two

1.8K 204 13
                                    


Kantin

"Ren Lo tunggu disini gw yang pesen."

Renjun hanya mengangguk sebagai jawaban.

Ya mereka ada dikantin kampus.

Renjun dan Haechan memilih tempat duduk yang lumayan strategis, dipojok sepi dan lumayan gelap.

Beberapa menit Renjun menunggu sambil main hp akhirnya Haechan datang dengan nampan berisi makanan favorit mereka. Donkatsu, dan cola.

"Makasih Echan~~" a....rasanya Haechan ingin mencekik Renjun sampai mati karena melakukan aegyo.

"Diem lo, jijik!!" Haechan duduk di depan Renjun setelah meletakan nampannya.

"Chan?"

"Hmm"

"Lo.....kenal Jaemin ya?" pertanyaan Renjun membuat Haechan menelan donkatsu ya utuh. Ya jelas dia kenal.

"Ya kenal lah junaedi!!! Dia satu sekolah sama gw dari jaman SHS!" gila. Satu kata untuk Renjun. Haechan sudah kenal lama dengan Renjun bahkan dari jaman masih jadi kecebong.-_-

/Ya engga lah njirr!!!_-

Iya Haechan sangat mengenal Renjun begitupun sebaliknya, meskipun kadang Renjun kurang peka. Dan tidak biasa nya dia bertanya tentang orang lain apalagi yang baru Renjun kenal.

"Kenapa nanya?" tanya Haechan memecah keheningan.

Renjun yang sibuk mengunyah makanan nya mendongak menatap Haechan yang tengah menatap nya juga. "Gak cuma nanya. Abis Lo kayak tau dia banget."

"Lo juga kenal dia kok cuma mungkin Lo lupa." Jawaban santai Haechan menjadi beban pikiran tambahan baginya dan dia benci itu.

"Maksudnya?" oke, Renjun seperti benar-benar bingung saat ini.

"Udah nanti juga tau. Cepet abisin katanya Lo langsung ada kelas jam 11 sekarang jam 10.45."

Renjun gelagapan dia buru-buru menghabiskan makanannya. Untung saja Haechan mengingatkan tentang kelasnya.

Dia melupakan sejenak ucapan Haechan tentang Jaemin yang menurut nya ambigu.
Ya jujur saja Renjun seperti familiar dengan nama Jaemin tapi kan yang namanya 'Jaemin' banyak apalagi yang marganya 'Jung'.

/Bener tuh gw aja kenal nya Na Jaemin

.

"Dia lupa  ya sama gw?" suara lelaki disebrang telpon itu terdengar sedih meski pelafalannya dingin.

"Iya, tapi dia nanyain Lo tadi."

"Hah!! Nanyain gw!!" Ya lelaki yang sedang menelpon Haechan adalah Jaemin.

"Gk usah teriak bego!!"
"Tapi ni ya wajar Renjun gk inget muka lo. Secara kalian deket cuma sampe kelas 1 JHS. Wajar kalo Renjun lupa Lo berubah banget!!"
Haechan menekan kata terakhir nya itu untuk mengingatkan bahwa lelaki itu berubah 180°.

"...."

Hening

Setelah keadaan hening tadi telpon dimatikan sepihak oleh oknum bernama Jung Jaemin.

"Ck, klo bukan temen gw udah gw bunuh dari dulu." gerutu Haechan

Jaemin side

Jaemin termenung mendengar perkataan Haechan ditelpon tadi. Haechan 100% benar akan ucapannya, dia berubah.

Jaemin juga berubah bukan karena keinginannya, tapi karena lingkungannya. Dia tidak suka disini, apalagi dipisahkan dengan orang yang paling dia sayangi.

Jaemin sadar dia berubah, ya meskipun hanya ketika diluar saja tapi ketika dirumah dia sedikit ceria apalagi ada ibunya.

Jaemin yang sekarang bukan Jaemin yang dulu.

/Jadi inget satu lagu:)

'ahh sudahlah mungkin dia akan ingat nanti' Jaemin menghela nafas kasar. Lihat lelaki itu sudah berubah. Dia putus asa? Ck, Jaemin yang dulu tidak pantang menyerah, terutama soal Renjun.

Bruk..

Seseorang menubruk punggung Jaemin. Jaemin hampir terjatuh karena dia tidak siap.

"Ahh...maaf" wanita itu mengucapkan maaf sebelum dia berjongkok untuk mengambil bukanya yang terjatuh.

Jaemin berbalik dan melihat kebawah meneliti siapa yang baru saja menabraknya?

Wanita itu berdiri dan pandangan mereka bertemu. Jaemin menatap mata rubah itu rindu.

"Lo!!" Jaemin terjelit kaget karena suara Renjun yang berteriak tepat didepannya. Sambil menunjuk wajah Jaemin.

Sekarang mereka berdua sudah menjadi tontonan oleh mahasiswa lainnya. Secara koridor itu sedang ramai dan lagi Renjun berteriak kepada Jaemin. Iyalah langsung jadi pusat perhatian orang Jaemin siswa populer, banyak fansnya lagi.

"Ishh..ck!" Jaemin berdecak sebal karena mereka jadi pusat perhatian, bukan itu sih sebenarnya. Dia kesal Renjun-nya ditatap oleh banyak orang. Nanti kalau banyak yang suka gimana?

Jaemin menarik tangan Renjun dan berjalan bagi Jaemin, bagi Renjun itu berlari karena langkah Jaemin sama lebar ditambah dia cepat. Sedangkan Renjun, kebalikannya_-

Jaemin melepaskan cengkraman nya pada tangan Renjun setelah mengunci pintu rooftop.

"Kenapa kita kesini?kenapa Lo narik gw?kenapa pint_" ucapan itu terhenti kala Jaemin memeluk Renjun dengan erat tentu saja dia kaget. Renjun? Dipeluk Jaemin?

'arrghh jantung gw kenapa sih?!!' batin Renjun mengerutu karena dia kaget, degdegan, malu, marah, jadi satu. Dan wajah Renjun merah.

Renjun memberontak sampai suara rendah Jaemin mengintruksinya tepat ditelinga.

"Shh....diem. Gw pengen gini bentar."

Renjun meremang dan seketika kaku.

Pelukan itu terlepas dan Renjun menghela nafas lega. Jaemin menatap wajah merah Renjun dan terkekeh. Renjun sangat menggemaskan.

"Lo gk inget gw ya." Renjun yang sedang menunduk, menetralkan jantung nya mendongak menatap mata elang Jaemin.

"Lo? Inget gw inget. Lo orang paling nyebelin yang pernah gw temuin!!" jawab Renjun terdengar ketus tapi sedikit bergetar.' Jantung gw belom normal njir!!!' batin Renjun mengerutu.

"Hufh..... Padahal dulu Lo sering meluk gw, mungkin karena lo sering mukul pala gw kalinya makanya gw gk bisa lupa sama Lo." Jaemin hendak meninggalkan Renjun yang membeku ditempat sebelum dia berhenti dan melanjutkan ucapannya-

"Apalagi tanda lahir di punggung tangan Lo." dan Jaemin menghilang dibalik pintu rooftop.

Renjun masih membeku sampai...

"Nana"

.

.

.

.
tbc....
Gk tau bikin apaan sumpah lagi gabut doang-_-.


Bestfriend to Boyfriend [Jaemren] GsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora