BAB 13

3.6K 767 132
                                    

Ashton Woo, kakak dari Jackson Woo memasuki ruang kerja adiknya yang terlihat lebih seperti arkade bermain daripada ruang direktur utama CWBS. "Jackson," kakaknya memutar kedua bola matanya menyadari kalau adiknya tengah bermain skateboard di dalam ruangan, tidak memedulikan beberapa vas mahal dari Dinasti Han milik ayah mereka Raphael Woo milyarder asal Hong Kong yang menjejaki bisnis properti hingga media di Korea Selatan. Ashton Woo chairman Woo Group terlihat sang kesal, "Jackson, vas Papa akan pecah kalau kamu main skateboard mengelilingi ruangan ini seperti itu."

Jackson Woo berhenti dan mengangkat papan skateboard-nya lalu ia menaruhnya di kursi, "Ashton, what a pleasure for you to join me here."

"Aku tidak suka basa-basi dan aku tidak suka dengan ruang kerjamu. Aku juga tidak suka dengan skateboard-mu. Bagaimana para staf CWBS menghormati kamu Jackson kalau kamu memperlihatkan sisi kekanakan kamu seperti ini? This is South Korea Jackson, you're delusional if you think people will respect you like this. They won't!"

Jackson memperbaiki rambutnya yang turun dan duduk berhadapan dengan kakaknya yang masih berdiri, "Aku tidak menginginkan posisi ini. Papa menginginkanku berada di posisi ini, ingat? Kenapa tidak kamu saja yang menggantikanku kalau begitu?"

Ashton menarik napasnya, "Jackson, suatu hari nanti tidak ada satupun orang yang akan menghormati kamu dan kamu akan membuat nama Woo Group tercemar karena sikapmu yang seperti ini. Sekarang saja kamu sudah terkenal sebagai playboy, kamu juga menghabiskan banyak sekali uang untuk hal-hal yang tidak penting—contohnya skateboard itu, dan kamu tidak melakukan pekerjaan kamu dengan baik sebagai direktur utama CWBS. Apa yang harus aku katakan pada board meeting berikutnya, Jackson?"

"Kalau Jackson Woo—anak bungsu Raphael Woo—tidak ingin menduduki posisi Direktur Utama CWBS. Aku buat mudah saja Ashton, aku tidak menginginkan posisi ini," jelas Jackson kepada Ashton kakaknya.

"Sayang sekali, kamu harus tetap berada di posisi ini Jackson. Papa menginginkan kamu berada di posisi ini untuk bersikap rendah hati dan belajar bisnis yang didirikannya dari nol."

"Rendah hati?"

Ashton memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan ia kembali berkata, "Dua bulan lalu kamu menabrakkan yacht Papa di tengah laut Yunani dan kami Woo Group harus bertanggung jawab lebih dari tujuh belas juta dolar untuk membayar kerusakan yacht lainnya yang tertabrak olehmu. Apa yang kamu katakan kepada Papa ketika kamu menabrakkan yacht pribadinya? Kamu mengatakan kalau kamu tidak melakukan kesalahan apapun dan kamu menyalahkan tiga yacht yang kamu tabrak dengan alasan mereka lebih 'murah' dan 'ketinggalan zaman'. You're unbelieavable Jackson."

"Thank you," kata Jackson Woo yang sama sekali tidak peduli.

"Kalau ibumu masih ada—"

"Kalau Mama masih ada, ia tidak akan membiarkan Papa melakukan hal ini kepadaku. Menyiksaku di dalam posisi yang sama sekali aku tidak inginkan. Mama juga tidak akan membiarkan Papa tidur dengan wanita jalang itu!"

"Enough, Jackson. Mrs. Cho adalah istri ketiga Papa dan selama ini ia hanya ingin yang terbaik untuk kita berdua. Bersikaplah dengan sopan. Aku kesini bukan untuk mengguruimu. Aku hanya ingin kamu bekerja dengan lebih baik dan dengan lebih efisien. Aku bisa memberitahumu—"

"No thanks. Aku tidak perlu bantuanmu. Turunkan aku saja dari jabatan ini."

Lalu Ashton tidak lagi merasa sabar dengan adiknya, sehingga ia berkata, "Aku akan memberikanmu ultimatum Jackson, kalau kamu tidak ingin mendengarkanku, tidak apa-apa, tapi aku akan mengatakannya sekali dan aku tidak akan menariknya—kalau kamu tidak melakukan pekerjaanmu dengan baik sebagai direktur utama perusahaan ini dan tidak berubah dalam waktu satu bulan, kamu akan kupastikan tidak akan pernah mendapatkan sepeserpun kekayaan Papa. Aku akan menarik semua akses keuanganmu Jackson kalau kamu tidak mau bekerja. You're not a kid anymore, be an adult for once, Jackson."

"Well, thank you for letting me know that I'm not a kid anymore—but I am never an adult either. Kamu selalu berpikir aku adalah anak ingusan yang kamu harus urus, Ashton. So, I'd rather not tried so hard meeting your expectation."

"Jackson—"

"Ashton, bagaimana kalau kita makan siang?" tanya Jackson berdiri. "Aku belum pernah mencoba kafetaria CWBS, aku dengar makanannya enak. Bagaimana kalau kita menunjukkan betapa rendah hati diri kita, Ashton?"

"Apa?"

"Aku sedang mencari seseorang," kata Jackson mendorong tubuh Ashton ke pintu agar kakaknya mengikutinya keluar menuju lift. "Haru Tanaka—asisten produser," gumamnya. "Aku harus mencarinya." 

On-Air | #Love No. 1حيث تعيش القصص. اكتشف الآن