HALTE 3

1.6K 64 18
                                    


Mengurus surat surat penting, ternyata menyita waktu juga. Kantor kelurahan begitu penuh penduduk pagi itu. Kantornya belom ada pelayanan.
Tapi karyawannya sudah banyak berbincang bincang dengan tamu yang datang, tapi di luar kantor.
Kesel juga nunggunya. Kutuju telepon umum yang ada di parkiran pojok gedung, kutelpon kantor barangkali nanti urusan nya lama, jadi aku minta izin. Kalau cepat selesai aku datang, kalau gak berarti aku izin. Dan disetujui kantorku.
Tenang dah pikiranku.

Jam 11 an urusanku selesai juga. Aku putuskan untuk kerja, dan meninggalkan kantor kelurahan itu dengan semangat.

Sampai halte, tak ada orang. Aku duduk sambil membereskan berkas berkas yang baru aku urus tadi.

Tettttt...teeettt...tetttt. Klakson mobil kedengaran dari seberang. Kuarahkan mataku ke mobil yang membunyikan klakson....

"Heeeiii....ini aku. ( sambil menunjuk dirinya sendiri)"
Terus terang aku gak tau dia siapa.
Aku diam saja. Ohhh...itu yang dulu ngasih kartu nama. Lupa aku siapa namanya.

Tangannya menunjuk ke dirinya dan ke aku. Maksudnya...apa?
Mobilnya langsung meluncur, mataku mengikuti mobilnya, ehhh dia belok, belok ke sini. Mampus aku...mau ngapain dia...
Sebentaran saja, mobilnya dah di parkirkan di sisi halte tempat aku menunggu angkot. Dia keluar dan jalan ke arahku. Pake kaos merah berkerah, celan jeans biru...perutnya agak membuncit.
Putihhh...orangnya..mungkin dia china pikirku.

"Heiii...masih ingat sama om"

"Iya baru tadi aku ingat ingat. Ternyata abang yang dulu bawa aku dari halte itu"

"Apa kabar kamu"

"Baik baik aja bang. Seperti yang abang lihat"

"Ternyata kamu ganteng banget ya.  Setelah aku lihat secara nyata semuanya..."

"Ahh abang berlebihan...biasa saja lah"

"Mau kemana?"

"Mau kerja. Tadi urus surat surat di kelurahan. Jadi aku minta izin terlambat"

"Abang mau kemana? Rapi sekali. cocok kaosnya sama kulit putih abang"

"Bisa ikut om gak, mau beli kado buat saudara nikah nanti"

"Kemana? Aku kan mau kerja bang"

"Udah telat gini, sekalian aja izin sehari"

"Jangan ahh bang. Nanti gaji ku dipotong."

"Om ganti nanti. Ikut ya...."

"Surat suratku? Lama gak di sananya?"

"Takut sama pamannya pasti."

"Hehehhehe...iya bang"

"Sebelum aku ikut abang belanja, boleh nanya gak bang?"

"Boleh...tanya aja"

"Jujur ya bang jawabnya,  Pas abang tadi lihat aku, apa yang terlintas di pikiran abang?"

"Emmm...apa iya...Ganteng, enak diajak bicara, banyak...kenapa nanya gitu?"

"Sudah 2 kali kita jumpa, tapi abang gak pernah nanya, siapa aku, nama aku, bagaiman kita bisa bertegur sapa seakan akan akrab, tapi tak tau nama. Nama abang aja aku dah lupa"

"Ohhh sorryyy soryy..." dia menyodorkan tangannya

"Franky..."

"Toni....Nah gini kan enak, bang Franky..atau bang Fran....tapi abang tidak jujur, jawab pertanyaan aku tadi, bang Fran"

"Pertama aku lihat kamu dulu dihalte itu..agak samar samar. Tapi aku yakin kamu orang baik, Ton.
Dan hari ini semakin jelas kamu orang yang waspada. Tidak nurut aja. Terus terang Aku suka liat kamu, bukan mau jahatin kamu"

DI AMBANG SENJA.  SEPENGGAL KISAH YANG TERTINGGAL (GAY STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang