru. Saki-San sudah kami anggap sebagai keluarga kami sendiri. Kalau Saki-San menikah dengan Ian-Kun pasti Hanna-San senang!"jelas Sora.

Diruang tamu...

"Apa maksudmu?"tanyaku langsung.

Ia hanya menatapku lalu, menutup laptopnya.

"Bukankah sudah jelas?aku ingin kau menikah denganku."Jelasnya dengan muka datar.

"Kau gila?!kau itu kenapa gigih sekali?aku sudah menolakmu waktu itu. Kau bisa mencari wanita lain kalau gitu."Kataku.

"Aku hanya mau kau."Katanya datar tanpa ekspresi.

Pria didepanku ini benar-benar tidak bisa dimengerti. Ia gigih sekali tapi, walau tampan ia tak menarik perhatianku.

"Hei, menurutku kau itu lumayan tampan pasti banyak wanita diluar sana yang mau denganmu." Tegas diriku.

"Tidak semua wanita mau denganku, buktinya kau baru saja menolakku."Katanya datar sambil terus memandang lurus kearahku.

"Itu-"

"Wah, kalian sedang mengobrol ya?maaf mengganggu kalau begitu tapi, hidangannya sudah selesai!"potong Hanna.

Dimeja makan aku dan Ian tidak berbicara. Suasana meja makan sangat riuh karena anak-anak. Hanna menyiapkan sup udon dan telur rebus untuk makan siang.

"Kakak ipar,Aiko-San maaf!makan siang yang disiapkan olehku ini seadanya, tapi semoga kakak ipar dan Aiko-San suka!"ucap Hanna.

"E-eh Hanna ini sangat lezat kok!aku sangat menikmatinya!iya kan Aiko?"

"Benar-benar lezat!aku sangat menyukainya!"sambung Aiko.

"Syukurlah."

Aku sudah lama tidak merasakan suasana meja makan seperti ini. Sejak kecil aku terbiasa sendiri dirumah. Okaasan dan otousan selalu sibuk dengan pekejaan mereka. Mereka sering bekerja lembur bahkan dihari libur. Dari kecil aku diasuh oleh ojiisan dan obaasan mereka memberi aku kehangatan keluarga daripada orang tuaku sendiri. Namun, kebahagiaan itu tak dapat bertahan lama. Saat usiaku 10 tahun ojiisan dan obaasan meninggal karena kecelakaan.

"Hei, kenapa kau beraut wajah seperti itu?nanti sup mu dingin."

"Ah-eh?!I-iya!"jawabku sigap.

"Haha."

Pria didepanku tertawa. Ian si muka datar tertawa apa ini mimpi, tapi rasanya setelah mendengar suaranya entah kenapa aku jadi tenang. Entahlah, mungkin bertemu dengannya disini tidak buruk juga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cinta Bersemi di Gunung Fuji《HIATUS》Where stories live. Discover now