PENUTUP

1.2K 52 54
                                    

Dalam semua tindakanku, kucoba untuk menerima hidupku, kuhargai diriku dengan membatasi  menerima orang yang menginginkanku.
Kucoba untuk tetap bersahabat dengan mereka yang pernah hadir dalam hidupku, baik itu yang pernah menyakiti atau yang masih berharap padaku.
Kujaga keharmonisan hubungan ku, bossku, Joko, Pamanku...
Aku tidak segegabah dulu. Aku sudah ada yang punya...kujaga perasaan dan hatiku untuk kekasihku....
Karena Aku, si TONI bila menyanyagi, akan kuberikan sayang itu kepadanya. Seutuhnya.

Mungkin masih banyak teman teman yang "belok" sepertiku yang setia kepada satu pasangan saja.
Hargai itu dan jaga...
Bukan nafsu sesaat, dimana kita berada, ada yang suka dan disukai langsung Telanjang dan mendengus.
Dan juga aku, si Toni, tidak pernah menjual diriku dengan harga recehan, karena aku melakukanya karena mereka yang minta...bukan aku yang memulai.

Kesetiaan di dalam duniaku, ini hampir tak pernah kutemukan. Tapi ada didirku.

Kata Sayang dan Cinta hanya kiasan semata, disaat kita mengumbar keringat. Keringat  kering, hilang sudah kata kata itu.
Aku mengagungkan Cinta, karenanya, setiap ada hubungan jangan ada kata Cinta, bila itu hanya sesaat.

Cinta itu setia, makanya aku simpan jauh di lubuk hatiku...agar dia tak tersakiti. Biarlah hanya hati yang yang sakit tapi jangan Cinta..walaupun Cinta dan Hati seiring sejalan. Kita harus bisa memaknai, apakah Cinta tumbuh dari hati, atau Hati yang mendatangkan Cinta...

Kalau aku...cukup dengan Sayang tidak dengan Cinta...

Kalau orang mengatakan Hati adalah Cinta, aku memandang lain..
Walaupun cinta dilambangkan dengan hati....tapi aku tetap dalam pendirianku, cinta itu jauh di dalam lubuk hati.

Karena aku bisa berkata...
Orang bisa patah hati, sakit hati, tapi orang tak pernah bilang..
Patah cinta, atau sakit cinta...jadi jelas bagiku  HATI DAN CINTA berbeda. Hati bisa direfleksikan dengan emosi dan air mata...tapi Cinta bisa marah dan benci...

Itulah aku.

Hubunganku dengan Om sayangku  berjalan hingga dia Pensiun. Aku dan anaknya, Aat dan Surya seperti abang adek..tidak ada jarak. Hingga Surya mengakhiri masa lajangnya aku masih ada disamping mereka. Hubungan kami tidak menimbulkan kecurigaan, karena itu tadi tidak menggebu gebu karena Cinta. Cukup dengan perbuatan dan tindakan.

Kami berpisah baik baik, karena Om Dwi Fokus dengan konveksi di bandung, yang otomatis mengurangi pertemuan kami.
Sehingga aku mengusulkan break dulu. Mula mula dia tidak mau, tapi setelah kujelaskan, kita jarang bertemu dia mengerti, tetapi tidak memutuskan hubungan. Kami masih menjaga tali persaudaraan.
Tidak ada sakit Hati, ingat. Jadi Cintaku masih utuh, hingga Cinta itu kuberikan kepada Istriku.
Aku mengundang Om Dwi datang kekampungku di Medan seminggu sebelum akad nikahku, tapi dia tidak tau arah arahnya, hingga dia hanya mengirimkan sedikit tambahan buat biaya pernikahanku.
Yang ternyata uang yang dikirimkan kepadaku, uang yang selalu aku tolak selama hampir hampir 6 tahun kami hidup bersama.
Setelah aku cek di bank unit pedesaan dengan buku tabungan..(.maaf atm di kampung belom ada gaeass... ) membuat aku hampir pingsan. Jumlah nya bisa beli ladang atau sawah ber hektar hektar....
Om dwiku...sayang.

Perlu diingat juga, selama aku hidup dan Om dwiku..aku tidak pernah minta sesuatu untuk aku. Dia yang memperhatikan, apa yang aku perlu,  aku butuh ini dan itu..dengan bertanya dulu...karena aku sifatnya tidak gila harta dan uang...

Pada pekan berikutnya aku ke kota menelpon om ku tersayang.
Mengatakan terimakasih atas pemberiannya.
Aku masih di disuruh datang ke bandung untuk menemuinya.

Kami masih akrab beberapa tahun kemudian, hingga dia meningglkan kami selamaya...

Selamat JALAN OM DWI PRASAETYA KU...SEMOGA KAMU BAHAGIA DISISINYA...

Saat menulis cerita ini, air mataku tak tertahankan. Kuingat masa lalu...masa masa indah bersamanya...

Salam

❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

Tunggu petualanganku berikutnya sobat.....

DI AMBANG SENJA.  SEPENGGAL KISAH YANG TERTINGGAL (GAY STORY)Where stories live. Discover now