14 - Sulit

138 28 4
                                    

Hai readers makasih ya untuk vote dan komennya di part sebelumnya😄💕

Lanjut lagi yok

Happy reading

😸😸😸

Iqbaal berhasil masuk istana kerajaan dengan mudah dan (Namakamu) belum juga ditemukan apalagi suasana kerajaan sangat sepi dan sunyi hampir mirip dengan kerajaan tak berpenghuni.

"Kemana perginya semua orang?" gumam Iqbaal heran.

Iqbaal kembali melanjutkan perjalanan dan melihat seseorang akan lewat ke arahnya kemudian Iqbaal berubah menjadi kucing hingga orang itu tidak mengetahui keberadaannya.

"Apa itu tadi? dia Iqbaal? dia diriku sendiri?" Iqbaal takjub setelah melihat Iqbaal palsu ciptaan Salsha yang begitu mirip dengannya.

"Tuan putri kamu dimana? jangan bersembunyi, keluarlah!" teriak Iqbaal palsu.

Iqbaal yang masih berwujud kucing merasa penasaran dengan tuan putri yang dimaksud Iqbaal palsu. Iqbaal kesal sendiri mengapa namanya mirip sekali dengan orang itu apalagi wajahnya membuat Iqbaal terbelit-belit saat menyebutkannya.

Iqbaal mencari lagi keberadaan (Namakamu) dengan wujud kucingnya lagipula wujud ini selalu menyelamatkan dirinya disaat terdesak seperti sekarang.

***

(Namakamu) melihat kanan-kiri. Ia tidak mau berlama-lama ada di kerajaan Gandara tapi yang jadi masalah adalah Iqbaal. Entah kenapa sikapnya membuat (Namakamu) enggan dekat-dekat.

"Selain tempat ini, dimana lagi ya letak tempat aman dan gue bisa keluar dari sini?" (Namakamu) memejamkan matanya berusaha mengingat namun nihil ingatannya terlalu pendek.

"Masa gue harus disini lebih lama lagi, nanti kalau gue is det gimana?" gerutu (Namakamu) kesal. "Alwan dimana... lagi malah ilang terus nggak bilang-bilang" lalu (Namakamu) mengerucutkan bibirnya kesal.

"Bella Steffi muncul kek bantuin gue keluar dari sini," ujar (Namakamu) sambil memandang langit.

***

Iqbaal palsu melihat seekor kucing tiba-tiba mematung saat didekati membuatnya sedikit penasaran. Harusnya kucing itu berjalan saja tanpa harus mematung dahulu ketika melihatnya.

Iqbaal palsu tersenyum miring tahu siapa yang berwujud kucing ini. "Iqbaal Galendra Perwira," ujarnya.

Kucing itu pura-pura tidak mendengar tetap diam membeku layaknya patung.

"Baiklah mari kita bermain-main," ujar Iqbaal palsu kembali.

Kucing itu melompat lalu pergi dengan cepat tapi pergerakannya terhenti karena sebuah kekuatan menahannya pergi.

"Lepaskan!" Iqbaal berteriak marah.

"Benar dugaan ku, kamu adalah pangeran Iqbaal yang asli untuk apa kamu repot-repot datang kalau di kerajaan ada pangeran Iqbaal yang lain menggantikan posisinya," sahut Iqbaal palsu lalu melepaskan kekuatannya sehingga si kucing tak bisa bergerak kemanapun.

"Dasar tidak tahu di untung," geram si kucing.

"Itu kata-kata yang harusnya aku ucapkan padamu, pangeran kucing." Iqbaal palsu makin senang akhirnya bertemu langsung dengan Iqbaal yang asli meskipun berwujud kucing.

Iqbaal asli melemah dan tidak bisa berubah wujud.

"Panik karena tidak bisa berubah heh?" tanya Iqbaal palsu tersenyum remeh.

"Diam kamu!"

"Dasar pangeran kucing payah sudah enak tinggal di bumi lalu berpacaran dengan putri Salsha eh malah kembali ke kerajaannya dan sekarang kesulitan untuk kabur, hahahaha.." tawa Iqbaal palsu sangat kencang membuat si kucing ingin mencakar mulutnya sekarang juga.

Entah ada kekuatan darimana Iqbaal menggeram marah khas seekor kucing lalu bisa melompat dengan mudah ke arah Iqbaal palsu. Ia mengeluarkan cakarnya dan dengan emosi terus mencakar wajah Iqbaal palsu tanpa ampun.

Iqbaal palsu kesakitan bahkan wajahnya sudah terluka parah karena cakaran dari pangeran kucing sebenarnya. Kemudian tubuhnya mengeluarkan cahaya dan menghilang begitu saja bersama angin berhembus kencang.

Iqbaal bisa bernapas lega karena Iqbaal palsu telah lenyap tapi yang menjadi masalah, ia tidak bisa berubah wujud. Apakah kali ini akan menjadi seekor kucing untuk selamanya? Padahal Iqbaal sudah mengetahui cara berubah ke wujud asli dan mengapa menjadi sulit atau jangan-jangan dirinya sudah lupa caranya?

Daripada terus berpikir bagaimana cara kembali berubah wujud. Ia bergegas pergi untuk menemukan Alwan dan (Namakamu) eh ralat, (Namakamu) lebih penting.

***

(Namakamu) berdiri lalu menepuk-nepuk bajunya yang terkena tanah. Mengedarkan pandangannya yang ternyata masih berada di kerajaan Gandara.

"Gimana sih cara keluar dari sini?" (Namakamu) menatap jalan tadi lalu menggeleng, "enggak gue gak boleh ke sana, kalau ketemu Iqbaal lagi kan makin gawat, gue harus cari jalan lain," tekadnya.

Iqbaal sedari tadi mengelilingi taman belakang istana tak juga menemukan keberadaan (Namakamu).

"Dia kemana ya?" bingung Iqbaal sambil menoleh kanan-kiri.

Seorang putri terjatuh tepat didepan Iqbaal yang masih menjadi kucing. Putri itu meringis memegangi kepalanya yang terkantuk sepatu lalu pandangan mereka bertemu.

"(Namakamu)!" ucap Iqbaal senang langsung mendekati (Namakamu) dengan mendusel kepalanya dibahu (Namakamu) yang masih terjatuh tengkurap.

"Ini kucing siapa sih?" (Namakamu) menjauhkan si kucing lalu berdiri dengan benar.

"Saya Iqbaal," jawabnya.

Tapi yang (Namakamu) dengar hanya suara 'miaw'.

"Awas cing gue mau kabur dari Iqbaal," kata (Namakamu) tak memperdulikan ucapan si kucing.

"Maksudnya?"

(Namakamu) berdecak ketika si kucing kembali mengeong, "jangan sok tahu gue mau pergi dari sini," ketusnya.

"(Namakamu), saya Iqbaal!" teriak Iqbaal tapi lagi-lagi tak didengar oleh (Namakamu) kemudian Iqbaal kembali mengejarnya.

*****

Vote dan komentarnya jangan lupa karena itu sumber semangat aku buat melanjutkan cerita ini 💕

See you next chapter 👋

Pangeran Kucing 2 [IDR]Where stories live. Discover now