chapter 8

97 21 0
                                    

Tak ada pembicaraan selama perjalanan kembali ke Seoul. Ah, lebih tepatnya setelah Loona mengunjungi sebuah kreamatorium gadis itu menjadi begitu murung.

Ya, setelah keluar dari area pegunungan dimana kediaman nenek dan kakek Park, Loona meminta Yoongi untuk mengantarnya ke sebuah kreamatorium. Awalnya Yoongi hanya mengiyakan tak berniat bertanya namun saat Yoongi hendak menemani Loona masuk ia tak mengijinkan dan berjanji tak akan lama. Tentu saja hal itu membuat Yoongi penasaran ditambah wajah muram Loona setelah keluar.

Yoongi bertanya siapa yang ia kunjungi? Awalnya Loona tetap diam sampai Yoongi menyimpulkan bahwa ia berkunjung ke makam sahabatnya namun Loona tersenyum pilu lalu gadis itu berkata dengan suara yang sangat pelan namun masih tertangkap indera pendengaran Yoongi.

"Sahabat yang berpura-pura menjadi sahabat"

Kalimat menggantung serta ekspresi sedih Loona membuat Yoongi ingin sekali bertanya namun lagi-lagi ia hanya bisa terdiam berharap gadis ini yang akan membuka ceritanya hingga mobil putih Yoongi terparkir di halaman rumah Yoongi, Loona tak pernah membuka suara. Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Yoongi membawa koper Loona masuk kedalam rumahnya sedangkan gadis itu tengah melihat sekeliling rumah yang akan ia tinggali bersama sang suami.

"Kau tinggal disini?" Tanya Loona yang berjalan ke arah jendela.

"Hmm" angguk Yoongi "Kamar kita dilantai 2 sebelah kanan. Kau naik saja duluan aku akan membawa kopermu keatas" ucap Yoongi tanpa melihat Loona.

Loona meremas boneka kelinci pemberian sang sahabat dalam dekapannya. Dua kata "kamar kita" bersibobrok dalam hati Loona. Otaknya mengatakan itu hal yang wajar karna mereka sudah menikah namun entah kenapa hatinya seperti menjerit kuat menolak untuk satu kamar bersama.

Sadar gadis itu tidak bergerak dari tempatnya Yoongi pun berhenti dan menatap sekilas Loona.

"Kenapa kau masih diam disana? Ayo, naik" ajak Yoongi menginjakkan kakinya yang anak tangga pertama

"Eumm, Yoongi" panggil Loona berhasil membuat langkah suaminya terhenti diatas anak tangga ke tiga.

Yoongi menatap Loona dalam. Apa yang gadis itu pikirkan? Ia terlihat aneh, pikir Yoongi.

Tak bertanya Yoongi berdiri menunggu Loona membuka suaranya sedangkan Loona bergerak gusar tak berani menatap Yoongi.

"Eumm, aku tahu kita sudah menikah tapi bolehkah untuk beberapa waktu ini aku tidur di kamar yang berbeda. Eumm, maksudku.. aku belum siap.. eumm, aku..."

"Kau butuh waktu?" Tanya Yoongi tepat sasaran.

"Kau butuh waktu?" Tanya Yoongi tepat sasaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loona mengangguk kencang "Hmm"

Yoongi menghela napas panjang seraya memasukkan tangannya kedalam saku jaket. Menatap gadis itu dengan tatapan tak terartikan bagi Loona. Loona menunduk ia sedikit takut dengan wajah suaminya saat ini. Namun ia memberanikan diri untuk kembali menatap Yoongi.

"Maafkan aku jika kau marah. Aku..." Ucap Loona terpotong.

"Naiklah keatas. Untuk sementara tidurlah dikamarku dulu. Aku akan tidur di ruang kerjaku. Karna kamar tamu belum dibersihkan" jelas Yoongi

Loona mengangguk lalu melangkah riang pergi meninggalkan Yoongi yang masih mematung.

Sepertinya cukup mudah menanggalkan beban gadis itu.

Setelah membawa koper Loona ke dalam kamarnya. Yoongi menyempatkan diri untuk memeriksa jendela kamarnya tertutup rapat karna cuaca diluar begitu dingin sedangkan Loona tengah sibuk membuka kopernya. Gadis itu sepertinya akan mandi.

"Ruang kerjaku di sebelah kamar ini. Jika kau butuh sesuatu panggil aku" ucap Yoongi diambang pintu.

"Ok" jawab Loona dengan senyum manisnya

"Tidurlah besok mari kita bicara" ucap Yoongi.

Tentu, tentu Yoongi harus berbicara tentang pernikahan mereka ini pada sang istri. Ya, bagaimanapun mereka sudah menikah dan tentu akan berbagi segala sesuatunya namun mendapati fakta Loona yang ingin tidur terpisah darinya membuat Yoongi berfikir gadis itu belum menemukan zona nyamannya. Walaupun ia belum mencintai istrinya namun paling tidak ia ingin memberikan kenyamanan untuk sang gadis dirumahnya.

Tanpa menunggu jawaban Loona, Yoongi langsung menutup pintu kamarnya dan bergegas menuju ruang kerjanya yang letaknya bersebelahan dengan kamarnya.

Ia melepaskan jaketnya dan melemparkannya ke sembarang tempat lalu merebahkan tubuhnya di sofa panjang. Matanya terpejam.

 Matanya terpejam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tidak tidur. Pikirannya membumbung tinggi kepada gadis yang sekarang menjadi istrinya.

Masih jelas teringat bagaimana wajah gadis itu ketika meminta tidur terpisah. Ya, Tentu saja ia tak ingin sekamar dengannya walaupun mereka sudah resmi menikah. gadis itu pasti terpaksa menikah dengannya karna permintaan sang nenek didetik-detik terakhir hidupnya. ia tahu Loona adalah gadis yang baik, walaupun ia terpaksa pasti ia melakukan hal itu demi neneknya.

Yoongi memijat ruang diantar alisnya sedikit frustasi dan kemudian memejamkan matanya berusaha terlelap.

~^°^~


14 Jan, 2021

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang